17. Punya Kehidupan Pribadi

299 90 5
                                    

[ 17. Punya Kehidupan Pribadi? ]

"Laporan dan evaluasi dari setiap divisi sudah diterima. Saya harap kalian tetap sehat karena masih banyak yang harus kita kejar. Sekarang sudah memasuki bulan oktober, itu tandanya bukan waktunya main-main lagi." Jaebum Altaksa memandang seisi gedung serba guna dengan senyuman tipis. Dia bisa melihat wajah-wajah lelah rekan kepanitiannya dengan begitu jelas. "Semangat semuanya. Gue yakin kita bisa laluin ini. Terima kasih buat kerja kerasnya sampai saat ini."

Terdengar suara riuh rendah tepuk tangan yang memenuhi seisi ruangan, lalu secara bertahap peserta rapat mulai meninggalkan forum yang telah selesai. Sementara itu, ketua divisi justru lebih memilih menghampiri Jaebum yang masih berada di tempatnya.

Seulgi mengerjap di bangku tempatnya duduk sejak forum dimulai. Dia melirik ke arah Jaebum, yang nampaknya sedang sibuk berdiskusi dengan para ketua divisi, lalu ganti melirik ke arah beberapa siswi yang masih tinggal di gedung serba guna juga.

Tinggal hanya untuk memandang ke arah Jaebum.

Gadis itu mengangguk paham ketika melihat siswi-siswi itu tidak melepaskan tatapan dari Jaebum. Tentu saja Jaebum yang sedang begitu serius adalah sebuah objek cuci mata yang menyenangkan dan enak dilihat. Seulgi tentu saja mengakui itu.

"Nggak pulang?" Lucas bertanya, menarik kursi lalu duduk di sebelah Seulgi dengan tenang. Seulgi juga bisa melihat jika Yuqi melakukan hal yang sama, menarik kursi lalu duduk dengan tenang.

Mereka udah pacaran? Cepet ya. Pasti mereka nggak kebanyakan denial. Gadis itu membatin, tetapi tetap saja menarik sudut bibirnya ke atas. "Masih nunggu dijemput."

"Princess lagi nunggu dijemput sama kereta kencana atau nunggu prince yang lagi sibuk ngurus acara?" canda Lucas yang langsung dihadiahi pukulan keras Seulgi di bahunya.

Yuqi terkekeh kecil. Gadis manis itu kini memandang Seulgi dengan sorot penuh keinginan tahuan dan mata berbinar. "Lo sama Kak Jaebum beneran pacaran?"

"Siapa yang bilang gue sama Kak Jaebum pacaran?" tanya Seulgi dengan alis terangkat.

"Eum ... dari tebakan anak OSIS?" Yuqi balas bertanya dengan senyuman lebar. Dia mengangguk-anggukan kepalanya kecil. "Ada anak OSIS yang lihat lo sama Kak Jaebum makan berdua. Terus akhirnya jadi pada nyimpulin kayak gitu."

"Kak Jaebum pernah bilang, nggak boleh membuat spekulasi freak cuman karena hal kecil seperti makan bareng," ujar Seulgi, yang langsung merasa lidahnya gatal karena menyebut Jaebum dengan sebutan 'kak'.

Gadis itu melirik ke arah ponselnya yang bergetar. Mengembuskan napas kecil ketika dia melihat pesan yang menyatakan bahwa supirnya sudah berada di gerbang depan. "Gue duluan ya. Udah dijemput sama kereta kencana." Seulgi memandang Lucas dan Yuqi bergantian, lalu dia memberikan seulas senyuman yang begitu manis. "Langgeng terus ya."

"Pempek?"

"Itu lenggang ya, Luke." Yuqi mengembuskan napas, memukul pelan punggung tangan pemuda yang kini terkekeh kecil, menertawakan jokes yang dia lontarkan sendiri.

"Recehan. Kasihan Yuqi pacaran sama cowok aneh kayak lo, Lucas." Seulgi bergegas melangkah cepat, tidak ingin mendapatkan amukan dari Lucas yang kini menatapnya tajam.

Tentu saja gadis itu tidak sadar, jika Jaebum sudah menatap ke arahnya sejak tadi. Terus saja menatapnya sampai punggung gadis itu menghilang di balik pintu.

"Kak Jaebum." Jeno memanggil, membuat pemuda itu kini kembali terfokus pada pembahasan yang sempat tertunda.





***



Taksa #JaegiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang