Hi 😊
Dandelion come back 🙃
Makasih buat para Readers yang mau mampir di cerita ini 🥰
Saya sadar cerita ini jauh dari kata bagus, saya hanyalah penulis pemula yang tentunya belum lihai dalam hal membuat cerita.
Happy reading
Dande berdiri kaku di depan pintu berwarna putih, ia hanya diam tanpa mau beranjak 15 menit yang lalu. Ia ingin masuk ke dalam, tapi takut mereka menolak kehadirannya.
Tiba-tiba pintu itu dibuka Faro dari dalam sana. "Lo ngapain kesini!" bentak Faro
"K .... kak."
"Jangan panggil gue kakak! Senang lo udah buat celaka Adik gue." Tatapan tajam Faro layangkan.
"Nggak kak ..."
"Bulshit tau nggak! Jelas-jelas cuma lo yang di tangga."
Dande memegang tangannya Faro, namun Faro menyentaknya kasar.
"Jangan pernah lo sentuh gue dengan tangan kotor lo!" tolak Faro.
"Kakak salah paham, Adek nggak sengaja Kak."
Faro berdecak. "Lo memang nggak tau diri, ya! Seharusnya lo bersyukur karena keluarga gue udah mau merawat lo. Pergi lo!" Faro mendorong Dande kuat, membuat anak itu jatuh.
Faro tidak peduli, malah memilih masuk kembali kedalam ruangan itu.
Dande terisak mendapat penolakan kakak sulungnya. Tidak ada lagi tempat ternyaman untuk pulang, hanya luka menjadi teman hidupnya.
Seseorang datang mengulurkan tangannya. Dande mendongak ke atas, melihat siapa dihadapannya.
"Bangun Dan."
Dande terkejut melihat orang di depannya. "Kenzie."
🌼🌼🌼
Dande memandang kosong langit malam. Hawa dinginnya malam ia tak hiraukan, menusuk tubuh kurusnya.
"Lo ... dengar semuanya?" tanya Dande tanpa mengalihkan pandangannya.
"Iya, gue dengar," jawab Orang di sebelahnya.
Dande beralih menatap Kenzie dengan mata yang sembab. "Dia itu kakak gue. "
Kenzie kaget. Bagaimana tidak, orang yang mendorong Dande tadi adalah salah satu anggota keluarga Erlangga. Siapa yang tidak kenal keluarga Erlangga yang sukses dalam dunia bisnis di dalam maupun di luar negeri.
"Jadi Lo anak pengusaha terkenal itu." Dande menggeleng, membuat Kenzie bingung.
"Gue anak haram, tidak tau siapa Ayah kandungnya. Gue lahir dari sebuah kesalahan yang seharusnya tidak ada." Dande tersenyum kecut.
Bulir-bulir air mata menggenang di pelupuk mata Dande. "Gue harus apa, Zie? Gue capek, gue ingin bahagia seperti orang lain.
Kakak Faro benci lagi sama gue. Gue tau gue salah udah bikin Kak Fero Jatuh dari tangga, tapi gue nggak sengaja Zie ..." Kenzie membawa Dande kepelukannya, mengusap punggung Dande yang bergetar.
"Gu ... gue ingin mati aja ... hiks" Dande menangis pilu, hatinya terlampau sakit mendapat penolokan Kakak sulungnya.
"Hey, jangan ngomong gitu. Lo masih punya gue, Hendra juga Putra. Ingat itu."
Dande melepaskan pelukan Kenzie.
"Makasih Zie, Kalian selalu ada buat gue."Kenzie tersenyum, sahabatnya ini bangkit dari keterpurukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dandelion [OPEN PO]
Teen FictionBahagia Satu kata berjuta makna, salah satunya mendapatkan kasih sayang keluarga. Mungkin itu terlihat sederhana tapi tidak untuk dirinya. Disaat seorang anak lahir disambut bahagia namun berbeda untuknya. Dia ada tapi tak dianggap, dia ada tapi tak...