Part 41

2.7K 266 11
                                    




"Makan, Quin."

"Hah? Oh iya." Ucap Quinza yang kaget karena suruhan Renjun, sedari tadi ia memang bengong memikirkan sesuatu dan hanya memegang sendoknya tanpa memakan makanannya. Ia pun segera menyuapkan makanan dihadapannya ke dalam mulutnya.

Renjun kembali menatap Quinza yang masih terlihat raut sedih dalam wajahnya.


Flashback On

Sudah 10 menit Quinza menangis di kursi belakang mobil Jeno. Jaemin dan Jeno sedari tadi hanya berdiri di luar mobil, membiarkan Quinza menangis sendirian di dalam mobil. Tadi, Jaemin mengajak Quinza untuk ke mobil Jeno agar tidak jadi pusat perhatian dan bahan gosip jika ada orang melihat Quinza menangis.

"Renjun kemana ya?" Ucap Jeno setelah menghembuskan asap rokoknya.

"Mana gue tau. Disuruh ngikutin Quinza, malah ditinggal anjir." Balas Jaemin

Tiba-tiba Jaemin mendapat panggilan dari seseorang. Ia pun merogoh kantong celananya untuk mengambil handphonenya. "Siapa?" Tanya Jeno.

"Yang baru aja diomongi." Jawab Jaemin sambil menerima panggilannya.

"Woy, dimana?" Saut orang di sebrang.

"Parkiran. Lo kemana aja? Gue suruh ikutin Quinza juga tadi."

"Sorry. Ada sesuatu tadi jadi gue ga bisa ikutin Quinza. Gue lagi nyariin Quinza nih, jangan pulang duluan." Jawab Renjun.

"Udah sama gue. Lo kenapa gak ikutin Quinza bangsat?"

"Oh bagus lah. Nanti gue ceritain, gue ke perkiran dulu. Tunggu." Ucap Renjun lalu mematikan sambungannya.

Setelah sekian lama menunggu Renjun, akhirnya Renjun datang. "Lo kemana aja anjir?" Tanya Jeno melihat Renjun.

Renjun tidak mengidahkan pertanyaan Jeno. "Quinza?" Tanya Renjun menanyakan keberadaan Quinza kepada Jaemin. Jaemin pun menunjuk mobil dengan dagunya. Ia pun segera melihat ke arah mobil.

Renjun menarik tangan Jaemin agak menjauh dari mobil. "Gue kok gak diajak anjir?" Ucap Jeno kemudian mengikuti mereka.

"Keyla sudah tau semuanya."

"hah? tau apa?" Saut Jeno.

"Keyla tadi liat Haechan sama Quinza, terus ngikutin mereka dari belakang. Jadi gue ngikutin Keyla juga." Lanjut Renjun menjelaskan. Kemudian ia menghadap ke arah Jaemin. "Makanya gue ga bisa ngikutin Quinza tadi. Keyla lebih butuhin gue tadi."

Penjelasan Renjun membuat Jaemin merasa bingung saat ini. "Terus, Keyla gimana?" Tanya Jaemin. Jujur dia juga merasa kasian dengan Keyla yang turut dibohongi oleh Haechan. Setidaknya Keyla itu masih sahabat Jaemin.

"Ya gimana lagi? Nangis lah. Dia ngerasa bersalah karena balik kesini. Tapi gue udah bilang ini bukan salah dia. Terus tadi dia pulang bareng Hae—" Ucapan Renjun terhenti karena mendengar suara pintu mobil terbuka.

Jaemin dan Jeno pun juga berbalik ke arah mobil Jeno. Mereka melihat Quinza yang keluar dari mobil dan berjalan ke arah mereka. Jaemin pun segera mendatangi Quinza diikuti oleh Renjun dan Jeno.

"Quin? Sudah enakan?" Tanya Jaemin sambil memegang bahu Quinza.

Quinza pun mengangguk. "Makasih ya, Jaem. Gue pulang duluan ya."

"Pulang sama kita aja, Quin." Suruh Renjun.

"Iya, Quin. Enak lagi, gak keluar ongkos." Ucap Jeno sambil tersenyum dengan matanya.

"Ga usah, nanti ngerep—"

"Gak ada ngerepotin. Ayok, buruan." Kata Jaemin sambil menarik tangan Quinza kembali masuk ke dalam mobil

Flashback Off

"Heh! Sekarang lo yang bengong. " Ucap Jeno menyadarkan Renjun yang bengong.

Quinza pun melihat ke arah Renjun yang dari tadi bengong dengan menatap dirinya.

"Gak usah liatin gue pake tatapan kasian gitu kali, Njun." Lanjut Quinza sambil mengulum senyumannya.

"Gak ada yang kasian sama lo kok." Balas Renjun kemudian kembali melahap makanannya.

"Terus? Kenapa liatin gue?"

"Gak usah kepo, makan aja tuh makanan lo."

Jaemin dan Jeno yang mendengar jawaban Renjun pun tertawa. "Galak banget sih kakak Renjun?" Kata Jaemin sambil mencolek pipi Renjun.

Renjun pun langsung memukul kepala Jaemin. "Ga usah sentuh gue. Geli bangsat." 

"Ga usah dengarin Renjun, Quin. Dia tuh ngalihin aja, dia mah memang khawatir juga sama lo." Ucap Jeno yang langsung dipukul juga kepalanya oleh Renjun.

Quinza pun akhirnya tertawa melihat perdebatan mereka. Setidaknya ia sedikit melupakan Haechan.


~~~


Renjun, Jaemin, dan Jeno pun telah sampai di apartemen mereka setelah mengantar Quinza terlebih dahulu.

"Lo ngapain?" Perkataan pertama yang keluar dari mulut Renjun setelah melihat seseorang sudah duduk di ruang tv mereka.

Iya, Haechan saat ini sedang duduk di sofa ruang tv mereka, ditemani dengan botol-botol minuman berwarna hijau dan beberapa sudah dihabisi oleh oknum yang bernama Haechan.

Renjun dan Jeno pun segera mendekat ke Haechan yang sedang menatap tv dengan tatapan mata yang kosong. Renjun mengambil remot tv dan mematikan tv tersebut.

Haechan pun langsung menoleh ke arah Renjun. "Kenapa lo matiin?"

Renjun tidak membalas pertanyaan Haechan. "Gue udah bilang ya, lo semua boleh minum-minum sampe mabuk, teler, asal lagi senang, dan gue juga selalu bilang jangan lo lampiasin kesedihan sama amarah lo ke minuman."

Haechan pun tertawa  dengan perkataan Renjun, sayangnya di telinga mereka tawa Haechan tidak terdengar bahagia. "Siapa yang sedih sih, Njun? Harusnya kan gue senang. Ini kan yang gue mau dari kemaren. Quinza mutusin gue."

Setelah mengatakan itu, Haechan pun tiba-tiba mengeluarkan air matanya. "Tapi, kenapa gue ngerasa sakit." Ucap Haechan sambil memegang dadanya dan terus menangis.

Jaemin pun mendengus mendengar perkataan Haechan. "Lagak lo kek yang paling tersakiti. Sadar dong, berapa orang yang sudah lo sakitin hatinya." Ucap Jaemin kemudian berlalu menuju kamarnya.

Haechan pun menundukkan kepalanya mendengar perkataan Jaemin yang menusuknya.

Betul kata Jaemin. Dia siapa berani bertindak seolah yang disakiti? Bukannya dia yang menyakiti hati orang lain?

"Sudah ga usah dengarin Jaemin. Sekarang lo ke kamar lo aja, istirahat." Kata Renjun kemudian menyuruh Jeno untuk membopong Haechan menuju kamarnya. Setelah itu ia pun membereskan sampah-sampah Haechan dan kembali terpikirkan sesuatu.

Sebenarnya siapa yang salah disini.

Keyla yang pergi meninggalkan Haechan tanpa kabar?

Quinza yang menembak Haechan?

Haechan yang menerima Quinza?

Keyla yang balik ke Indonesia?

Atau Haechan yang salah karena tidak bisa jujur dengan perasaannya?

Renjun pun menggelengkan kepalanya. Amit-amit masalah cinta gue nanti seribet ini juga. Ucap Renjun dalam hati.


MAAF YA LAMA HUHU
AKU HABIS UJIAN NIHHH
JANGAN LUPA VOTE KOMEN YAWW

JANGAN LUPA STREAMING RESONANCE!!

Backstreet | Lee HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang