Sebut saja namanya Crena, seseorang dengan wajah rupawan, berprilaku baik kepada semua orang, berbakat dan berprestasi di beberapa bidang (kebaikan dan prestasinya diakui oleh sekitarnya). Intinya tampak sempurna baik dirinya ataupun kehidupannya bagi setiap mata yang melihatnya.
Namun setiap kali Crena mendapatkan pujian bahwa dia sempurna, terbaik, rupawan dan lain sebagainya. Crena dengan tersenyum menolak semua itu. Menolak dan menyakinkan si pemberi pujian bahwa dia tidak seperti itu. Bahkan dia membenci dirinya sendiri dalam keadaan tertentu.
Suatu ketika pernah ada pertanyaan:
"Apakah kamu mencintai diri sendiri?"
Crena sangat ragu-ragu untuk menjawab:
"Iya"
Berpikir cukup lama untuk mendapatkan jawaban yang akhirnya dijawab dengan jawaban:
"Tidak"
Ya, dia menjawab tidak mencintai diri sendiri tetapi dengan tersenyum manis.
Crena tersenyum agar orang-orang yang dia sayangi tidak terlalu menganggap jawaban dia masalah besar dan menjadi kawatir. Dan benar saja, jawaban Crena memang menjadi kekawatiran bagi orang-orang disekelilingnya. Seketika, dia dihujani kata-kata pemaksaan bahwa dia harus mencintai diri sendiri, kata-kata bahwa dia sempurna bagaimana bisa dia tidak mencintai diri sendiri dan lain sebagainya. Mereka kawatir, sedih dan tidak terima bahwa dia tidak mencintai dirinya sendiri yang sempurna menurut mereka (tetapi tidak bagi dia).
Crena hanya tersenyum menanggapi hujanan kata-kata kekawatiran orang-orang disekitarnya dan berusaha menenangkan bahwa dia sedang berusaha untuk semua itu, lagi-lagi dengan tersenyum manis.
Sempurna tetapi tidak menyukai diri sendiri, berprilaku baik namun menolak diberi pujian dan sejenisnya, berbakat tetapi merasa malu ketika diapresiasi bahkan cenderung menolak. Mungkin akan ada yang merasa :
✓ "Dia aneh. Ada apa dengan dia?"
✓ "Ini tidak normal"
✓ "Tidak bersyukur, dia punya semuanya mengapa justru begitu"
✓ "Hei..masih banyak yang susah dari kamu, kenapa berlaku seperti kamu tidak punya apa-apa sehingga tidak membanggakan apa yang kau punya, malah menolak terus, dasar orang aneh tidak tau diri"
✓ DllJika dilihat hanya dengan mata kepala, memang lah tampak seperti itu, aneh dan tidak biasa karena diri kita juga mempunyai pengetahuan (nilai- nilai keyakinan) yang tersimpan yang kita dapat selama hidup kita sehingga kita menyimpulkan dia aneh dan lain-lainnya.
Namun jika kita mau merendahkan hati, mencari informasi, belajar mengenai permasalahan-permasalahan psikologis yang mungkin (pernah/sedang) terjadi di diri kita atau orang lain, lalu akhirnya kita bisa memutuskan untuk melihat dengan hati bahwa jawaban Crena mengisyaratkan sesuatu di dalam dirinya, pengalaman-pengalaman hidupnya hingga dia mendapatkan jawaban "Tidak" untuk mencintai diri sendiri.
Sulit mencintai diri sendiri merupakan satu dari sekian banyak permasalahan yang dihadapi banyak orang. Butuh usaha untuk membalikkan keadaan. Tidak lantas menjadi sayang dengan diri sendiri ketika diberi masukan:
"Kamu itu baik, cantik, maka semestinya kamu juga baik dan menyayangi diri sendiri"
Tidak, tidak begitu. Namun masukan tersebut bisa menjadi pemicu untuk kita dan Crena menjadi lebih baik ke diri sendiri tergantung bagaimana kita dan Crena menyadari dan menyikapinya.
Menerima lalu mencintai diri sendiri merupakan perjalanan yang sangat personal dan emosional (setidaknya bagi saya). Tidak mudah terjadi, jika kita masih berpegang kepada nilai-nilai keyakinan yang keliru karena pengalaman-pengalaman di masa lalu. Maka sadari semua pengalaman di masa lalu adalah bagian dari diri dan sudah terjadi, tidak bisa diulang dan memilih untuk tidak terjadi.
Yang bisa dilakukan adalah menerima itu semua. Sulit?coba saja dulu. Proses setiap orang mungkin memang berbeda maka fokus saja kepada diri sendiri. Hasilnya?serahkan kepada Allah. Insyaallah yang terbaik bagi-Nya. Aamiin.
"Lalu bagaimana dengan orang-orang dengan sikap yang sama seperti Crena?"
Doakan dan tetap berikan perhatian yang sewajarnya. Memberi masukan boleh saja, berkata bahwa mereka perlu mencinta diri sendiri juga boleh saja, tapi tidak dengan memaksa. Karena keputusan berada pada dirinya sendiri. Perhatian, masukan, ucapan kita sebagai motivasinya untuk membalikkan keadaan tetapi tetap atas kesadaran dan kendali dirinya sendiri. Bukan hak dan kendali orang lain.
Karena seperti kita, ini artinya Crena juga perlu mengatasi permasalahan-permasalahan emosional (Psikologis) yang telah atau sedang terjadi sehingga dia tidak mencintai dirinya sendiri padahal dia sangat baik dan sempurna bagi sekitarnya. Permasalahan yang menjadikan dia tidak terbiasa menerima pujian dan bahkan membenci dirinya dalam keadaan tertentu.
Di masa lalu mungkin Crena pernah diperlakukan buruk oleh orang-orang di masa lalu nya, sering direndahkan, dikritik, disalahkan dll-nya. Intinya Crena juga perlu menghadapi prosesnya sendiri atas masa lalunya. Yaahh..bisa dibilang perang dengan diri sendiri. Setelah 'peperangan' ini berakhir, bukan tidak mungkin jika suatu saat Crena mendapatkan kembali pertanyaan:
"Apakah kamu mencintai dirimu sendiri?"
Maka Crena akan dengan yakin menjawab:
"Tentu saja aku mencintai diri sendiri"
Tetap dengan tersenyum namun kali ini senyum tulus tanpa memendam masalah yang terjadi.
Wahai teman-teman semua, berproses dan fokuslah. Tidak perlu memaksa hal-hal yang berada di luar kendali kita. Namun hargai juga permasalahan dan proses orang lain. Rendahkan hati kita untuk selalu belajar. Maka akan tiba saatnya kita bisa menerima dan mencintai diri sendiri juga.
Mencintai diri sendiri dengan sewajarnya dan tetap dijalurnya. Bukan terlalu bangga yang akhirnya melahirkan kesombongan baru dan hanya memenuhi ego-ego lainnya (masalah baru lagi). Maka carilah referensi sumber-sumber informasi yang dapat menjadikan kita mencintai diri sendiri tanpa menyombongkan diri. Lagi-lagi, itu semua atas kesadaran dan usaha diri sendiri yang termotivasi dari berbagai pihak, namun tidak lepas dari kuasa dan izin Allah juga.
Selamat berproses semuanya. (Kamu juga wahai Aku..😉😉).. 🙏👏🙇🏻♀️
KAMU SEDANG MEMBACA
BUKAN CERITA
RandomKetika terasa berat dan penat oleh kehidupan, tidak ada salahnya untuk berbagi namun tetap dekatkan diri dengan Tuhan. Jangan takut akan pendapat orang lain yang tidak membangun karena hidup kita adalah tanggung jawab kita. Jika diperlukan memang le...