"Hallo.."
"Ya? Hallo? Siapa ini ya? Kalau tidak penting, boleh telpon lain kali?" Jawab Jisoo dingin.
"Hallo Jisoo, ini gue. Jennie.." suara Jennie terdengar gugup.
Jennie? Ada apa pikir Jisoo? Kalau ini masalah lagi, rasanya karma begitu cepat datang padanya.
"Jennie? Ada masalah apa lagi?" kini suara Jisoo melembut, namun terdengar lebih seperti tidak ada gairah.
"Gak, gak ada masalah. Cuma nau minta maaf kemarin Momo nyerang kalian, gue juga udah minta maaf sama yang lain kok,"
Kenapa Jennie yang minta maaf? Jelas-jelas dia memang pantas diperlakukan seperti itu setelah kejadian di kampus tempo hari.
"Iya, gue udah maafin. Gue emang pantes digituin kok," kembali terdengar nada lesu dari ucapan Jisoo.
"Lo luka ya? Gimana keadaan lo? Parah gak?"
Suara Jennie terdengar tulus, dan sedikit khawatir. Jisoo menyinggungkan senyum tipis.
"Gue gak papa, udah biasa. Nyokap lo gimana? Ada kemajuan?"
"Nyokap tadi udah siuman, kalau besok stabil udah bisa dipindahin ke ruang perawatan biasa,"
Kembali Jisoo tersenyum. Dia ikut bersyukur kalau ibunya Jennie udah siuman.
"Syukur. Gue seneng banget dengernya,"
Diam. Setelah itu beberapa detik tidak ada suara.
Jujur Jennie tidak ingin menyudahi panggilan telponnya. Namun dia tidak tau mau bicara apa lagi.
"Jennie? Hallo? Masih disitu?" tanya Jisoo yang heran tidak ada suara dari sebrang.
"Eh maaf, yaudah kalau gitu gue sekali lagi minta maaf, sorry karna temen gue lo jadi luka,"
Mendengar suara Jennie, Jisoo sedikit terhibur.
"Emmm, Jennie.."
"Ya?"
Jisoo berpikir sejenak, ragu. Tapi entah kenapa dia seperti ingin melakukannya.
"Jennie, gue boleh kesana? Gue temenin lo jaga nyokap ya? Atau udah ada yang lain?" tanya Jisoo hati-hati.
Jennie terkejut. Jisoo mau nemenin? Bukan gak seneng, tapi...
"Kalau gak boleh gak papa sih, gue cuma kayaknya gak bisa tidur aja malem ini. Yaudah kalau..."
"Dateng aja, save nomer gue. Sampe depan informasi, lo kabari gue. Soalnya gak boleh masuk kalau gak pakai id card,"
Jennie memotong ucapan Jisoo. Tanpa sadar, Jisoo langsung tersenyum bergegas untuk berangkat.
"Oke, gue kesana. 30 menit gue sampe," jawab Jisoo antusias.
"Gak perlu buru-buru. Hati-hati udah malem,"
Suara lembut Jennie kembali menoreh senyum di bibir Jisoo.
Setelah menutup panggilan telpon, Jisoo langsung ganti baju dan bersiap buat berangkat. Jisoo memasukkan jaket tebal dan selimut.
Dia gak mau kalau nanti disana malah menyusahkan Jennie.
Setelah memastikan semua barang tidak ada yang tertinggal, Jisoo segera berangkat. Sebelum menaiki mobilnya, Jisoo memberi kabar kedua orang tuanya kalau dirinya menginap di rumah Seulgi.
Walaupun orang tuanya sedang berada di luar kota, namun Jisoo tidak ingin membuat mereka khawatir. Tidak lupa juga Jisoo memberi kabar penjaga rumahnya kalau dirinya akan menginap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sorry Seems To Be The Hardest Word | JENSOO
Hayran Kurgu1 kata, Seribu Makna, berjuta sesal. Maaf.