Chapter 9

380 25 0
                                    

Aku tau melawan perasaan sendiri adalah hal yang paling menyiksa tapi setidaknya ini lebih baik buat kehidupan ku di kampus.

Aku turun dari ranjang dibantu oleh Rara dan Cyla, meskipun sebelum nya Devin memaksa untuk mengantar ku tapi aku tak peduli, aku tak ingin memberi harapan apapun lagian dia bisa saja bohong menyukaiku tapi nanti juga pasti meninggalkan ku karena dia pasti malu punya pacar aneh sepertiku.

" ayo kita pulang, sebelumnya terima kasih vin buat pertolongan kamu" gumamku pelan menatap nya sekilas dan berjalan meninggalkan devin yang nanar menatap ku.

***

Didalam taksi aku hanya terdiam aku tak mengerti sulit sekali menghapus perasaan suka ini, rasanya bahkan sakit harus melihat devin sedih.

" bunga, kamu gak apa apa?" ujar cyla yang sedari tadi memperhatikan ku

Aku menggeleng perlahan mengisyaratkan aku baii baik saja tapi linangan air mata dipelupuk mataku tak bisa berbohong.

" kenapa bohongin perasaan sendiri, terlalu sulitkah jatuh cinta atau sejahat itukah cinta" ujar rara menghapus airmataku yang satu persatu menetes.

" aku nggak mau terlanjur mencintai nya padahal aku tahu itu akan membuat hidupku susah, aku takut kejadian lain menimpaku" ujarku sambil memeluk sahabat sahabatku.

" aku mengerti bunga dengan ketakutan kamu, jika memang cinta itu membahagia kan kamu, jangan takut dia akan menjadi pelindungmu,jangan menyiksa diri sendiri" rara berbicara serius sambil menggenggam erat tangam ku yang dingin.

***

Aku memasuki kamarku, membersihkan diri dan merebahkan tubuhku secara perlahan sungguh tangan dan kaki ku masih perih dan lebam, berjalan pun masih sangat sulit.

Aku memandang langit langit kamarku yang dicat putih, aku merindukan kedua orangtua ku yang jauh disana, tapi menceritakan apa yang terjadi sekarang hanya akan membuat mereka cemas dan memintaku kembali ke Amerika dan aku tak mau itu terjadi.

kulirik jam sudah pukul 23.00 wib, aku menghela nafas perlahan sudah larut malam ternyata aku memejamkan mataku dan memasuki dunia mimpi berharap esok lebih baik lagi.

***

cahaya mentari pagi yang menyusup melalu gorden jendela kamarku membuatku terbangun kurasakan hangat nya pagi ini, aku berusaha duduk dan turun dari ranjang karena terasa sulit buat melangkah, jadi korban bullian yang kejam seperti ini kukira hanya ada dalam novel atau film tapi nyata kurasakan sekarang.

Aku mengusap airmataku yang menetes, aku gak boleh cengeng harus kuat dan kembali menjadi bunga yang dulu.

***

Aku mencoba berjalan meskipun sangat lama karena kakiku yang masih ngilu tapi tak mengurangi semangat ku ke kampus.

Aku memilih langsung menuju kelas saja, rara dan cyla juga sudah ke kelas nya karena mereka ada kuliah pagi hari ini.

Saat hendak memasuki kelas tiba tiba Jenifer cs mencegatku dan menekan lenganku yang masih ngilu dengan kencang.

aku meringis kesakitan dan sangat takut apalagi yang akan mak lampir ini lakukan demi obsesinya mendapatkan devin.

" masij idup lo cupu!!! jauhin devin atau lo lebih tersiksa dari ini" umpat nya dengan mata yang hampir keluar.

" iya, aku...aku...aku akan turuti kemauan kamu, tenang aja, sekarang lepasin dan jangan mengganggu ku" pintaku tak kalah sadis menatapnya.

Jenifer melepaskan genggaman nya dan mendorongku dan hampir terjatuh, lagi lagi sepasang tangan yang kukenal kembali menjadi malaikat ku.

Devin membantuku berdiri dan menatap jenifer dengan marah dan emosi dia hampir menampar gadis itu, aku menahan nya dan dia menurutiku.

Devin pov

Aku tak boleh menyerah mendapatkan hati sicantik yang menggetarkan hatiku, untuk pertama kalinya aku merasakan kenyamanan dan kekepoan pada seorang gadis.

Bunga mungkin hanya gadis aneh tapi tak ada yang tahu dia gadis sederhana yang baik dan tidak sombong dan pintar berbeda dengan banyak gadis yang kutemu, mengandalkan kecantikan dan popularitas semata.

Aku memutuskan mengikuti bunga yang kulihat sangat sulit berjalan ingin rasanya membantu tapi dia bisa makin menjauhiku, aku cuma khawatir bunga akan dibully oleh gadis resek seperti Jeniffer.

Dugaan ku benar, dari balik tiang tak jauh dari kelas bunga kulihat bunga mendorong nya, secepat kilat aku berlari menyangga tubuh mungil nya.

kemarahan ku memuncak saat melihat jenifer dihadapan ku, kalau bukan karena bunga aku sudah hampir menampar gadis barbar dan kriminal itu.

" jangan pernah sentuh bunga lagi, cam kan itu" gertak ku pada jenifer dan teman teman nya.

" oke ada syaratnya jika lo mau dia aman" ucap jenifer dengan menggoda tapi menjijik kan buatku

" lo sentuh dia, lo mati gw bisa aja ngirim lo ke polisi atas tindakan penculikan" ujarku tegas, kulihat dia mulai ketakutan

" oke gw gak akan ganggu dia" berlalu meninggalkan aku dan bunga.

Bunga meninggalkan ku dan memasuki kelas nya tanpa bicara sedikitpun.

ternyata cinta memang butuh perjuangan.

****

" gak ada yang pernah nolak gw, apalagi cuma karena siculun, tunggu pembalasan gw vin" umpat jenifer dengan geram

" lo mau apa lagi je, devin bisa ngirim kita kepenjara" lisa menimpali

" kalau mengancam bunga tak bisa membuat devin dan bunga terpisah, sebuah sandiwara akan membuat bunga membenci devin" ujar jenifer tertawa licik.

apa yang akan dilakukan nya ya????

MOHON VOTE DAN COMMENT READERS...THANKYOU
MMUAACHHJJ

Ajari Aku MencintaimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang