Duapuluh Sembilan

1.9K 296 24
                                    

VOTE DULU DONG GUYS HEHEHEHE

Hari minggu pagi, Jennie bangun dengan ceria. Selalu merasa bersyukur masih bisa bangun di tiap paginya dan juga masih di kasih nikmat sehat. Tapi minggu pagi kali ini, Jennie merasa sangat bahagia.

Semalam dia menghabiskan waktunya dengan chatting. Walaupun cuma sekedar berbincang melalui ponselnya, Jennie sudah merasa sangat senang. Sepulang kuliah kemarin juga dia tidak pulang sendirian.

Tapi dia kembali teringat dengan pesan adik kecilnya itu, "Ingat, Kak Nini juga jangan terlalu senang. Jangan terlalu terburu-buru. Aku gak mau ya, kalau kakak nantinya di jadiin pelarian," begitu ucap si musim dingin semalam.

Winter benar, gimana pun, sesenang apapun Jennie saat ini. Dia harus ingat, belum ada 1 bulan Jisoo putus dari Mina. Jangan bodoh karena cinta. Walaupun sebenarnya tidak segampang menyebutkan nya, tapi kata-kata itu harus Jennie tanam baik-baik.

Jennie melihat ponsel nya yang semalam tumben tumbennya tidak dia taruh di meja sebelah tempat tidurnya.

Pukul 06.08.

Dia segera bangun dari kasurnya. Seperti biasa, Jennie langsung menuju kamar mandi dan melakukan rutinitas paginya. Membereskan rumah sudah biasa dia lakukan setiap hari. Biasanya saat ibunya tidak sakit, ibunya mungkin sudah bersiap untuk berangkat bekerja. Untuk sarapan, biasanya mereka menghangatkan sisa makanan semalam. Atau hanya memakan roti.

Saat Jennie keluar dari kamar mandi, dia melihat sosok ibunya itu di dapur sedang menyiapkan sarapan pagi mereka.

"Pagi, Ma.." Sapa Jennie dengan senyum manis.

Ibunya yang mendengar sapaan Jennie langsung menoleh dan menghentikan kegiatannya sebentar. "Pagi, sayang.. Apa kamu mau makan yang semalam atau mau makan roti?" Tanya ibunya.

"Yang semalam saja, ma.. Sepertinya Jennie akan sibuk hari ini. Jennie harus ke rumah singgah, hari ini anak anak minta Jennie datang," Jawab Jennie sambil mengambil sapu di ujung ruangan.

Ibunya Jennie hanya mengangguk dan Jennie lantas segera melakukan tugasnya selama di rumah.

Setelah beres dengan pekerjaannya. Jennie menghampiri ibunya di kamar. Saat Jennie membuka pintu kamar, ibunya sedang asik membaca sambil mengelus Kuma.

"Ma, ayo sarapan.. Jennie udah selesai beberesnya,"

Setelah itu, ibu dan anak itu menghabiskan waktu dengan ngobrol dan makan sarapan mereka.

Selesai sarapan, Jennie bergegas mandi dan bersiap. Hari ini, Jennie mau mencoba sedikit menjaga jarak dengan Jisoo. Membiarkan pesan ucapan selamat pagi dari orang itu.

Siap untuk berangkat, Jennie di jemput oleh Kim Lip yang katanya sekalian lewat dari olahraga pagi.

Olahraga kok bawa motor, Lip?

Tidak ada yang istimewa setelah itu. Sampai di rumah singgah, Jennie seperti biasa langsung di sambut oleh anak-anak yang antusias kedatangan Jennie hari ini.

Sudah beberapa hari ini Jennie tidak datang ke sana. Sementara Kim Lip langsung ngacir setelah mengantar Jennie. Malas berurusan dengan Winter katanya.

Benar, kalau bocah itu tau Lip yang mengantar Jennie, pasti segudang pertanyaan akan di lontarkan olehnya.

"Ning ning mana?" Tanya Jennie begitu dia dan Winter bertemu.

Winter yang ditanya langsung memasanf muka sebelnya. "Mana aku tau, aku bukan ibunya," Jawabnya ketus.

"Ih, gak boleh gitu sama calon pacar.. Hihihi," Balas Jennie meledek.

Sorry Seems To Be The Hardest Word | JENSOOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang