Aku mencoba tetap sadar saat tau bahwa aku dipinta untuk menjadi seorang manager dari sebuah klub bola voli disekolah ku.
Yang benar saja, menjadi manager pasti melelahkan. Aku tidak mau.
"Maaf, kau cari saja yang lain. Aku tidak bisa."
Namaku (Full Name). Motto hidupku adalah 'jika orang lain bisa, kenapa harus aku?'
Ya ya ya, ledek saja aku. Tapi aku benar kan? Aku tidak akan melakukan hal yg tidak ku sukai. Tapi jika aku sudah menyukai nya, aku akan serius melakukan nya.
"Tunggu (Name)-san, apa alasan mu menolak menjadi manager? Ah, lagipula (Name)-san belum memiliki klub kan?"
"Permintaan mu sangat tiba-tiba Inouka-san," kataku sambil menatap mata teman sekelas ku ini.
"Aku tidak berpengalaman dalam voli. Lalu ... aku memang sengaja tidak masuk kedalam klub manapun."
Inouka tak menjawab perkataan ku. Dia hanya menatap ku sambil tersenyum sangat lebar.
Ah, aku jadi merasa bersalah.
"Hmm, begitu ya. Baiklah! Tapi, jika (Name)-san berubah pikiran, bilang padaku ya!"
Aku mengangguk sebagai jawaban.
"Jaa ne, (Name)-san," inouka lalu berlari sambil terus melambaikan tangan nya. Lagi-lagi aku hanya membalas dengan anggukan.
Hah ... Aku ingin segera pulang lalu tidur di kasur kesayangan ku. Baru saja hendak mengambil sepatu didalam loker, aku dikagetkan lagi dengan suara sensei yang memanggil ku.
"(Name)-san, tunggu sebentar."
"Sensei? Ada apa?" Aku menutup kembali loker ku karena sepertinya sensei ingin bicara hal yang serius. Padahal aku ingin cepat-cepat berada dirumah.
"Aku ingin membicarakan tentang klub. Apa kau masih belum bisa memilih klub mana yang kau inginkan? Aku sudah beri waktu untuk memilih. Apa tiga bulan belum cukup? Apa kau hanya mengulur-ngulur waktu? Sebenernya apa yg kau pikirkan? Cepat katakan padaku (Name)-san. Jangan mengelak lagi!"
"Tu-tunggu dulu Sensei. Pelan-pelan."
Kulihat wajah sensei mulai menggelap. Sungguh, aku takut. Aku sudah berkali-kali berurusan dengan sensei, tapi baru kali ini aku melihat sensei semarah ini.
Aku hanya tidak ingin mengikuti klub manapun. Karna itu sangat melelahkan.
"Begini Aoki Sensei, sebenarnya aku–"
"(Name)-san. Kalau kau belum bisa memilih, terpaksa aku yang pilihkan. Jadi bagaimana?"
"Eh?!"
Kenapa jadi begini?! Padahal aku sudah berhasil mengelak selama tiga bulan!
"Tu-tunggu sensei. Sudah ada klub yang akan ku masuki. Jadi sensei tidak perlu repot-repot seperti itu."
"Benar begitu (Name)-san?" Aku mengangguk sambil tersenyum sebisa ku agar sensei tidak curiga. Ahh, kenapa ini terjadi padaku.
Sensei menghela napas lalu menatap ku "Bagus lah, jika kau sudah punya klub. Jaa, klub apa itu?"
SKAKMAT!
Aku harus jawab apa lagi?! Apa aku boleh berbohong? Bagaimana ji– ahh!
"Hmm, begitu ya. Baiklah! Tapi, jika (Name)-san berubah pikiran, bilang padaku ya!"
VOLI!
Tiba-tiba saja aku teringat ajakan Inouka tadi.
"Voli! Aku ditawari menjadi manager klub voli!" teriak ku sambil menatap ke arah sensei.
Sensei tampak kaget saat aku mengatakan voli. Oh, atau mungkin kaget karena aku berteriak?
"Begitu ya? Syukurlah," sensei tersenyum sambil mengusap kepalaku. Aku hanya diam memperhatikan wajah sensei yang masih saja tersenyum.
Tunggu.
Kukira Sensei hanya bisa mengomel dan mengamuk. Tapi ... Bukan nya ini aneh?! Aku merasa ada yang tidak beres.
"Nah, kalau begitu, besok tunjukan padaku formulirnya sebagai tanda bukti ya! Jaa mata ne, (Name)-san. Hati-hati dijalan."
Hm?
Eh?
"EEEHH?!"
Tbc
anoo~
hay? ini kiririnn, salam kenal!
makasih udah mampir untuk bacaಥ‿ಥ
karna ini story pertama ku, aku minta maaf kalo banyak kesalahan༎ຶ‿༎ຶ
aku sendiri masih belajar, jadi kalo kalian punya saran dan kritik agar cerita ini lebih baik, oshiete kudasai!!jaa ne, minna...
KAMU SEDANG MEMBACA
ATTACK ON NEKO [NekomaxReader]
Teen FictionNamaku (Full Name) Motto hidupku adalah 'jika orang lain bisa, kenapa harus aku?' Aku ingin menjalani masa SMA ku dengan damai dan tentram tanpa mengikuti sebuah klub. karena klub itu sangat melelahkan. percaya padaku. Setelah seharian belajar, lal...