15

1.4K 140 11
                                    

Hallo apa kabar?
Udah siap baca kelanjutan cerita Darren?

Happy reading!🍀

*
*
*

"Gue bilang juga apa! Ngeyel sih lo!" geram Caramel.

Sedari tadi, Darren memaksakan berjalan tanpa tongkat namun yang ia dapatkan malah nyeri dan semakin sakit dibagian kakinya.

"Car ... " rengek Darren.

Caramel memutar bola matanya malas, sudah 4 hari ia izin sekolah hanya karena menjaga Darren. "Udah sih nanti juga sembuh sendiri, buruan bangun," balas Caramel.

"Susah anjir!"

Caramel menatap na'as Darren, dilihatnya Darren sudah seperti buaya darat yang ingin nyemplung ke air. "Sini gue bantu."

Caramel medekatkan tubuhnya ke tubuh Darren, lalu dengan perlahan ia memapah lengannya.

"Sssshhh ... jalan aja susahnya pake banget anjir," umpatnya.

Plak

Caramel memukul bibir Darren pelan, "Lagi sakit juga masih aja ngumpat kaya gitu!" ketusnya.

Caramel menuntun Darren supaya duduk di sofa taman, dan ia pun ikut duduk di sampingnya dengan kursi yang berbeda. "Car? Kabar Grisel gimana ya?" tanya Darren.

"Lo itu lagi sakit! Masih aja nanyain kabar orang lain, emang bener kata Papi ya, kalo lo itu bodoh banget," cerocos Caramel.

"Mulut lo lamis banget."

"Biarin lah! Gue kan cewek!" sahutnya.

Darren berdecak, matanya terus menatap kakinya yang diperban dengan kain, "Sumpah gue kangen banget sama Grisel, dia disakitin nggak ya sama si Kelvin?"

Ngomong-ngomong soal Kelvin, Caramel sedikit demi sedikit mengetahui sisi buruknya karena dapat bocoran dari Darren dan kawan-kawan. Namun, ia tidak bercerita soal ini pada Grisel, biar saja ia tahu sendiri. Fikir Caramel seperti itu.

"Gak! Lo tenang aja."

"Car ... lo mata-matain Grisel ya?" pinta Darren dengan puppy eyesnya.

"Gak! Gue gak mau jadi orang munafik ya!" nyolotnya.

"Eh markonah!" geram Darren dengan menoyor kening Caramel.

"Pokoknya gue gak mau! Gue gak mau berpihak sama salah satunya, gue pengennya netral aja."

Darren menghembuskan nafasnya, sangat percuma jika ia terus membujuk Caramel, karena Caramel mempunyai sifat keras kepala. "Fine."

"Btw lo udah bujuk Grisel supaya gak marah lagi sama gue belum?" tanya Darren ketika mengingat janjinya bersama Caramel.

"Belum, setiap gue bahas lo pasti si Grisel langsung pergi, kalo gak pergi ya pasang earphone ditelinganya."

"Yahhh."

"Emang kenapa sih? Lo kok cinta banget sama Grisel?" keponya.

Darren {On Going}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang