Chapter 14

402 24 0
                                    

Aku hanya bisa menatap devin dalam diamku, aku sungguh kagum sosok yang cool, modis dan kukira dia sama saja dengan cowok kebanyakan hanya mengumbar omongan sana sini untuk menarik hati kaum hawa tapi dia berbeda sekarang dia berlutut dihadapan ku membersihkan luka ku dengan telaten tanpa ada mimik jijik dan sesekali meniup luka ku saat aku meringis menahan perih, hal sepele tapi tak semua cowok mau melakukan nya.

Dia bak seorang pangeran yang kuimpikan kukira hanya ada di novel yang kubaca sepanjang hari tapi ini nyata dihadapan ku pantas kah aku menjadi sang putri untuk pangeran setampan Devin.

" selesai" ujarnya pelan sambil merapikan alat p3k nya.

Aku hanya melongo saja sibuk dengan pikiran ku dan  menatap devin yang kembali kemobilnya untuk meletakkan kembali p3k nya.

" woi, biasa aja keles natapnya" rara membuyarkan lamunan ku

" apa an sih lo" aku malu karna tertangkap basah memperhatikan devin

Devin kembali kearah ku dengan senyum khas nya yang menawan yah sangat mempesona, aku kira ego ku mulai kalah dengan hatiku yang perlahan terbuka membiarkan cinta itu hadir sekarang.

" ayok kita ke kelas bunga" ujar rara.

" sayang kita duluan aja, kamu janji nemenin aku ke perpus dulu kan" edo menyahut dan menarik lengan rara yang sepertinya enggan meninggalkan ku bersama devin.

" ta tapi sayang" rara akhirnya menyerah dan mengikuti langkah kekasihnya itu

Beberapa detik hanya ada keheningan antara kami, aku mencoba membuka pembicaraan

" makasih vin, udah ngobatin luka aku" gumam ku lirih

" udah kewajiban aku jagain kamu dan aku senang melakukannya" ujar devin yang tersenyum tipis kearah ku

" aku ke kelas dulu ya" aku berusaha bangkit dari bangku dan menahan perih saat mulai berjalan, tiba tiba devin merangkul ku.

" udah jalan, liat ke depan bukan ke aku cantik" ujar nya sambil mencuil hidung ku membuat wajah ku memerah.

Saat kami memasuki koridor kampus semua mahasiswa hanya melirik dengan ekor mata mereka sambil berbisik.

" eh..diliat liat mereka cocok juga, bunga tu cantik cuma karna dia gak mau dandan aja" ujar seorang mahasiswi.

" devin tampan banget ya" ujar yang lain nya.

aku hanya sesekali melirik mereka yang berbisik dan sekilas menatap devin dengan senyum nya yang mengembang seperti tak peduli apa kata mereka.

" vin, udah dekat kok aku bisa sendiri" ujar ku pelan karena aku khawatir kalau salah satu dari genk bar bar itu melihat kami.

" aku antar kamu sampai kelas, biar akunya juga tenang" sahutnya santai dan terua merangkul ku.

Jujur aku sangat nyaman berada didekat nya belum pernah aku merasakan hal ini, hatiku yang selalu kosong sekarang rasanya luar biasa senang nya, mungkin kah aku mulai menyambut perasaan nya.

Akhirnya kami sampai di kelas ku dan membantuku duduk semua teman dikelas ku memandang tak percaya.

" woi, romantis banget sih bunga" celetuk nita salah satu teman sekelasku

" bisa punya gandengan juga lo, ganteng lagi" ledek viko

Devin hanya tersenyum mendengar celoteh mereka, tiba tiba dia mendekat kewajah ku, jantung ku berdegup kencang.

" hei, spertinya mereka setuju dengan kita, jangan berbohong lagi sama perasaan kamu" ucap nya lirih kemudian berlalu meninggalkan kelas ku, tak lama dosen ku datang dan kami memulai pelajaran.

Ajari Aku MencintaimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang