6. Ex

410 72 14
                                    

Yuk di vote ⭐ dulu.
Hitung-hitung menghargai usaha Kimmi buat menghibur kalian.

-
-
-

"Sohyun?" panggil seorang pria kala dirinya telah berdiri dipinggir meja—tepat diantara Sohyun dan Jimin. Kedua orang itu pun sontak mengalihkan pandangan mereka kearah pria tersebut. Sohyun hanya menatap sekilas pria itu, karena setelahnya ia kembali menyibukan diri dengan ponsel pintar dalam genggamannya. Sama sekali tidak berniat menatap lama-lama orang tersebut.

Sedangkan Jimin, pria itu hanya menatap presensi itu dengan wajah datar. Ia tidak mengenalnya, jadi wajar saja ia menampakan raut seperti itu kearah pria tinggi berpakaian formal itu.

"Sohyun, kita perlu bicara," ucapnya karena Sohyun tak kunjung membuka suara. Karena sungguh, ia malas dan jengah dengan kehadiran orang yang tak diinginkannya tersebut.

"Sohyun...."

Namjoon—pria itumelirih karena Sohyun tak jua mau menanggapi ucapannya. Tapi dasarnya Sohyun adalah seseorang yang sangat keras kepala, dan Namjoon juga sudah membuatnya teramat kecewa, ia jadi tak ambil pusing dengan lirihan pria itu. Baginya, apa yang dikatakan oleh Namjoon adalah omong kosong.

"Aku tidak ingin bicara denganmu. Jadi pergi saja," ucap Sohyun santai tanpa repot harus menatap Namjoon.

"Tapi kita benar-benar perlu bicara. Aku bisa jelaskan kesalah pahaman yang terjadi hari itu." Namjoon masih mencoba untuk menjelaskan 'kesalah pahaman' yang terjadi diantara mereka. Tapi sayangnya bagi Sohyun itu bukanlah sebuah kesalah pahaman. Apa yang dilihat oleh matanya adalah apa yang ia percayai.
Sesuatu yang sudah sangat jelas bahkan tanpa sebuah penjelasan sekalipun.

"Salah paham? Kau pikir itu salah paham?" Sohyun menyeringai ditengah kalimatnya. Ia bahkan sudah meletakan ponselnya diatas meja dan menitikkan pandangnya pada Namjoon yang masih menatapnya dengan sendu.
"Aku tidak buta, Joon. Aku juga tidak bodoh untuk tidak bisa mengartikan situasi yang ada. Tak peduli jika menurutmu itu adalah sebuah kesalah pahaman atau bukan. Tapi bagiku apa yang aku lihat waktu itu adalah apa yang aku percayai. Jadi tidak ada lagi yang perlu kau jelaskan."

"Tapi sungguh, itu tidak seperti yang kau lihat, Hyun."

"Aku tidak peduli!"

"Sohyun..."

"Apa kau tidak mengerti dengan ucapanku? Aku tidak ingin bicara denganmu. Aku tidak ingin mendengar apapun darimu. Dan aku tidak ingin melihatmu lagi. Jadi tolong pergi dari sini sekarang!" Cukup sudah, Sohyun tidak bisa lagi menahan dirinya. Pria itu... apakah dia tidak mengerti dengan ucapannya? Apakah dia tidak bisa berbahasa Korea dengan baik hingga tak bisa mengertikannya? Semuanya sudah jelas, Sohyun tidak ingin bicara dengan Namjoon.

"Tapi..."

'Byur'

Belum juga Namjoon berhasil menyelesaikan kalimatnya, Sohyun sudah lebih dulu dibuat geram dan menggerakan tangannya untuk mengambil segelas air yang sebelumnya disediakan diatas meja tersebut dan menyiram wajah pria itu tanpa rasa bersalah sedikit pun.

"Aku tidak tahu apa yang ada dipikiranmu. Aku sudah mengatakan bahwa aku tidak ingin mendengar apapun darimu, bahkan satu kata pun. Jadi berhenti bicara padaku. Dan kalaupun kita bertemu, anggap saja kau tidak mengenalku. Karena aku sama sekali tidak ingin berhubungan lagi denganmu," ucap Sohyun tegas dan langsung bergegas setelah meraih ponselnya yang sebelumnya ia letakan diatas meja.

Kesal, Sohyun sungguh kesal dengan kehadiran Namjoon disana. Hubungan yang telah berakhir diantara keduanya sudah cukup bagi Sohyun untuk tidak berhubungan lagi dengan pria berdimple itu. Terlebih dengan alasan dibelakangnya. Itu memuakkan. Lagipula apalagi yang harus mereka bicarakan? Berakhirnya hubungan mereka adalah karena kesalahan pria itu sendiri. Dia yang berselingkuh di belakang Sohyun. Jadi mau dijelaskan bagaimana pun, apa yang dilihat oleh Sohyun tempo hari sudah lebih dari cukup sebagai alasan untuk dirinya tak lagi berhubungan dengan Namjoon.

Consent ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang