Ada yang kangen sama cerita gaje nan membosankan ini?
JIN - Gone
Davichi - Please Don't Cry
Paul Kim - Me After You
Ailee - I Will Go To You Like The First Snow
Akmu - How Can I Love The Heartbreak, You're The One I LoveAwalnya saya mau mutualan aja sama kalian, tapi ada yang ngasih saran buat grup aja. Yowes, saya buat gc di telegram.
Yang mau join, bisa dm ya buat masuk ke linknya 😊
Baekhyun menghela napas untuk yang kesekian kalinya, ia tak bisa tidur malam ini. Memikirkan apa yang dikatakan Changmin beberapa saat yang lalu. Matanya yang tadinya berusaha terpejam kini terbuka lebar, merah terlihat jelas di kedua bola matanya. Namun dibanding rasa kantuk yang mendera, banyak hal yang membuatnya betah untuk tetap membuka mata.
Pemuda mungil itu akhirnya beranjak dari ranjamg ternyamannya, kemudian berjalan gontai menuju balkon kamarnya. Menumpukan kedua sikunga di pagar pembatas, lalu berusaha untuk menikmati angin malam yang menusuk tubuhnya sampai ke tulang.
Senyum getir terlihat jelas di wajah lelahnya.
"Asal kau tahu, Changmin hyung. Jika aku boleh memilih pergi, maka aku sudah pergi sejak lama. Tapi aku tidak bisa, sampai Baekhyun benar-benar membaik." Ungkapnya dengan lirih.
Ia ingin menangis, meluapkan sesak yang bergumul di dadanya. Namun ia tak bisa, sudah lama ia tak menangis. Jadi susah untuk meneteskan air mata walau sesak semakin terasa.
Kepalanya mendongak, menatap taburan bintang yang menghiasi langit malam dengan indahnya.
"Ma, aku lelah." Bisiknya kepada angin malam. Berharap bahwa hembusan angin akan menyampaikan rindunya kepada sang Ibu yang nun jauh disana."Sshhhh...."
Baekhyun menundukkan kepalanya, rasa sakitnya kembali datang. Hingga sakitnya semakin terasa, tubuhnya ikut merosot ke bawah dengan kedua tangannya yang memegang kepalanya. Ia ingin mengambil obatnya, namun rasanya ia tak sanggup.
Kepalanya yang sakit, dadanya yang sesak dengan hidupnya yang seperti ini. Apakah tidak ada yang mau peduli padanya? Kenapa Changmin sejak dulu tak menerima keadaannya? Kenapa ia seperti orang lain? Kenapa?
Dirinya selalu bertanya, kenapa semua orang membedakannya? Ia sama dengan Baekhyun, mereka adalah satu. Tapi kenapa banyak orang yang tak mau menerima dia ada? Kenapa hanya Baekhyun yang dipandang? Kenapa hanya Baekhyun yang dipuja? Kenapa hanya Baekhyun yang diperhatikan?
Ingin sekali ia menuruti kemauan Changmin, pergi dari kehidupan mereka untuk selamanya. Namun permintaan seseorang yang memintanya untuk berada disini, membuat Baekhyun tak bisa berbuat apapun.
"Aku hanya sebentar, tidak akan lama." Bisiknya di sela keaskitannya dan sesaknya. Tersenyum getir dengan bibirnya yang bergetar, ia bahkan menarik rambutnya dengan kuat.
Sudikah kalian menerima Baekhyun untuk sementara waktu? Hanya sebentar, lalu setelahnya ia akan mengjilang dan tak akan pernah kembali lagi.
Berbeda dengan Baekhyun. Ditempat yang lain, tepatnya dirumah orang tuanya. Chanyeol tersenyum begitu tulus, menatap hamparan bintang yang mengelilingi bulan.
Setitik gambar Baekhyun dengan wajah datarnya, wajah kesalnya dan juga raut wajah cerianya. Tergambar jelas di hamparan langit malam, seperti tayangan slide. Wajah Baekhyun dalam khayalannya silih berganti, membuat senyum tulusnya yang selama ini sempat terkubur dalam seketika muncul kepermukaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEAR LOVE [CHANBAEK]✔
FanfictionBanyak orang berkata bahwa cinta itu datangnya dari mata lalu turun ke hati. Tapi tak banyak orang tahu, bahwa cinta itu hati yang merasa bukan mata yang melihat. warn! chanbaek area boyslove area! gay, bxb, yaoi, shounen ai homophobic please dont...