Ambang Kematian

435 46 1
                                    

Batu batu mulai beterbangan ke arah nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Batu batu mulai beterbangan ke arah nya. Mereka memilih untuk mundur karena musuh membawa dua aliansi yang datang secara tiba-tiba. Jadi sangat tidak mungkin jika mereka akan melawannya. Mereka akan kalah telak jika tetap nekat.

"Aduh!"

Rintihan suara yang sangat familiar itu membuat Algar berhenti berlari dan menoleh ke belakang. Adel tertinggal karena jatuh. Sontak Algar berbalik arah membantu Adel untuk membantunya berdiri.

"Ayo Del bangun!"

"Kaki gue sakit," rintih Adel sambil memegang kakinya.

"Del kita gak punya banyak waktu Del, ayo!"

Algar kembali menarik tangan Adel yang membuat Adel berdiri kemudian terpincang-pincang berlari. Membiarkan Algar menarik tangannya. Algar yang melihat betapa susahnya Adel melangkah, langsung berjongkok di depan gadis itu. Adel pun bingung dengan apa yang dilakukan oleh cowok itu.

"Ngapain?" tanya Adel bingung.

"Naik cepet! Gue gendong."

"Tapi-"

"Cepet Del! Kita bener-bener gak punya waktu."

Adel bergegas naik ke punggung Algar.
Cowok itu kemudian berlari dengan menggendong Adel. Nafasnya terasa beradu ketika mendapatkan tumpangan itu. Karena saking beratnya membuat langkah lari Algar menjadi lambat. Hal itu membuat dirinya ketinggalan rombongan.

"Gar turunin gue! Lo capek nanti!"

"Lo diem aja deh."

Adel membungkam mulutnya. Dia merasa menjadi beban untuknya hari ini. Gadis itu menoleh ke belakang menatap musuh yang semakin lama semakin mendekat. Entah musuh yang semakin cepat atau karena Algar yang melambat.

"Gar! Mereka udah deket."

Adel memeluk leher Algar dengan erat merasakan takut yang sangat luar biasa. Dibelakangnya ada puluhan anak Pamas dan dua aliansi mereka. "Gue takut Gar!"

"Berhenti atau kepala cewek lo yang bakal kena lemparan botol kaca ini."

Adel meneguk ludah nya, sedangkan Algar yang merasa terancam langsung buru buru berhenti takut terjadi apa-apa dengan gadis yang kini bersamanya itu.

"Jangan berhenti Gar, gue takut."

Algar menurunkan Adel, kemudian menarik nafasnya dalam-dalam lalu membuangnya.

"Del, dengerin gue! Lo lari dan cari bantuan. Biar gue yang hadapin mereka."

Adel menggeleng cepat. Dia tidak mungkin bisa meninggalkan Algar   sendirian melawan musuh yang sangat banyak. Kalaupun nanti Algar mati, setidaknya ada yang menemaninya. Pria itu tidak boleh mati sendiri.

Adel mengambil sajam yang dia simpan di dalam hoodie panjangnya. "Gue temenin lo Gar, gue gak mau lo kenapa-kenapa."

"Widih sekarang Adel sama Algar nih?Dikasih apa lo sama Algar?" tanya Bayu tersenyum licik.

Atas Nama Solidaritas (END✅)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang