Mari ramaikan part delapan ini gaiseu...
Di tunggu spam komennya ya...
Harus banyak pokoknya.
Kalo ngga nanti Kimmi sedih.
Nanti Kimmi slow update.
Terus nanti Kimmi hiatus (eh ga ding).
Tapi pokoknya wajib voment.
Ga voment berarti ga sayang sama Kimmi.Jadi jangan lupa di voment ⭐ ya!!
-
-
-"Eomma dengar ada seseorang yang masuk ke apartemenmu?"
"Eum."
"Bagaimana bisa?"
"Entahlah."
"Apakah kau memberikan kode pintumu hingga dia bisa masuk begitu saja ke apartemenmu?"
"Tentu saja tidak!"
"Lalu bagaimana dia bisa masuk? Eomma dengar dia kekasihmu."
"Tidak, kami sudah berakhir. Dan lagi, aku juga tidak tahu bagaimana dia bisa masuk. Aku tidak bodoh untuk menyebarkan kode pintuku pada semua orang yang dekat denganku."
"Jadi, apakah kau sudah melaporkannya?"
"Untuk apa?"
"Tentu saja untuk memberi pelajaran pada mantan kekasihmu itu."
"Tidak. Aku terlalu enggan melakukannya."
"Seharusnya kau melakukannya agar dia jera dan tidak melakukan hal yang bisa membahayakan dirimu."
Sohyun yang sedari tadi sibuk menekan huruf demi huruf dalam keyboardnya lantas berhenti sejenak untuk menanggapi ucapan sang Ibu yang sedang tersambung lewat panggilan telepon. Wanita itu masih ada di China, tapi mendengar jika Sohyun hampir celaka karena mantan kekasihnya, ia segera menghubungi Sohyun untuk memastikan bahwa gadis itu masih baik-baik saja.
"Lalu apa menurut eomma hanya dengan ini aku akan terbebas darinya? Tidak. Dia pria yang sangat keras kepala. Dan lagi, dia punya kuasa yang cukup besar pula. Ayahnya seorang Jaksa. Kakaknya seorang pengacara. Dan adik dari Ayahnya adalah seorang kepala kepolisian. Jadi apakah menurut eomma hal ini akan mudah? Mereka bisa saja memutar balikan fakta yang ada dan memanipulasi data. Jadi percuma saja aku melaporkannya," ucap Sohyun malas. Ia bahkan kini sudah menyandarkan punggungnya pada kursi kebesarannya. Memutar sedikit kursi itu hingga kini Sohyun dapat melihat pemandangan kota Seoul lewat jendela yang ada disana.
"Tapi jika tidak begini, bagaimana jika dia melakukan hal yang lebih buruk padamu?" tanya nyonya Jang.
"Eomma punya kuasa. Punya banyak pengawal juga. Jadi berikan saja setidaknya satu pengawal eomma untuk menjagaku, itu sudah cukup."
"Itu tidak akan cukup."
"Lalu?"
"Eomma akan menyuruh sebagian pengawal eomma untuk menjagamu."
"Itu berlebihan. Aku tidak mau."
"Tapi satu itu terlalu sedikit."
"Eomma, memangnya eomma pikir aku tidak tahu? Eomma diam-diam menempatkan beberapa orang di gedung apartemen untuk mengawasiku. Dan kurasa itu sudah cukup. Aku hanya butuh satu setidaknya untuk mengawalku dengan benar."
Benar, Sohyun itu terlalu teliti. Ia tentu saja tidak bodoh untuk tidak mengetahui jika ada beberapa pasang mata yang sering nengawasinya saat ia berada di gedung apartemennya. Mereka mungkin tidak menampakan diri mereka di depan Sohyun langsung, tapi Sohyun bisa merasakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Consent ✔
RandomIni bukanlah kisah cinta dari sebuah naskah drama. Bukan pula kisah cinta sederhana dengan dua orang yang saling mencintai dan ingin memiliki. Tapi ini adalah kisah cinta dimana para pemerannya memiliki sebuah consent dan tujuan masing-masing. Awaln...