24. An Affirmation: Black Over White

239 59 16
                                    

Telat ya? Hehe iya tau Kimmi telat up.
Maaf ya, soalnya tadi ada hal tak terduga yang tiba-tiba aja dateng, jadi yah CONSENT yang harusnya up jam setengah sembilan tadi jadi ngaret sampe jam segini.
So... Kalian baca part ini jam berapa nih gaiseu?

Eh BTW kalo kalian menemukan banyak typo, silahkan di tandai aja ya.
Soalnya Kimmi revisi kebut part ini, jadi mohon maaf kalo ada yang kelewat.

-
-
-

Hari minggu bukanlah hari dimana Jimin masih di haruskan bekerja untuk Sohyun. Tidak, Jimin tidak harus melakukannya. Dia bebas melakukan apa saja. Dia bisa melakukan me time seperti berlatih bela diri seperti dulu, menembak, hangout atau lainnya. Jimin bisa melakukan itu semua, Sohyun tidak melarangnya. Tapi sayangnya Jimin tetap tak melakukannya. Jimin masih saja menggunakan waktu liburnya untuk menemani Sohyun.

Namun hari ini berbeda. Sohyun hari ini meminta Jimin datang ke apartemennya. Gadis itu bilang jika ada hal yang perlu ia bicarakan dengan Jimin. Jimin tidak tahu itu apa, jadi untuk mengetahuinya Jimin segera bergegas menuju apartmen Sohyun. Mengetuk pintu apartemen gadis itu sekilas sebelum akhirnya masuk setelah memasukan sandi pintu milik Sohyun. Jujur sebenarnya Jimin juga tidak tahu untuk apa ia mengetuk pintu jika pada akhirnya ia sendirilah yang membuka pintunya. Konyol? Tentu saja. Tapi entah kenapa Jimin tetap melakukannya.

Jimin memasuki apartemen Sohyun sambil menilik sekitar untuk mencari keberadaan Sohyun. Dan yah... Netranya dapat menangkap presensi gadis itu yang kini sedang duduk di ruang tengah seraya membaca sebuah berkas yang entah apa isinya.

Jimin kemudian mendekat dan segera memanggil nama gadis itu yang agaknya sudah tahu kedatangannya.

"Hyun?" panggil Jimin.

"Duduklah," ucap Sohyun tanpa menatap Jimin sedikit pun. Dirinya masih saja fokus dengan berkas miliknya. Tapi Jimin tidak merasa tersinggung sedikitpun. Dia memahaminya. Jadi tanpa mengulur waktu lagi, Jimin segera duduk pada salah satu sofa yang ada di dekat Sohyun.

Namun baru juga duduk, Sohyun sudah menyodorkan berkas yang sedari tadi di pegangnya pada Jimin. Membuat raut kebingungan langsung nampak di wajahnya.

"Ini adalah perjanjian yang aku katakan semalam," terang Sohyun yang membuat Jimin semakin bingung di buatnya.

"Kau bisa membacanya dahulu." Mengerti dengan raut kebingungan milik Jimin, Sohyun segera menyarankan pria itu untuk membaca berkas yang ternyata isinya adalah perjanjian mengenai hubungan pura-pura mereka. Dan tanpa banyak berpikir, Jimin segera membaca isi perjanjian itu.

Dan selagi Jimin membaca isi perjanjian tersebut, Sohyun sedikit banyak menjelaskan hal yang sekiranya harus Jimin ketahui mengenai hubungan itu.

"Aku tidak meminta banyak, aku hanya ingin kau mengerti posisiku. Aku belum lama putus dengan Namjoon, dan perasaanku juga masih sedikit abu-abu. Aku melakukan ini pure hanya ingin menolong. Jadi aku harap kau tidak berekspektasi terlalu tinggi dengan hubungan ini. Aku juga berharap kau akan berhenti sebelum kau benar-benar mencintaiku. Aku tahu, menyetujui hal ini sama saja aku menyetujui kau mencintaiku dan benar-benar menganggapku sebagai kekasihmu. Hanya saja, perlu kau ingat. Ini hanya pura-pura. Tapi kau tenang saja, aku akan melakukan yang terbaik sebagai partner. Hanya partner." Sohyun terus menekankan bahwa hubungan yang saat ini ia dan Jimin jalin murni hanya sebatas perjanjian saja. Sohyun tidak ingin Jimin berharap bahwa Sohyun akan mencintainya sebagaimana Jimin yang 'mungkin' akan mencintainya.

Mencintainya? Iya, Sohyun harus bisa membuat Jimin mencintainya. Karena dengan begitu, tandanya Sohyun berhasil membantu Jimin menghidupkan kembali perasaannya. Tapi jika tidak, sudah di pastikan Sohyun gagal dalam menjalankan misinya.

Consent ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang