“masuklah, aku akan menghampirimu lagi waktu istirahat nanti,”
jisung mengacak-acak rambut chaeyeon yang berdiri di depannya dengan gemas namun dibalas tatapan tajam oleh empunya.
“meskipun aku tidak susah mengatur rambutku, tapi aku tetap tidak senang karena kau menghancurkan rambutku, han jisung,” ujar chaeyeon datar.
chaeyeon memukul lengan jisung pelan dan jisung terkekeh geli. simpel sekali, namun berhasil menarik perhatian beberapa orang disekitar mereka.
“ya ampun, kau marah? oke-oke, maaf,” sahut jisung sambil merapikan kembali rambut chaeyeon yang berantakan karena dirinya itu.
“wah.. apa ini? apa aku ketinggalan banyak berita? atau memang tidak ada yang tau? kalian, kalian sedang apa? hey. ini kejadian yang langka.. jisung, kau?”
hyunjin yang entah sejak kapan sudah berdiri di sebelah jisung dan chaeyeon itu menatap mereka dengan tatapan yang bingung dan tidak percaya.
“kau berlebihan, hwang hyunjin.”
“astaga, lee chaeyeon. aku tidak berlebihan, pemandangan, kejadian, dan juga perlakuan ini sungguh langka dimataku. jangan-jangan kalian berpacaran?!”
hyunjin menutup mulutnya yang terbuka lebar dengan kedua telapak tangannya. ya, hyunjin tetaplah seorang hwang hyunjin yang dramatis.
“hyunjin, kau berisik sekali! memangnya ada apaㅡastaga!”
sepertinya bukan hanya hyunjin saja yang dramatis. terbukti dari yeji yang baru saja keluar dari dalam kelas ikut menutup mulutnya tidak percaya melihat tangan jisung merangkul bahu chaeyeon.
mari kita makhlum kan saja karena mereka berdua adalah saudara.
“sepertinya kami butuh penjelasan..” ujar hyunjin menyilangkan kedua tangannya lalu menatap jisung dan juga chaeyeon dengan tatapan menelisik.
“ah, itu..”
×·×·×
flashback ; kelanjutan
dari chapter sebelumnya.“baiklah kalau begitu, ayo jawab. aku menunggumu,”
“k-kau bercanda? bukan-bukan, k..kau serius?”
“aku serius dan aku tidak bercanda chaeyeon. aku menyukaimu dan ini adalah pernyataan yang pasti dariku. kau mau menjadi kekasihku tidak, lee chaeyeon?”
“a-anu.. aku, tidak, eh, iya.”
“uh, chaeyeon? jadi yang benar jawabanmu iya, atau tidak?”
chaeyeon ingin sekali menggigit bantal sangking gugupnya, sedangkan jisung di sebelah sana malah hanya menyandarkan dirinya di kursi dan duduk dengan santai.
“iya! iya, aku mau..” ujar chaeyeon akhirnya.
“kau serius 'kan? tidak bohong 'kan? tidak bercanda 'kan? yesss. terima kasih, lee chaeyeon!!! aku kerumahmu sekarang!”
“SEBENTAR!”
jisung yang di sebelah sana tersentak karena teriakan chaeyeon.
“kenapa?”
“memangnya kau tau rumahku dimana?”
“t-tidak...”
“lalu kenapa kau sibuk sekali! dasar han jisung bodoh!”
“yaampun chaeyeon.. kalau kau adalah hyunjin mungkin kau sudah ku jitak. tapi karena aku menyayangimu jadi aku akan membiarkanmu mengataiku bodoh.”
“dasar bucin..” gumam chaeyeon tanpa sadar.
“apaaaa?”
“tidak ada. rumahku hanya berjarak tiga rumah dari halte bus yang biasanya, cari saja yang pagarnya berwarna cream. jangan sampai salah rumah!”
“baiklah, aku akan segera ke sana! tunggu aku, lee chaeyeon!”
setelah mematikan sambungan telepon mereka, jisung bergegas memakai hoodie nya lalu dengan senyum cerahnya keluar dari rumah.
sedangkan chaeyeon, perempuan itu hanya menatap layar handphonenya sambil terus tersenyum karena tidak bisa menahan perasaan senangnya.
sepertinya definisi kebahagiaan bagi chaeyeon, maupun jisung itu mudah dan simpel saja.
yaitu hanya dengan mereka memiliki satu sama lain saja sudah lebih dari cukup.
×·×·×
O1 january 2O21,
alone officially ended.×·×·×
ah, colour scheme nya gagal
huhu :( oke, mari abaikan itu.jadi, finally alone tamat-!!!
huwaaaa seneng banget huhu..
tuhkan huhu mulu, heran.terima kasih banyakkk untuk
kalian yang sudah mau mampir
untuk baca cerita ini apalagi buat
yang udah absen aka engga jadi
invisible readers aka siders.ymaaf kalau endingnya rada
aneh dan juga cringe, soalnya ya...
emang yang namanya dea ini gak
pinter bikin ending :')hehe sekian dari dea jodoh kak
hyunjin avv bubayyy ♡♡♡ ~ah iya, anw HAPPY NEW YEAR!
KAMU SEDANG MEMBACA
alone » chaeyeon ft. han ✓
Fanfictionlee chaeyeon always felt alone before she met han jisung. ©2020, hellavender