Masih di rumah sakit.
Setelah sarapan tadi, Jennie dan Jisoo sekarang lagi asik ngobrol dengan ibunya Jennie.
Jennie sekarang sadar, kenapa anak bastard bisa belain Jisoo banget. Kenapa Soojoo bisa segitu memuja ndoro nya ini.
Jisoo pribadi yang supel, sopan dan sangat menyenangkan. Terbukti ibunya bisa segampang ini dekat dengan Jisoo. Ngobrol santai dan bercanda bareng Jisoo.
Daritadi, Jennie merasa malah menjadi tamu disana. Bahkan ibunya tega menyeritakan aib masa kecil Jennie yang memalukan.
Jisoo tumbuh di keluarga yang utuh, kedua orang tua yang sangat sayang dengan Jisoo. Meskipun tersirat kalau Jisoo lebih baik hidup sederhana asal punya banyak waktu untuk bersama kedua orang tuanya.
Sebenarnya Jennie heran, kenapa orang tua Jisoo lebih mempercayai keluarga Soojoo yang notabennya hanya sahabat kedua orang tua Jisoo daripada keluarga Nayeon yang berstatus saudara?
Sebagaimana Soojoo memuja Jisoo, begitu juga Jisoo memuja Soojoo. Menurut Jisoo, dia tidak akan menjadi diri dia sekarang tanpa Soojoo dan keluarganya.
Walaupun Soojoo bukan personil the bastard, tapi buat Jisoo sahabatnya itu bisa dikatakan sudah seperti saudara buatnya. Walaupun Soojoo sekarang tidak tinggal satu kota dengan Jisoo, mereka selalu menyempatkan waktu untuk bertemu sebulan sekali.
"Sama Soojoo, Jisoo justru jarang kontak. Tapi kita selalu sama-sama ada disaat dibutuhkan," begitu kata Jisoo.
Mungkin seperti Jennie dengan Momo. Walaupun mereka gak satu kampus, gak satu genk, Momo selalu ada buat Jennie. Melindungi Jennie, juga menjadi tempat Jennie bercerita hal-hal yang kadang tidak bisa dia ceritakan ke genk syantik.
Sahabat sedari kecil memang mempunyai ikatan tersendiri buat mereka berdua.
Jisoo sedaritadi menceritakan banyak hal pada Jennie dan ibunya. Jisoo bilang kalau mulai sekarang, Jisoo akan berbelanja dan nongkrong di minimarket tempat ibunya Jennie bekerja. Niat baik itu disambut elusan lembut di tangan Jisoo oleh ibunya Jennie.
"Terimakasih, Jisoo. Niatmu baik sekali," kata ibunya Jennie sambil tersenyum.
"Tenang tante, Jisoo juga bakal suruh anak bastard belanja disana hehehe," balas Jisoo dengan kekehan.
"Apa tidak jauh dari tempat kalian?" ibunya Jennie memastikan.
"Kalau dari markas bastard sih gak jauh ya, deket banget malah" kali ini Jisoo membalas dengan tersenyum.
Hati Jennie menghangat. Pujaan hatinya selama ini, sedang berbincang dengan ibunya. Jennie tidak salah memilih Jisoo sebagai pengisi hatinya, walaupun orang itu bahkan tidak tau isi hati Jennie.
Dari bicaranya, Jisoo terdengar mendukung hubungan Wendy dan Joy. Dia juga sering kali menyuruh Seulgi, Lisa dan Yeri memperlakukan Irene dan Chaeyoung dengan baik.
Jennie sadar, selama ini kalau Seulgi, Lisa dan Yeri sedang menggoda temannya, Jisoo tidak pernah ambil pusing. Tidak pernah Jennie dengar Jisoo meledek atau memprovokasi mereka. Jisoo hanya diam, kadang tertawa atau paling sering geleng-geleng kepala melihat kelakuan teman satu genk nya itu.
Jennie pikir selama ini diamnya Jisoo mendukung temannya, tapi ternyata kadang Jisoo juga heran sendiri.
"Seulgi tuh berani nya deketin Irene pas sama kita-kita doang. Coba kalo suruh berdua sama Irene, pasti ngabur dia hahhaha" jelas Jisoo.
Mina bodoh.
Itu yang ada dipikirkan Jennie saat ini. Jennie tau gimana Jisoo menjaga komitmennya. Berapa banyak yang Jisoo tolak dengan label "gue udah punya pacar". Tapi Mina bisa-bisanya malah ngeduain Jisoo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sorry Seems To Be The Hardest Word | JENSOO
Fanfiction1 kata, Seribu Makna, berjuta sesal. Maaf.