LimaBelas

2.3K 297 17
                                    

Jisoo masih di dalam mobilnya, dia gak sadar berapa lama dia ada di dalam. Tadi di rumah, dia tidak merasa sangat hancur seperti ini. Tapi kenapa disini dia malah seperti kehilangan tenaga?

Pikirannya tetap tertuju pada kejadian tadi, sedangkan sekarang dia sudah berada di depan rumah sakit. Dia harus menyembunyikan sedihnya di depan Jennie.

Jisoo sama sekali belum membicarakan hal ini pada genk bastrad, dia gak tau harus mulai darimana cerita tentang Mina ini.

*tok tok tok* (kek nya gue demen banget ama bunyi ketukan, gak disini gak di atu lagi.. wkwkwkw maap iklan)

Tiba-tiba terdengar suara ketukan pada kaca jendela mobil Jisoo, Jisoo kaget langsung menegok ke arah suara tersebut.

Jennie.

Kenapa Jennie kesini? Padahal dia belum mengabari Jennie kalau dirinya sudah sampai. Jisoo langsung membuka pintu mobilnya dan menyapa Jennie.

"Jennie? Kenapa di luar? Gue kan belom ngabarin?" Jisoo bertanya penasaran.

"Udah sejam lebih, mau dua jam. Lo belum ngabarin, gue tadi niatnya mau ngubungin lo. Eh liat mobil lo udah parkir, jadi gue cek aja. Takutnya mati, gue lagi jadi tersangka," kata Jennie dingin, tapi Jisoo malah senyum.

"Solimi sekali mulutnya ya. Main mati aja, kasian authornya nulis lama gue belom jadi jagoan udah mati," LAH? KOK GUA DIBAWA BAWA?!?! mo lanjut gak nih ceritanya? Sembarangan si bambang!

"Hahahaha, ya kali aja. Abis gak ada angin gak ada ujan lo tau-tau mau kesini, gue kira sih efek ditonjok jadi geser otaknya," Jennie tertawa. Jisoo? Tersepona. Salah, terpesona.

Ciiiiaaa baru dikasih tawa gitu aja udah melongo anda!

"HEH! Jisoo! Lo liat setan? Kok tiba-tiba kaku?" Jennie mencoba menyadarkan Jisoo.

"Bentar, gue shock liat lo ketawa. Dalam sejarah kita kenal, ini pertama kalinya lo ketawa sama gue. We o We," jawab Jisoo jujur.

Memang sepanjang mereka kenal, berinteraksi aja mereka jarang. Seringnya kayak jalanan puncak kala weekend, diberlakukan one way. Jalur ditutup, akses Jisoo untuk memulai interaksi selalu ditutup Jennie rapat-rapat.

"Apa sih lebay! Yaudah gue gak ketawa lagi deh," Jennie langsung memasang wajah jutek bin garang khas nya selama ini.

"Eh eh eh, jangan dong. Lo cantik kalo ketawa atau senyum, hehehehe." Jisoo coba menggoda Jennie. Yang digoda gimana? Anda semua pasti tau isi hatinya, cuman Jisoo doang yang gak tau. Kasian deh..

Jennie berusaha menyembunyikan detak jantungnya yang gak beraturan dan pipinya yang memerah akibat kejujuran Jisoo tadi. Entah Jisoo jujur, entah Jisoo udah ketularan Seulgi jadi Kang rayu.

"Oh, jadi kalo diem gini gue gak cantik? Yaudah, gue masuk aja ya. Dingin diluar, lo mending balik deh!" Jennie mencoba menutupi itu dengan berpura-pura marah.

Tapi bukannya membuat semua itu reda, Jennie makin kaget dengan tangannya yang tiba-tiba saja ada yang memegang. Siapa lagi kalau bukan Jisoo. Jisoo mencoba menahan Jennie dengan menarik tangan Jennie.

"Et mau kemana? Lo cantik kok, gak cuma kalo lagi senyum atau ketawa aja. Sayang aja jomblo," Jisoo nyengir lebar memamerkan gigi-gigi putih rapihnya.

"Tau yang udah punya majikan, sombong banget!" Jennie melepas pegangan tangan Jisoo kasar kemudian beranjak. "Mau masuk gak? Dingin di luar, gue gak pakai jaket,"

"Iya, sebentar gue ambil tas gue dulu," Jisoo langsung bergegas masuk mengambil tas yang udah dia siapin tadi buat bermalam di rumah sakit malam ini.

Sorry Seems To Be The Hardest Word | JENSOOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang