Masa Jaya

535 46 8
                                    

"WOI BAYU SINI LO ANJING!" teriak Algar dengan lantang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"WOI BAYU SINI LO ANJING!" teriak Algar dengan lantang.

Suara ayam terdengar berisik lantaran Niko yang barusaja menendang kandang itu membuat semuanya menoleh menatap Niko dengan tajam.

"Woi yang bener ngapa? Malah kita gak jadi nyerang Pamas malah jadinya dibakar sama mulut pedes nya yang punya ayam," peringat Bule.

"Bayu ada di dalem," balas Niko yang membuat semuanya bingung dibuatnya.

Niko mengambil salah satu ayam yang ada didalam kandang itu, kemudian ia tunjukkan ke teman-temannya. Sontak mereka pun tertawa dibuatnya.

"Ini nih dia Bayu, beraninya ngumpet dikandang gak berani keluar," ucap nya.

"Balikin woi awas aja kalo sampe ribut sama warga! Lo yang gue kasih umpan," peringatan Bule lagi.

Niko yang mendapatkan peringatan itu langsung mengembalikan ayam itu ke kandang sambil cengengesan.

"Apanih kampungan tai, sepi banget anjir kagak ada yang berani keluar," ucap Piyan.

Rama tidak mau menyiakan kesempatan ini untuk berdiam diri. Dia mengambil handphone nya mengabadikan momen disaat dia dan teman-temannya menguasai Kampung yang saat ini menjadi rivalnya itu. Niko mengambil alih benda itu dari tangan Rama.

"Kita udah sampe di Kampung Panjaran nih, sepi banget anjir kek kuburan."

"Yang tinggal disini pasti setan semua."

"Makanya guys kalo mau tinggal di kampungan banci kayak gini mesti pikir seratus kali dulu."

"Hidup itu netral aja men, gausah sok jagoan segala mau bantuin malaikat buat nyabut nyawa gue, sekarang kalo gini hasilnya, malu dong sama omongan yang gayanya udah selangit?" sahut Algar di belakang.

"Kita buktiin aja malam ini, Kampung mana yang paling hebat." Semuanya menoleh menatap seseorang seseorang yang memakai tudung Hoddie dengan melipat kedua tangannya.

"Bangs*t!"

Bayu berlari membuat mereka juga ikut berlari mengejar laki-laki itu. Bayu membelokkan diri ke arah gang kecil yang kali ini membuat anak RJT lebih waspada dan hati-hati. Bisa saja mereka keluar gang dan disana mereka dikepung aliansi seperti kemarin.

"Ini kayaknya jebakan! kita gak tau kan setelah kita keluar gang itu kayak apa?" Ibob tampak mengingatkan.

"Biar gue aja yang masuk!" Algar menatap teman-temannya dengan tatapan mata yakin. Algar mengamankan sajamnya di dalam Hoodie. Kemudian berjalan masuk sendirian.

"Hati-hati Gar!"

Algar berjalan dengan santai, tidak berlari. Dia mengintip sedikit apa yang terjadi di luar gang itu. Cowok itu melihat sebuah gerombolan bapak-bapak yang sedang menongkrong santai di depan pos ronda.

Atas Nama Solidaritas (END✅)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang