"Hallo?" sapa Jisoo saat mengangkat ponselnya yang berdering beberapa kali..
"Ha.. Hallo.." suara dari sebrang terdengar dengan tidak yakin.
"Ya? Siapa ini?" tanya Jisoo mengetahui kalau nomer yang menelponnya itu tidak dia kenal. Namun beberapa detik tidak ada jawaban, malah setelah itu panggilan tersebut terputus.
"Nomer siapa ini ya? Ah ini pasti signal gue jelek deh! Provider cabe!" omel Jisoo.
Jisoo lalu menaruh ponselnya kembali, terus beranjak menuju kamar mandi. Tidak lama kemudian ponsel Jisoo berdering lagi.
"Hallo..."
*deg* suara itu....
"Hallo??"
tidak ada jawaban...
"Sayang? Siapa yang telpon?" tanya Jisoo.
"Hallo?" Mina kembali menyapa orang diseberang telpon itu. "Tidak tau, nomor tidak dikenal.."
tuuuttt tuuuutttt ~
"Yah, dimatikan," kata Mina, lagi.
"Ya sudah, biarin aja.. Kalau butuh juga telpon lagi.. Heheheh, apa kamu udah selesai masak? Aku lapeeerrr..." Jisoo berkata sambil memegang perutnya.
"Ih! Udah gede manja aja! Udah, ayo makan nanti keburu dingin gak enak.."
Kemudian dua sejoli itu beranjak dari kamar Jisoo dan meninggalkan ponsel Jisoo di kamar.
Iya, saat ini Jisoo sedang bersama Mina, kekasihnya. Saat tau kejadian Jisoo dan Momo kemarin dari Seulgi, Mina langsung datang melihat keadaan Jisoo.
Emang si Seulgi lemes!
Sementara dua sejoli yang asik makan itu tidak memperdulikan siapa yang menelpon Jisoo tadi.
Ternyata si penelpon itu kini malah dilanda patah hati lagi.
"Ternyata sudah ada yang urus, hehe.." Ucapnya dalam hati.
Hatinya siapa? Hatinya Jennie.
Iya, Jennie yang tadi mencoba menghubungi Jisoo. Niat Jennie untuk mengecek keadaan Jisoo malah berujung sakit hati.
Untung saja, dia sempat kehilangan nyali untuk berbicara setelah mendengar suara Jisoo.
"Hehe ternyata sakit ya begini aja.. Tapi mungkin lebih baik, kalau tidak aku bisa lupa kalau dia sudah ada yang punya," batin Jennie sambil melihat kembali stories dari instagram Seulgi yang dia screenshoot kemarin.
Sosok yang Jennie kagumi itu terlihat terluka parah dibagian hidung, ulah sahabatnya. Ingin sekali Jennie memarahi Nayeon dan segala kebenciannya pada sepupunya itu. Jennie yakin Nayeon tau kalau Jisoo tidak sejelek itu, Jisoo masih jauh berprestasi dibanding mahasiswa lainnya yang terlihat baik-baik saja.
Toh bukan salah anak bastard kalau mereka dikagumi sebegitunya, namun bersikap dingin atau acuh tak acuh dengan yang lain. Jennie ingat bagaimana Soojoo menceritakan bahwa sebenarnya anak bastrad hanya tidak ingin ada yang masuk dan mendekat pada genk mereka dengan maksud yang kurang baik.
Sekali mereka tertipu dengan pesona dan kebaikan orang, bahkan itu mampu membuat genk mereka hampir terpecah belah. Tentu Jisoo sang pemimpin mencoba melindungi teman-temannya dari kejadian seperti itu lagi. Soojoo bercerita kalau dia saja sakit hati mengetahui penghianatan itu, bagaimana mereka.
Sunmi. Kakak kelas mererka sedari sekolah dulu sudah dianggap kakak sendiri bagi anggota genk itu. Mereka benar-benar dekat. Sunmi pun bukan tipe orang yang terlihat tega berbuat buruk. Namun semua itu hanya topeng.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sorry Seems To Be The Hardest Word | JENSOO
Fiksi Penggemar1 kata, Seribu Makna, berjuta sesal. Maaf.