Raka mengambil tas dimejanya, setelah itu dia menyalakan mesin motor dan melaju dengan kecepatan tinggi ditengah hujan ke arah sekolah, benar saja di halte terlihat gadis sedang duduk menunduk sendirian.
****
Fira menegakkan kepalanya ketika melihat sepatu hitam bertali didepannya, ada tetesan air jatuh disisi kanan dan kiri sepatu yang berasal dari tubuhnya yang basah.
"Raka!" Ucap Fira terkejut."Lo disini?Stella udah pulang? seragam lo basah, kehujanan?" Tanya Fira beruntun.
"lo bohong? beraninya lo ya!"
"Gue cuma pengin lo sama Stella deket doang kok,"
Suara petir yang bergemuruh keras membuat Fira refleks menutup telinganya dan memeluk Raka yang sedang marah. Ia seolah terbawa suasana dan tak menyadari akan sikapnya itu.
Fira mundur dari tubuh Raka."Maaf, gue kaget jadi ngga sengaja... sini duduk dulu, masih deras banget gue ngga mau lo sakit karena gue, nih jaket gue pake! jaket lo yang basah lepas aja."
Fira memberikan jaket miliknya pada Raka, jaketnya terlihat sangat kecil ditubuh Raka namun bisa menghangatkannya dari kedinginan. Fira duduk dan mendengarkan amarah Raka yang kembali memuncak.
"Lo ngga bisa ngorbanin orang lain buat kebahagiaan orang lain juga, belum tentu dia terima dan bahagia kan? kalo lo jujur pasti gue juga mau nganterin Stella! Ya udah gue anter lo pulang, udah reda, jaket lo nih!
Diperjalanan pulang, Raka melihat spion Fira sedang menangis, ada air mata yang jatuh tapi tak ada suara tangisan terdengar, rasanya ada sesuatu yang mengganjal dihati Fira. Hal ini membuat emosi Raka bergejolak, matanya merah dan berkaca. kakinya menancapkan gas dan motor itu melaju kencang melawan udara.
"Ati ati dong, lo tuh bawa nyawa orang," pinta Fira yang tak digubris Raka.
Sampai didepan rumah Fira turun dari motor, namun belum sempat mengucapkan terimakasih Raka sudah pergi. Fira sadar akan kesalahannya yang membuat Raka marah.
****
"Cie cie cie... yang kemaren dianterin Raka," sindir Tara.
"Siapa si?" Tanya kiki
"Ada lah pokoknya kok Raka mau ya nganterin dia, terus temen gue ditinggal... "ucap Tara menoleh pada Fira.
Fira menghela nafas dan bersikap cuek terhadap perkataan Tara, ia berusaha tenang karena hari ini latihan ujian/try out, jangan sampai hafalan Fira hilang. Selesai try out, semua siswa diperbolehkan pulang. kabar yang tentunya sangat menggembirakan bagi semua siswa kelas XII SMA Nusa Bangsa. Semua siswa bergegas menggendong tasnya lalu pulang. Fira yang berdiri menjadi panik ternyata kursinya ikut terangkat, menempel pada pantatnya. Fira refleks duduk kembali.
Gita mengajak pulang Fira."Ayo pulang Fir, keluar bareng udah kangen kasur gue."
"Emm, bentar deh gue mau ke perpus dulu lo duluan aja,"
"Serius ngga barengan?"
"Iya, ati-ati ya Git,"
Fira kini sendirian, Gita sudah tak terlihat di kelas, Begitupun semua siswa sudah pulang termasuk Raka bersama gengnya. Sekarang Fira harus mencari cara untuk melepaskan pantatnya dari kursi itu.
Tidak mungkin Fira membawa kursi ke rumah.Fira menahan kursi dengan kedua tangannya dan mencoba berdiri.
"Aduh, kok bisa nempel kursinya pasti ada yang ngerjain, pake lem apa sih kok nempel banget pulangnya gimana kalo gini, gue harus bisa."
"Kalo marah terus kapan lepasnya? ngga akan bisa nglakuin itu sendirian Fir, kita itu makhluk sosial kita pasti saling membutuhkan. Gue bantuin? Lo nanti coba berdiri, gue tahan kursi sekuat tenaga ok," Ucap Alfan yang datang tiba-tiba.
Usaha mereka berdua akhirnya berhasil.
"Makasih, roknya robek dikit untung bawa cardigan, kok belum pulang Fan." Fira mengikat cardigan dipinggangnya.
"Sama-sama, kebetulan tadi hpnya ketinggalan di laci jadi balik lagi, dan well bisa bantu lo, keluar bareng yuk sambil ngobrol soal tryout," ajak Alfan.
Fira yang asik mengobrol di depan gerbang sekolah ternyata dilihat Raka bersama gengnya saat motor mereka melewatinya.
Fira pulang terlambat karena kemacetan lalu lintas yang terjadi dilampu merah dekat sekolahnya. Didepan gerbang rumahnya Fira melihat Raka sedang duduk dimotor ninjanya yang berwarna hijau, dia memakai kaos abu-abu dan memakai celana seragam sekolah.
"Raka..." Sapa Fira.
"Lo baru balik? Perasaan udah harusnya nyampe yah sejam lalu, abis pacaran sama Alfan?ciyah," Ucap Raka dengan tawa yang mengejek.
"Sok tau lo, macet tadi..." Bela Fira.
"Ooh macet sama Alfan,"
Tuduh Raka pada Fira."Serah lo! nyebelin banget sih, minggir! gue mau masuk," Ucap Fira yang sangat kesal.
"Ngga sopan banget ada temennya malah pergi,"
Fira berbalik badan dan menyilang kedua tangannya dihadapan Raka.
"Lo bukan temen gue! mau ngapain sih kesini tujuannya apa?,"
"Ngga sengaja lewat sini, mau balik,"
"Lewat sini? rumah lo kan di Jalan Pahlawan, daerah Tanjung jauh banget dari sini dan bukan lewat sini? Lo mau bohongin gue, mana bisa!gue ini pinter..."
"Kemaren lo juga bohongin gue, soal kemaren gue minta maaf ya," Ucap Raka dengan nada yang pelan dan cepat.
"Hah," Fira berpura tak mendengar.
"Udahlah ngga penting, gue kesini itu mau pinjem catatan jadwal tryout besok,"
"Kan bisa lewat wa apa telfon, niat banget kesini buat gitu doang, bukan lo banget,"
"Suka-suka gue lah, lagian kalo gue wa atau telfon emang lo bakal jawab," kata Raka mendekat dan berbisik ditelinga Fira.
"Engga! Ya udah bentar gue liat, besok jadwalnya bahasa inggris, Udah ya gue cape di rumah lagi ngga nerima tamu,"
Raka menyalakan mesin motornya dan melihat spion Fira sedang meledek dirinya dengan lidah yang menjulur dan kedua tangannya terbuka disisi kepala, Raka hanya tertawa bukannya marah dia heran gadis seperti Fira bisa seperti anak kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAKA HADIR UNTUKKU [ON GOING]
Teen FictionKisah gadis sma yang belum pernah merasakan cinta karena trauma dimasa kecilnya hingga hadir lelaki menjadi bagian cerita dikehidupannya