SORROW

58 5 0
                                    

Genre: Historical Dark Romance
POV: 2
Rate: Semua umur (Yang nulis lagi tobat wkwkwk)

Selamat membaca sepenggal kisah ini

Semoga suka

❤️❤️❤️

____________________________________________________

____________________________________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Guntur menggelegar. Sayup-sayup kau mendengar pintu diketuk. Dengan jantung kian mengentak keras, secara spontan kau memejamkan mata, memilin lebih kuat jari-jemarimu hingga buku-bukunya memutih. Kau menarik oksigen lebih banyak sebelum mengeluarkan karbondioksida perlahan-lahan. Lelah, letih dan takut telah menguasai tubuhmu. Pikiranmu pun semrawut. Semua komponen itu membentuk kemuraman, tetapi kau harus mempersiapkan diri untuk melihat serta menghadapi kenyataan.

Pintu terbuka. Bayangan seorang wanita paruh baya berbaju hitam panjang dilapisi celemek putih dengan rambut disanggul rapi yang masuk ruangan terpantul pada kaca jendela Prancis di hadapanmu. Sementara di luar hujan, memamerkan kilat bagai akar pohon yang merebak di langit musim panas dalam kegelapan malam. Setelah guntur menggelegar lagi, tanpa melihat langsung, kau menunggu pelayanmu berbicara, “Lord Goulding telah kembali—”

“Tinggalkan kami berdua, Nelly,” sela pria yang dibicarakan pelayanmu; pria yang hendak diberitakan kabar kedatangannya. Kini sosok bermantel kulit hitam yang melapisi badan tegapnya telah menerobos masuk. Titik-titik air menempel di permukaan kedua pundaknya.

Pasti suara kereta kudanya kalah dengan guntur dan hujan lebat, pikirmu dengan tubuh menggigil. Bukan akibat cuaca yang sedang dikondisikan dengan bara api perapian dan pakaian hangat yang kau kenakan. Melainkan akibat dari kegamangan yang menerjangmu sejak tadi siang. Kadarnya kini bertambah ditandai dengan terendusnya aroma doamu yang tidak terkabul dalam jenis suara yang dilontarkan pria itu serta tatapan tajamnya yang kau lihat sekilas di pantulan kaca jendela.

Perpustakaan tempatmu berpijak lebih luas daripada perpustakaan milik bangsawan-bangsawan lain. Jika bukan karena sangat suka membaca, kau tak akan pernah diizinkan suamimu menguasai ruangan ini seorang diri. Namun, saat ini udara di dalam makin menipis, nyaris menyiksa paru-parumu yang membutuhkan lebih banyak oksigen.

Nelly menutup pintu. Kau segara berbalik menghadap pria berambut hitam itu untuk menyambutnya dengan wajah terkejut, tetapi ceria seperti biasa. “Kukira kau akan kembali dari luar kota besok seperti rencana awal. Kalau tahu kau datang lebih cepat, aku akan menyambutmu di teras. Aku tadi menulis beberapa catatan dari buku. Tapi karena mendengar hujan, aku melihatnya dari jendela. Gunturnya keras sekali sampai aku tak mendengar suara kereta kudamu datang. Omong-omong mantelmu basah, Sayang. Sebaiknya lepaskan itu.”

Suamimu tidak menggubris perkataanmu. Sebaliknya, ia menepis tanganmu yang hendak memabantunya melepas mantel. Ia mendesak, “Kenapa kau melakukan ini padaku, Alina?”

Napasmu terasa tersangkut di tenggorokan kala mendengar Lord Benedict Goulding memanggil nama kecilmu. Bukan panggilan sayang yang biasanya kalian lontarkan satu sama lain. Inilah yang kautakutkan sejak tadi siang dan kau persiapkan menghadapi Ben yang mengetahui rahasia kotormu.

DARK AND WILD SIDETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang