Chapter 9

237 41 10
                                    

Plak! Satu tamparan mendarat di pipi Plan dari tangan ibunya. Plan memegangi pipinya yang terasa perih. Ia sangat beruntung tamparan itu tak membuat jejak di wajahnya. Pasalnya, satu koran menampilkan gambar yang sangat besar dan berita hubungan mesra antara Plan Rathavit dengan Mean Phiravich. Dalam gambar nampak terlihat Mean dan Plan berciuman di mobil Mean di pinggir pantai.

"Kau ini  bintang internasional. Yang kau lakukan tidak hanya akan membahayakan reputasimu, tapi juga melanggar kontrak yang kau tandatangani. Aku sudah susah payah membangun ini untukmu dan kau seenaknya merusaknya! Dasar anak kurang ajar!" jerit Ploy di kamarnya.

Plan tak merespons. Ia  pergi ke kamarnya. Dengan tergesa, ia membuka hpnya dan melihat lagi beritanya. Ia membacanya dan kemudian menutup wajahnya.

"Sial!" nada Plan. Ia merutuki kecerobohan dirinya sendiri. Ia masih bergulat dengan kebingungannya saat Mean meneleponnya tentang berita itu.

"Mean, sebaiknya kita tak bertemu dulu. Aku, uhm, ... ibuku marah besar," sahut Plan dengan lemas.

"Aku tahu. Karena itu, aku harus bertemu dengan ibumu dan semuanya yang berkaitan dengan berita ini. Ada yang ingin kudiskusikan dengan mereka," ujar Mean lagi. Plan mengiyakan lalu mengakhiri pembicaraan di telepon.

Plan lalu memberitahu pelatih dan staf lainnya dan ibunya juga tahu sehingga ia juga ikut dalam pertemuannya dengan Mean. Mean tak sendirian. Ia bersama dengan keluarganya.

Ibu Plan menatap Mean kesal. Ia sebenarnya ingin mencak-mencak dan mengatakan sesuatu yang sudah ia simpan dalam pikirannya. Namun, pelatih Plan menghalanginya.

Mereka berbicara tentang solusi mengenai pemberitaan itu. Men dan Plan mengakui bahwa mereka memang menjalin hubungan sejak tiga tahun lalu dan mereka tak berniat untuk go public sampai kontrak Plan selesai. Namun, karena masalah ini, Mean menyarankan bahwa mereka harus berkata yang sebenarnya.

Ibu Plan langsung menentang. Ia berdiri dan menggebrak meja dan memarahi Mean sambil menunjuk-nunjuknya. Orang tua Mean saja sampai tercengang dibuatnya.

"Aku tak akan menikahkan Plan dengan siapapun. Ia milikku dan ia akan mewujudkan semua impianku. Gara-gara hamil dirinya, aku kehilangan karir dan semua impian yang kupunya. Ia harus bertanggung jawab. Aku memilihnya dan melepaskan karirku, maka ia harus melakukan apa yang kumau," teriak Ploy kepada Mean.

Semuanya tercengang dengan yang dikatakan Ploy. Jelas, ia seorang wanita egois yang menyalahkan ketidakmampuannya kepada anaknya. Semuanya menyadari bahwa ibu Plan tidak pernah menyayangi Plan sebab semua yang diberikan kepada Plan pada akhirnya adalah tentang dirinya dan kepuasan atas pencapaiannya.

"Kau tak akan mendapatkan Plan sampai kapanpun. Lebih baik dia mati daripada dia tidak memberikan yang aku sudah rancang untuknya," teriak Ploy lagi.

Plak! Satu tamparan melayang di pipi Ploy dari Plan. Ia menatap ibunya dengan sedih dan matanya berkaca-kaca.

"Mean tidak bersalah. Kau tak boleh memaki dan membentaknya. Aku mencintai dia, Mae. Selama ini aku sudah memberikan apa yang kau mau. Aku punya hak atas hidupku sendiri dan aku memilih bersama Mean. Mae tak bisa menghalangi aku," sahut Plan dengan nada tegas.

"Kami akan bilang yang sebenarnya kepada publik dan kami akan mengikuti prosedur yang disarankan oleh pelatih san yang lainnya. Aku akui aku bersalah karena aku ceroboh. Tapi, aku juga punya kehidupan. Aku ingin semua orang tahu Mean Phiravich adalah kekasihku. Mae tak akan menghalangi jalanku," sahut Plan lagi.

"Anak kurang ajar! Tidak tahu malu!" Bentak Ploy. Ia menarik rambut Plan dan menjambaknya kuat lalu mendorongnya ke tembok. Mean dengan cepat menahannya.

"Kau sudah gila!" Mean mendorong Ploy dan ia terjatuh. Mean bergegas menghampiri Plan yang sudah ditolong oleh ibu Mean dan mereka duduk di sofa.

"Baby, kau tidak apa-apa?" tanya Mean lembut. Plan menganggukkan kepalanya.

Satpam segera masuk dan membawa Ploy keluar dari ruangan. Mereka diam sejenak untuk menenangkan diri mereka lalu melanjutkan pembicaraan. Hasilnya, mereka alan berbicara tentang kebenarannya kepada publik dan Plan harus membayar denda karena melanggar kontrak.

Fans menyambut baik hubungan mereka. Kebanyakan mereka mendukung hubungan Mean dan Plan yang memang dianggap cocok. Musisi dan Ice Skating Figure, pasangan yang sangat menginspirasi.

Mereka menjalani hubungannya dengan tenang sekarang. Plan masih melanjutkan karirnya dan Mean tak mengganggunya. Keduanya saling mendukung. Ploy dijauhkan dari Plan dan akan dimasukkan ke penjara jika ia berani mendekati Plan.

Pada usia 29 tahun, Plan dan Mean memutuskan untuk menikah. Pernikahannya berlangsung tertutup dan tidak diliput oleh media. Mereka terlihat sangat bahagia. Mereka berencana untuk berbulan madu ke Ayutthaya, sayangnya itu tidak terealisasi sebab pada saat malam pertamanya, Plan ditemukan tewas bersimbah darah akibat tembakan tepat pada bagian dada.

Mean tak bisa menerima kenyataan itu, khususnya setelah enam bulan kemudian diketahui bahwa yang menembak istrinya itu adalah ibunya sendiri. Mean jatuh sakit dan semakin tenggelam dalam lamunan yang hanya diselimuti oleh kenangan Plan. Sekali lagi, ia harus menerima kenyataan pahit berpisah dengan istrinya. Ia tutup mata pada usia 31 tahun karena sakit. Sementara itu, Ploy ditangkap oleh polisi dan dihukum selama 20 tahun.

Kisah keduanya dikenang melalui buku dan film dan mereka selalu mendapat tempat yang istimewa di hati para penggemarnya.

Bersambung

THE JOURNEYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang