PROLOG

93 14 0
                                    

____________________________________________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

____________________________________________________________


•• Kehilangan seseorang yang kita sayang memanglah berat untuk mengikhlaskan kepergiannya ••

—Two Tough Choices—

___________________________________________________________

|KALAU ADA TYPO MAAFKAN YA :)

Dibawah langit yang mendung di iringi dengan suara bergemuruh dari langit yang menandakan bahwa hujan sebentar lagi turun.

Namun gadis itu masih berjongkok di samping gundukan tanah sembari menangis tanpa ada niatan untuk meninggalkan tempat itu.

Mama dan papa nya sudah berulang kali membujuk gadis itu untuk pulang karena hujan sebentar lagi akan turun namun ia hiraukan.

"Nenek kenapa nenek pergi ninggalin Alin." ucap Alin yang masih saja menagis.

"Kan nenek udah janji bakal ikut Alin ke Jakarta buat berobat biar nenek sembuh."

"Terus nanti kita tinggal bareng deh di rumah Alin yang di Jakarta."

"Nanti Alin ajakin nenek jalan jalan keliling Jakarta."

"Tapi kenapa nek kenapa nenek malah pergi tinggalin Alin."

Arista berjongkok dan memegang bahu putrinya itu dan perlahan mengajaknya untuk beranjak berdiri.

"Udah ya sayang sekarang kan nenek udah nggak ngerasain kesakitan lagi nenek udah bahagia disana." ucap Arista lembut sambil menghapus air mata Alin.

"Alin jangan nangis terus nanti nenek sedih liat Alin nangis terus." ucap Arkan sambil mengelus pundak putrinya itu.

"Udah ya kita pulag kamu tenangin dulu hati kamu." ajak Arista.

***

Gemerlap bintang-bintang yang bertebaran menghiasi gelapnya langit malam. Sinar bulan yang menerangi gelapnya susasana malam.

Alina masih saja duduk disofa ruang tamu dan memegangi foto neneknya.

Arista yang melihat sikap putrinya itu merasa kasihan ia juga tau rasanya kehilangan.

Ia sebenarnya juga merasa sangat kehilangan namun bagaimana lagi ini sudah takdir Tuhan tidak ada yang tau yang harus dilakukan hanyalah ikhlas itu saja. Perlahan arista mendekati putrinya.

"Alin kamu jangan sedih terus dong mama juga ikut sedih lihatnya."

"Iyaa ma Alin udah nggak sedih lagi Alin harus ikhlas nerimanya."

"Nah sekarang Alin tidur ya udah malam besok kan kita bakal pindah ke Jakarta."

"Iyaa ma Alin pergi ke kamar dulu ya ma."

Two Though Choices ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang