Chapter 15

733 38 7
                                    

Cintamu terlalu sulit untuk kugapai, pergilah rasa bersama angin jauh dari ku.
Cerita cinta di novel hanya akan menjadi cerita bukan kenyataan
biarlah hati ini yang akan menuntunku pada hati yang tepat suatu saat nanti

****

aku melangkah gontai menapaki satu persatu anak tangga dengan kepala yang masih berat karena semalaman aku menangis mungkin mataku sudah bengkak, tapi whatever toh hanya ada bibik dirumah ini.

" non bunga, ayo makan dulu dari semalam gak makan non nanti magh nya kambuh non, saya takut dimarahi nyonya besar gak bisa jagain non' ujar bibik cemas sambil membantuku duduk di meja makan dan menyiapkan sarapan untuk ku.

Aku menatap bibik yang sedari kecil menjagaku, merawatku bahkan dia tahu apa yang aku rasakan, sedih, senang, galau tanpa aku menceritakan nya dia tahu segala hal tentang ku melebihi mama dan papaku.

dalam kondisi sulit ini aku ingin mama memeluk ku dan mengusap airmataku tapi itu hal yang sulit terjadi.

Kemewahan bukan lah segalanya, setiap ulang tahun hanya kado dan ucapan semata yang mereka hadiahkan padahal setiap memejamkan mata aku hanya meminta pada Tuhan untuk memberikan ku beberapa menit saja bersama mama dan papa walau hanya sekedar tiup lilin semata, tapi itu tak pernah terwujud dan aku ikhlas menerimanya, protes pun percuma tak akan mengubah ambisi mereka bekerja.

" non bunga, lagi kangen nyonya ya, jangan nangis lagi bibik ikutan sedih" bibik memelukku dan menghapus buliran airmataku.

Aku membalas pelukan bibik yang hangat layak nya ibuku dan tersenyum mengisyaratkan aku baik baik saja dan pasti bisa kuat.

Aku melahap sarapan pagi ku dan memilih untuk ke optik dan ketoko buku karena kejadian beberapa hari lalu menyebabkan kacamata ku rusak dan aku sulit membaca novel kesayangan ku.

*****

Sesampai dirumah, bibik terus menatapku, aku hanya tersenyum dia mungkin heran kenapa aku tak memakai kacamata karena aku memilih menggunakan softlane sebagai pengganti kaca mataku aku ingin tampil lebih fresh aja.

***

akhirnya gue sampai juga dikampus yang membuat gue punya sejuta alasan untuk cepet kembali kesini bukan hanya impian semata tapi juga soal masa depan cinta gue.

Seperti biasa kedatangan gue dan sahabat gue mengundang sejuta mata yang mengagumi, terserah apa lah yang mereka sukai dari gue yang gue mau hanya mendapatkan hati sicantik Bunga yang berhasil menaklukan hati gue sejak pertama bertemu dan membuat gue insomnia mikirin keanggunan dan kesederhanaan nya.

" bro, noh liat cewek cantik banget" ujar edo menggodaku dan menunjuk 3 orang gadis ayu melangkah dan tertawa lepas.

" bunga" gumamku sambil tersenyum tak sedetikpun aku melepaskan pandangan ku dari matanya yang tidak lagi dihalangi kacamata dan dia sangat natural cantik banget.

" berani, samperin dong jangan liatin doang" ujar frans terkekeh.

Aku menghampiri 3 gadis yang mencuri perhatian ku dan memberikan nya senyuman termanisku.

" bunga, gue mau ngomong sama lo bisa"

" maaf ya devin, lebih baik jauhin bunga" ujar rara lantang dan menarik bunga dan terus melangkah

" tunggu bunga, please" ujar gue memelas

Bunga menatap rara dan mengangguk, gue mengikuti langkah kaki si cantik menuju cafe yang tak jauh dari taman kampus.

Bunga masih asyik mengaduk hot capucinno susu nya dan sesekali menyeruputnya pelan.

Gue masih terpesona sama bidadari dihadapan gue, bibir tipis yang seksi dan dia sangat cantik tanpa kacamatanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 02, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ajari Aku MencintaimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang