07.Kesalahpahaman

53 62 1
                                    

Keesokan paginya, Sekitar pukul 07.00, 30 menit sebelum tryout dimulai Raka menarik tangan Tara yang baru saja sampai didepan gerbang ke ruang olahraga yang sepi. Wajahnya terlihat marah, sedangkan Tara sendiri, dia bingung apa yang akan dilakukan Raka kepadanya. Untunglah Kiki memergokinya sehingga dia membuntuti diam-diam.

"Kenapa Rak, bentar lagi mau mulai Tryout lho,"

"Ikut aja,"

"Mau apa sih?,"

Didalam ruangan yang gelap itu, Raka menutup pintu meninggalkan mereka berdua, Tara kini berdiri menyender tembok dipojok ruangan itu berhadapan dengan Raka.

"Gue mau nanya dan lo jawab jujur ya, Emang lo yang jahilin Fira kemaren? Jujur aja ngga gue apa-apain," tanya Raka dengan santai.

"Engga! Minggir sana gue mau ke kelas, gue ngga tau!"

"Jangan bohong gue tau, ada saksinya lo ngga bisa ngeles Tar,"

                      *Flashback on*

Pukul 06.30 Raka sudah berada disekolah, karena Raka adalah tipe orang yang suka belajar dadakan, menurutnya itu akan lebih cepat masuk ke otak daripada belajar semalaman.Raka bertemu Alfan di lorong sekolah, dia menyapanya.

"Hai Fan, gue liat lo bareng Fira kemaren,"

"Oh kemaren itu, gue bantuin dia abis dikerjain sama orang, tempat duduknya dikasih lem, gitu doang sih,"

"Serius lo, bantu gue cari pelakunya ya, pasti masih sekelas bareng kita,"

"Lo peduli banget sama Fira, naksir?"

"Baru suka sih belum cinta, lo naksir juga?"

"Gue juga suka, anaknya cerdas, baik tapi gue masih anggap temen, ayo kelas,"

****

Raka & Alfan menghadang dan menginterogasi setiap siswa yang baru datang dikelasnya barang kali ada diantara mereka adalah pelakunya. Saat Dena mencoba lewat, Raka tegap memandang geriknya. wajah Dena terlihat pucat dan tegang, Raka berpikir untuk meledek gadis polos itu.

"Lo yang ngerjain Fira? ngaku tuh pucat mukanya,"tunjuk Raka pada wajahnya.

"Eng... ngga..." Jawab Dena gugup.

"Tuh tuh tuh... ngomongnya grogi, lo kan? ngaku ngga,"

"Bukan gue...  orang Tara kok gue sih," Jawab Dena dengan nada pelan.

"Thanks Dena...  gue mau keluar dulu cari angin, sekarang lo boleh masuk,"

"Haah apaan sih ngga jelas tuh orang,"

"Ketemu Fan, harus kasih pelajaran nih,"

"Sip, tapi gue dipanggil ke kantor lo yang urus aja Rak, gue tinggal ya,"

*Flashback off*

Kiki berhasil mengintip dari jendela, wajahnya terlihat panik. Dia jalan mondar-mandir kebingungan harus mencari bantuan pada siapa, untung saja, dia bertemu Fira yang baru saja lewat.

"Fira, untunglah, tolong ikut gue Tara sama Raka,"

Fira ditarik Kiki menuju ruang olahraga, saat Fira membuka pintu, disana terlihat Raka memegang tangan Tara yang menangis.

"Raka stop! Lepasin tangannya, Jadi cowok kasar banget, lo apain Tara sampe nangis!"

"Ngga gue apa-apain, dia yang mau nampar gue,"

"Dia nangis dan lo bilang ngga diapa-apain! Cowok munafik! lo tau? dosa besar buat laki-laki kalo dia sampe menjatuhkan air mata perempuan."

"Gue..."

"Stop! Jadi cowok itu harusnya melindungi perempuan, ngga pantes kalau lo nyakitin perempuan"

"Oke...  Gue yang salah, lo ngga mau dengerin gue kan? Denger Fir, orang yang buruk belum tentu dia buruk dalam segala hal. Lo ngga kenal gue Fir, lo ngga mau coba mengenal dan tau tentang gue, tapi lo udah berani beropini tentang gue seenaknya, belum tentu itu bener. Terserah! Gue emang ngga pantes buat lo bahkan sebagai temen. Gue janji sama diri gue sendiri, gue ngga bakal ganggu bahkan deketin lo sampai lo sendiri yang cari gue," Ucap Raka.

Raka yang sangat marah menonjokan tangannya ke tembok tepat diatas kepala Fira, lalu ia pergi keluar dari ruang olahraga meninggalkan mereka bertiga.

"Makasih Fir, kalo lo ngga ada gue udah dilecehin sama Raka," Tara berbohong pada Fira.

"Lo nggapapa, emang dia mau nglakuin itu? Ngga mungkin ,"

"Iya Fir, gue sampe takut banget,"

Fira memeluk Tara untuk menenangkannya, Tara merasa lega.

Rasanya pasti sakit bagi Raka, tangannya berdarah akibat kejadian tadi, Stella melihatnya dan segera mengobatinya di kelas. Fira sedih telah membuat Raka terluka karena ucapannya, tapi dia merasa kecewa juga pada Raka.

"Ah...  Perih Stel,"

"Maaf Rak, udah pelan kok lagian kenapa tangan bisa luka kaya gini,"

"Nggapapa, lo ngga perlu tau,"

Suara bel berbunyi.
Ting tong ting tong Jam pertama akan segera dimulai.

"Udah bel Rak, bentar lagi masuk gurunya semangat ya ngerjain tryoutnya,"

"Makasih Stel, lo juga,"

2 jam berlalu, bel berbunyi menandakan tryout berakhir. Raka buru-buru menumpuk kertasnya dan pulang paling awal. Fira yang berjalan paling belakang dari teman kelasnya melihat Raka tengah bicara pada gengnya.

"Rak, nongkrong yuk di rumah Kevin," ajak Jefan.

"Absen dulu gue cape, pala gue pusing gue balik duluan guys,"ucap Raka sambil berjalan.

"Tumben amat tuh bocah kesambet apaan," ucap Bagas heran.

"Biarin lah cape beneran kali," tambah haris.

"Masa sih,"ucap Bagas tak percaya.

"Udah cabut yuk hari terakhir pulgas kan?alias pulang gasik," ucap Kevin mengalihkan pembicaraan.

"Fir, lo ngapain ngliatin mereka, Heh!" tepuk Gita ke pundak Fira.

"Haah?" Tanya Fira pada Gita.

"Lo kenapa sih? Fokus banget liatin mereka"

"Engga kok, lo kemana? gue bingung Git, mau ngapain dirumah jam segini,"

"Ikut gue aja yuk ke rita supermall, ntar mampir ke gramedia juga, gue mau beli novel terbaru, yuk balik jangan lewat sana ntar digodain," Ucap Gita menarik tangan Fira.

RAKA HADIR UNTUKKU [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang