15. Penasaran Atau Punya Perasaan, Ya?

323 99 17
                                    

[ 15. Penasaran Atau Punya Perasaan, Ya? ]


"Halo? Gara-gara kamu ya Seulgi jadi kena pergaulan bebas?"

Jinyoung mengerjap dengan mulut terbuka, ketika mendengar ucapan ketus dari speaker ponsel Jaebum yang ada di tangannya. Netranya kini menatap tajam ke arah Jaebum, yang jelas tidak kalah terkejut ketika mendengar hal itu.

"H-hah?" Jisoo melirik ke arah Jaebum, lalu ganti melirik ke arah Mark dan Jinyoung yang sama-sama membatu.

Mereka tidak salah dengar, 'kan? Pergaulan bebas apa ini?

"Bum, lo sama Seulgi ... pergaulan bebas?" tanya Jisoo yang jelas mewakilkan pertanyaan dari Mark dan Jinyoung.

"Aduh bentar, otak gue jadi travelling jauh banget. Ini gue nggak liburan sendiri, kan?"

Jokes yang dilontarkan Jinyoung tentu saja dilakukan di waktu yang tidak tepat, karena tidak ada seorang pun yang tertawa.

"Pergaulan bebas? Beneran?" Mark menggelengkan kepala dengan mata melebar. "Lo ngapain, sih?"

"Heh, matamu pergaulan bebas!" tukas Jaebum, menyambar ponsel miliknya sendiri dengan cepat. Kemudian berkata, "Halo? Apa maksudnya pergaulan bebas?" Pada sosok dalam sambungan telepon.

Tidak lama kemudian, mereka bisa mendengar suara nyaring Seulgi yang meminta ponselnya dikembalikan.

"Rasi, balikin hape aku sekarang juga astaga." Suara Seulgi benar-benar terdengar panik. "Dia cuman seniorku untuk proker sekolah. Jangan aneh-aneh deh."

Wait, what?

Ada dua hal yang membuat alis Jaebum terangkat sebal. Yang pertama adalah ketika Seulgi mengucapkan nama 'Rasi', karena artinya Seulgi sedang bersama pemuda itu. Yang kedua adalah ketika Seulgi mengucapkan 'cuman seniorku' yang jelas merujuk padanya.

Cuman senior katanya. Loh, Seulgi tidak sepenuhnya salah. Memangnya, Jaebum siapa? Dia memang 'cuman senior' saja bukan?

Jaebum, Mark, Jinyoung, dan Jisoo dapat mendengar suara keributan dan tidak lama kemudian, terdengar suara langkah kaki cepat yang menjauh.

"Halo??" Suara Seulgi kini terdengar begitu berat di sambungan. Seakan, dia baru saja berlari begitu jauh. "Aduh, gue minta maaf buat kata-kata tadi. Eum ... lo kenapa telepon?"

Jinyoung menyikut pemuda itu, meminta Jaebum yang masih mematung menjawab.

"Siapa?" tanya Jaebum tanpa nada. Dia berniat menjauh dari lokasi, ketika Jisoo justru menahan tangannya agar pemuda itu tetap di sana. Jisoo yang penasaran tentu saja tidak bisa diganggu keputusannya

"Hah? Siapa apanya?"

"Yang tadi telepon siapa? Pacar lo?" Jaebum mengulang pertanyaan. Dia sudah siap mendapat cibiran dan godaan dari teman-temannya. Tetapi, dia akan memikirkan itu lain kali.

"Oh, itu Rasi."

Iya, Rasi itu siapa? Emang menurut lo, semua orang kenal si Rasi? Jaebum memutar bola mata sebal. Sungguh, kenapa Seulgi begitu tidak jelas hari ini? Sebentar ... ini yang tidak jelas itu Seulgi atau justru dirinya?

Jisoo melirik ke arah Mark dan Jinyoung. Dari mata dan senyum lebarnya, dia seolah berkata, "Oh, Seulgi lagi sama Rasi." Hingga Mark dan Jinyoung menganggukan kepala paham.


"Oh, Rasi." Jaebum berkata datar.

"Loh, emang lo tau Rasi siapa?" tanya Seulgi dengan nada kebingungan di ujung sana.

Taksa #JaegiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang