Ranu sendiri terpaku, menyimak kata demi kata yang disampaikan Kyai Misbah. Sementara kawan-kawannya banyak yang menyalami dan mengucapkan selamat. Tinggal Fauzi satu-satunya santri yang masih menaruh dendam padanya. Apalagi mendengar Ranu memiliki jurus wali, hatinya semakin terbakar panas dan iri. Selain itu, Fauzi menjadi benci kepada Kyai Misbah. Fauzi merasa yakin Kyainya berlaku tidak adil dan diam-diam teleh memberikan jurus pamungkas hanya pada Ranu. Sementara dirinya yang sudah bertahun-tahun mengabdi dan membawa nama besar pesantren tidak diberi jurus tersebut.
Belum lagi dendam Fauzi padam, sudah terdengar kabar dari para santri, kalau Ranu mempunyai ilmu laduni. Kabar itu tersiar santer karna belum sampai lima bulan berada di pesantren, ia sudah fasih berbahasa Arab dan membaca kitab kuning dengan lancar. Tanpa mendapatkan laduni hal tersebut sangat mustahil, sekalipun berotak supergenius. Keruan saja kabar itu semakin menambah kebencian Fauzi. Ia khawatir posisinya di pondok tergeser oleh Ranu.
Ranu membantah kawan-kawannya yang terlalu berlebihan. Ia fasih berbahasa Arab dan bisa membaca kitab kuning karena jernih payah mereka juga. Mereka dengan sabar dan telaten mengajarinya. Setiap kali ia bertanya, mereka dengan sabar menjawab sejelas-jelasnya.
"Kang, sampean mbok jangan berlebihan. Saya ini murid sampean. Tiap hari, bahkan tiap menit selalu bertanya. Sebenarnya sampean yang pandai mengajar. Keterangan sampean itu jelas dan mudah di pahami. Apalagi sampean menyampaikannya sambil bergurau. Saya berterima kasih, sekaligus minta maaf. Sampean menerima saya seperti adik kandung, walau pun terganggu sampean tidak pernah marah," bantah Ranu pada Nursalim, santri paliy sabar dan cerdas yang menjadi tempatnya bertanya bila ada kesulitan dalam belajarnya.
"Jangan terlalu merendah Dek. Sejak kamu datang di sini, aku sudah di ajak bicara Embah. Beliau menduga kamu pasti keturunan seorang Kyai besar. Sekalipuj kamu bersikeras mengelak, bukan cucu Kyai Imam Sakiman. Embah tahu, Dek Ranu. Pak Jailani itu anak sulung Kyai Imak Sakiman. Tetapi agar kamu tidak malu, Embah mengalah. Hanya kau ini cucu dari siapa, itu Mbah yang belum tahu," jelas Kang Nursalim buka kartu.
"Waduh mati aku Kang, kalau Mbah tahu semuanya. Berarti sebenarnya aku tidak dipercaya, Kang ?"
"Tidak. Embah justru bangga kamu tidak diperlakukan lebih. Kebohonganmu agar santri lain tidak curiga dan iri, kan ?"
"Semua kawan tahu hal itu, Kang ?," tanya Ranu agar berbisik.
"Jangan khawatir, Embah juga pesan agar hal ini menjadi rahasia. Karena itu, aku diperintah mengajarimu agar bisa mengejar ketertinggalan. Perintah itu aku terima ketika Dek Ranu gagal masuk Aliah. Waktu itu, Embah sering melihat kamu bersedih dan murunh. Malam dalam tidur kamu mengigau dan menangis," ucap Nursalim membuat Ranu merah padam.
"Aduh habis aku Kang, sampean tahu semua ini !"
"Kenapa malu ? Seharusnya aku yang malu, Dek. Disuruh mengajar, tetapi yang diajar justru lebih pandai dan berilmu laduni ?"
"Lagi-lagi itu. Kalau aku punya ilmu laduni, untuk apa siang malam sibuk menghafal. Kang Nur tahu sendiri aku hampir tidak pernah tidur "
"Sudah, jangan terlalu merendah, kalau engkau benar-benar mengakui aku ini Kakangmu!" desak Nursalim. "Dek, sebenarnya aku tahu kamu punya guru yang lebih hebat. Bukan aku atau Embah. Dia adalah Eyang Dewi Masruro," desak Nursalim semakin membuat Ranu malu.
"Dia itu murid dan abdi setia Kanjeng Sunan Bonang. Kemudian setelah mengelana di berbagai penjuru dunia, ka menetap disini seizin Embah. Ia juga sering membangunkan para santri dengan menyamar sebagai hantu. Itu pun tidak semua santri tahu karena Embah takut mereka nanti malah minta berkah padanya. Dek Ranu perlu tahu hal ini, tetapi ini hanya untuk kita saja. Rata-rata mereka yang mondok disini itu hanya mencari ilmu kekebalan dan ingin jadi orang hebat. Mereka ingin jadi paranormal dengan kedok kekyaiannya. Sebab paranormal dengan gelar Kyai itu tamunya lebih banyak dan lebih cepat kaya. Sekarang saja banyak orang yang mengaku Kyai, tetapi pekerjaannya menjual sabuk ajimat kekebalan, keselamatan, dan bisa menjadi macam-macam. Itu bisa mengakibatkan orang jadi sombong. Sementara orang tersebut kaya mendadak tanpa harus keluar keringat. Sebab satu rajah saja, entah berwujud sabuk, susuk, atau bentuk lainnya, bisa laku mahal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sabuk Kyai [SEGERA DI FILMKAN]
SpiritualAkibat slalu di tuduh KKN, untuk menepis bayang bayang kebesaran nama bapaknya dan membuktikan jati dirinya, Ranu sadewa lari dari rumahnya. Tujuannya hanya satu ! Yaitu ke pesantren. Sebuah tempat yang di kira aman dan nyaman untuk pelariannya just...