BAB I

23 2 0
                                    

SMA Garuda Sakti. Salah satu sekolah favorite di daerah Bandung, sekolah ini memiliki bangunan yang cukup luas. Bahkan lapangan untuk upacara dan berolahraga saja berbeda.

Anneisha Davira Denta, mulai memasuki gerbang sekolahnya yang baru saja dibuka oleh penjaga sekolahnya. Jelas saja gerbang sekolahnya baru dibuka. Waktu baru saja menunjukkan pukul 05.30 pagi, Sedangkan jam pelajaran baru akan dimulai pukul 07.00 pagi.

Seperti biasa, Anne melewati koridor sekolah yang masih sangat sunyi, hanya derap langkah kaki dan detikan jam yang terdengar sepanjang koridor sekolah ini. Sekolah ini cukup luas, bahkan sangat luas. Lapangan saja ada 3. Lapangan basket, sepak bola, dan lapangan untuk upacara. Semua lapangan itu terpisah, dan hanya akan digunakan jika dibutuhkan.

Anne mulai menaiki satu persatu anak tangga untuk mencapai kelasnya di lantai 2, ia kini duduk di bangku kelas 2 SMA. Ia termasuk siswa yang pandai, rangking nya tak pernah turun. Bahkan teman-temannya saja sudah kewalahan untuk menyalipnya. Padahal Anne tidak pernah mengikuti bimbel di luar sekolah, ia hanya belajar sendiri di rumahnya dan ia akan selalu mengulang pelajaran yang telah dipelajari di sekolahnya.

Sesampainya di kelas, kelasnya masih tertata rapi. Karena setiap pulang sekolah selalu ada siswa yang membersihkan kelas sesuai jadwal piket yang telah disusun oleh sekretaris kelas. Untungnya semua anak kelasnya menaati peraturan untuk melaksanakan piket sepulang sekolah, namun ada saja yang kabur karena malas membersihkan kelas.

Anne memasuki kelasnya dengan perasaan yang sedikit menegang, di liriknya seluruh sudut yang ada di kelasnya. Dan ia menangkap sesosok wanita mengenakan seragam sekolah sepertinya, namun seragam sekolah yang ia kenakan nampak lusuh dan kumal.

Tanpa menatapnya cukup lama, Anne menghampiri tempat duduknya yang berada pada barisan paling depan dekat dengan papan tulis. Entah mengapa ia memilih tempat itu, sejak awal masuk ia sudah tertarik dengan tempat itu. Tanpa menunggu aba-aba, Anne mengeluarkan buku novel miliknya. Sambil menunggu teman-temannya datang, Anne selalu menyempatkan diri untuk sekedar membaca buku novel miliknya ataupun buku pelajaran yang akan dipelajari pada jam pertama.

Ia membuka lembar demi lembar buku novelnya. Suasana yang sepi makin mendukung dirinya untuk fokus membaca buku, salah satu alasan ia berangkat pagi pun karena ia ingin membaca buku di tempat yang sangat hening. Karena perpustakaan sekolah belum dibuka, ia memilih untuk membaca buku dikelas. Biasanya ia akan membaca buku di perpustakaan, karena itu salah satu tempat yang pas untuk membuatnya fokus dalam membaca.

Tak terasa 45 menit berlalu, jam sudah menunjukkan pukul 06.15 wib. Teman-temannya sudah mulai berdatangan satu demi satu. Tiba-tiba ada yang membuyarkan konsentrasinya, siapa lagi kalo bukan Abel sahabat sekaligus teman sebangkunya.

"Heh, lo jam segini udah mantengin buku aja, masih pagi kali." Ucap Abel seraya meletakkan tasnya di bangku sebelah Anne.

"Terus gue harus ngapain?" Jawab Anne singkat.

"Eumm mending lo temenin gue ke kantin yu, gue ngga sarapan tadi." Pinta Abel.

"Lo telat bangun lagi, nge drakor lagi tadi malem?" Jawab Anne yang sudah tau kebiasaan temannya itu.

"Heheh, gue ngeberesin nonton tadi malem. Lagian tinggal 1 episode lagi, jadi ya gue beresin tadi malem." Jawabnya sambil cengengesan.

"Yaudah ayo, nanti keburu bel." Jawab Anne seraya berjalan mendahului Abel.

Kantin di sekolah ini terletak di lantai 2, entah kenapa mereka menyediakan kantin di lantai 2. Anne dan Abel melangkah menuju kantin, sepanjang perjalanan menuju kantin banyak mata yang memperhatikan kami berdua. Tentu saja hanya Anne yang dapat melihat mereka, namun Anne tidak menghiraukan mereka dan berlalu berjalan mendahului Abel.

"TERJEBAK MASALALU"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang