19. Memastikan Lo Baik-Baik Aja

310 94 8
                                    

[ 19. Memastikan Lo Baik-Baik aja ]


Seulgi: Gue juga suka sama lo tau. Tapi selama lo nggak bahas tinggi badan🤣🤣

Emoticon tertawa. Jadi, sebenarnya Seulgi serius atau main-main, ya?

Apa dia harus meralat isi pesan yang baru saja dia kirim kan? Atau justru menganggap pesan itu tidak pernah ada sebelumnya? Jaebum jadi tidak tahu harus menjawab apa lagi setelahnya, karena itu dia memilih berpikir dalam diam.

Mau berbohong juga rasanya sudah terlanjur bukan? Mungkin benar ucapan teman-temannya. Jaebum terlalu sering denial, sampai dia tidak sadar jika Seulgi memang lebih sering muncul dalam kepalanya jika dibandingkan sebelumnya.

Padahal, intensitas kedekatan keduanya tidak terlalu banyak. Dirinya dan Seulgi juga sepertinya tidak pernah terlibat hal-hal manis. Jaebum jadi merasa aneh sendiri.

Walau begitu, setelah menimbang satu dan seterusnya, dia akhirnya mengirimkan pesan untuk gadis itu.

Jaebum: Gi?

Tidak ada balasan. Jangan bilang jika Seulgi tertidur ketika menunggunya membalas? Apa Jaebum sekarang kehilangan kesempatannya bagus lagi?

Astaga. Jaebum bisa gila.




***

"Aku tunggu di rumah, ternyata kamu malah enak-enakan tidur di sini." Suara Rasi terdengar begitu nyaring, ketika dia melangkah memasuki ruang rawat Seulgi.

Hari masih sangat pagi dan sepertinya, Seulgi harus siap mendengar ceramah Rasi yang tentu saja akan sangat membosankan. Jika boleh jujur, sifat Ananda yang selalu mudah mengomel itu memang diturunkan langsung kepada Rasi. Walau begitu, Seulgi boleh bersyukur bukan?

Mood gadis itu cukup baik hari ini. Tentu saja semua karena pesan yang Jaebum kirimkan padanya semalam. Sialnya, sebelum Seulgi sempat menjawab dengan lebih jelas, ada perawat yang memasuki ruang kamarnya untuk memeriksa apakah Seulgi tertidur atau tidak.

Seulgi yang awalnya hanya berpura-pura tertidur untuk mengecoh perawat, justru menjadi tertidur sungguhan sampai pagi. Klise.

"Ngapain ke sini? Nggak bosen datang ke rumah sakit terus?" tanya Seulgi, membuka setiap lembar berkas yang tengah berada di tangannya dengan serius. "Kamu boleh ada di sini, tapi jangan ribut. Aku masih banyak kerjaan."

"Kerjaan apa? Orang sakit itu istirahat." Rasi memutar bola matanya sebal. Dia melangkah lebih dekat ke arah Seulgi, kemudian membaca beberapa berkas yang berserakan di atas ranjang. "Berkas pengajuan sponsorship? Kamu butuh sponsorship buat apa?"

"Jangan banyak nanya ah," jawab Seulgi, mendorong dahi Rasi agar pemuda itu sedikit menjauh darinya. "Kamu ke sini sendiri? Kakak mana? Ada yang mau aku tanyain soal sponsorship."

"Di cafetaria rumah sakit. Nonton film hantu dulu yuk, Gi?"

"Aku lagi banyak kerjaan, Rasi. Pusing banget tau ngurusin acara kayak gini."

"Terus, kenapa kamu mau? Padahal, pusing banget, kan?" tanya Rasi, menarik kursi kemudian duduk di ranjang sebelah gadis itu. Menatap ke arah infus yang terpasang di punggung tangan Seulgi dengan ngilu.

"Tanya kakak kamu sana," balas Seulgi sebal, melirik pintu yang terbuka dan menampilkan sosok pria jangkung dengan plastik bening berisi makanan di tangannya.





***



Saat ini, jam yang berada di layar ponsel Jaebum tepat menunjukan pukul 15.41. Pemuda itu mengembuskan napas berat, melangkah perlahan menuju gerbang tinggi di hadapannya dengan ragu.

Taksa #JaegiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang