Part 13

5.1K 246 6
                                    

Happy Readings 💕💕

Ke esokan paginya semua hal berjalan seperti biasanya. Barang-barang yang Xena miliki sudah tertata rapih di dalam koper kecil miliknya. Maklumlah, Xena bukanlah orang yang berasal dari kalangan atas sehingga mempunyai banyak barang mewah yang wajib dirinya bawa kemana saja. Sedangkan Al, bocah itu masih saja memasang wajah juteknya kepada sang ayah Arzachio karena ulah sang ibu anak tersebut terpaksa bangun pagi akibat barang-barangnya yang sama sekali belum di packing.

" Ama !!." Panggil Al merajuk kepada Xena dengan muka imut dan manjanya.

Sedangkan yang dipanggil mematap dirinya bertanya-tanya.

" Iya sayang ada apa, nak !! Loh, kok makanannya belum Al makan ya ??." Tanya Xena menatap sang putra yang tengah merajuk kepadanya.

Bukannya dia tidak peka akan apa yang menjadi kekesalan bocah 3 tahun itu. Namun, dia hanya tidak ingin terlalu manjakan sang putra, agar sang putra nantinya tidak menjadi seseorang yang keras kepala dan juga pemaksa seperti sang ayah, Arzachio. Yang kini hanya diam tanpa ingin mengeluarkan suarnya untuk mengganggu sang putra yang sedang berada pada mood yang kurang baik.

" Al ndak au makan ama, ndak au. Al ndak au pindah, Al ndak au." Ucap bocah itu tanpa sadar memaki Xena yang kini tengah menatapnya tak percaya.

" Huft." Ucap Xena menghembuskan nafasnya kasar menatap sang anak yang masih berada dalam mode manjanya. " Sayang kamu tega bentak mama nak !! Mama gak nyangka bahwa putra mama tega ngelakuin itu semua ke mama !!." Ucap Xena kecewa dan menatap sang anak yang telah tega membentak dengan raut wajah terluka.

Dirinya pura-pura melakukan itu semua agar Al bisa mengerti dimana letak kesalahannya bahwa membentak orang tua bukanlah suatu hal yang patut untuk dirinya lakukan.

" Ama." Ucap bocah 3 tahun itu terkejud melihat mata sang mama berkaca-kaca. " Al minta maaf ama, Al ndak cuka ama angis. Angan angis ama, angan !!." Isak bocah itu pelan.

Sedangkan Aca dan Arzachio hanya menatap anak dan ibu itu dengan raut wajah lugu dan polos mereka. Mereka berdua sama sekali tidak tahu apa yang tengah dibicarakan oleh dua orang yang berbeda usia itu. Namun, satu hal yang dapat mereka tangkap bahwa Al kini tengah merajuk kepada sang mama akibat kepindahan mereka yang secara mendadak.

" Hey, sayang !!. Al dengerin mama ya. Tadi malam bukankah kita telah membahasnya sayang !!, dan Al setuju untuk melakukan itu, lalu kini apa yang menjadi masalahnya ??." Kata Xena lembut dan menghampiri bocah yang kini tengah menangis karena ulahnya sendiri.

" Ama, Al kesal. Adi pagi tan ama bangunin Al, padahal Al acih antuk tapi ama malah malah-malah ama Al dan nyuluh Al andi." Jujur bocah itu menatap Xena berkaca-kaca dan juga marah.

Mendengar semua penuturan sang anak membuat Xena akhirnya paham dimana letak kekesalan sang anak pada dirinya. Membuat dirinya harus meminta maaf agar bocah itu tak lagi menangis dan kesal kepadanya.

" Yaudah kalau gitu Al mau kan maafin mama !! Soalnya mama itu tadi terlalu fokus buat beres-beresin baju saam mainan Al biar gak ada yang ketinggalan. Al mau kan maafin mama ?." Minta Xena penuh harap agar sang anak mau memaafkan kesalahan yang tak sengaja dirinya lakukan.

" Iya, Al udah maafin ama kok. Sekalang ama ya maafin Al kalna tadi udah bentak ama uga !!." Ucap bocah 3 tahun itu meminta maaf kepada Xena akibat ulahnya yang tak sengaja membentaknya.

" Iya sayang, sekarang Al makan ya biar kita langsung berangkat ke rumah papa !!."

" Oke ama !!." Balasnya antusias.

Sedangkan Arzachio dan Aca hanya menatap mereka tanpa minat. Pasalnya Aca yang sama sekali tak tahu menahu mengenai masalah yang dimiliki sang bibi Xena dan juga sang pacar Al, dan Arzachio yang masih kesal akibat ulah Xena yang mengusir dirinya tanpa sopan dan juga terbilang sangat amat kasar.

" Ck, dasar bermuka dua !!." Batin Arzachio kesal melihat sikap Xena yang sangat mudah berubah-ubah.

Tak berselang lama setelah sarapan pagi selesai. Xena yang dibantu Arzachio kini kelihatan tengah menggeret koper dirinya dan juga kedua bocah itu yang sudah selesai dirinya packing untuk dibawa pindah menuju ke rumah Arzachio.

Setelah sampai di lobby apartement miliknya, Xena dan kedua bocah itu langsung terkejud karena saat mereka turun mereka sudah disambut oleh para anak buah Arzachio yang sudah stanbay dari kemarin malam untuk menjaga mereka.

Arzachio benar-benar seperti orang paranoid setelah menerima telephone dari sang mantan teman yang akan berusaha memisahkan dirinya dengan sang anak, Axton. Dan dia sama sekali tidak akan pernah membiarkan itu terjadi, dan dengan sangat berat hati, dia juga memutuskan untuk membawa Xena dan bocah perempuan itu kerumahnya. Karena jika mereka berdua tidak ikut sudah dapat dipastikan bahwa anaknya Axton tak akan mau pulang bersama dirinya ke rumahnya.

🐈🐈🐈🐈

" Maaf tuan !! Ada info penting yang ingin saya sampaikan." Ucap sang tangan kanan sambil menunduk hormat kepada Richard yang tengah sibuk meminum Vodka yang kini tengah berada di dalam genggamannya.

Semenjak kematian sang kekasih hidup Richard benar-benar hancur. Tak ada lagi tawa, tak ada lagi senyuman dan yang hanya tersisa adalah sebuah kenangan. Kenangan manis sebelum sang kekasih pergi selama-lamanya dari dalam hidupnya. Dan kini yang ia lakukan hanyalah menangis, mabuk-mabukkan dan memilih para jalang untuk dirinya tiduri semalam dan mencampakkannya setelah puas dirinya gunakan. Satu kata yang pantas untuk Richard dapatkan " brengsek ". Ya, Richard memang brengsek sangat brengsek karena hidupnya tak lagi bahagia setelah kepergian sang kekasih tercinta. Semua itu ulah Arzachio. Arzachio adalah sahabatnya, kawan karibnya, dan juga saudaranya. Mereka berdua sangat kompak dan dapat dikatakan kembar, karena apa yang disukai Arzachio adalah kesukaannya dan begitupun sebaliknya.

Namun, semuanya berubah saat dirinya mengenal cinta. Cinta seorang gadis buta yang sangat lugu dan juga mempesona. Arzachio tidak mempermasalahkan itu semua dan dirinya sangat mendukung hubungan sang sahabat dengan wanita buta tersebut. Tetapi semuanya berubah saat Arzachio datang ke acara pernikahannya, dirinya membawa musuh yang ingin menghabisi mereka kesana. Namun, mereka semua salah sasaran saat menembak dirinya dan Arzachio karena sang kekasih langsung memeluk dirinya dan tak menghiraukan teriakan yang Richard berikan kepadanya. Dan alhasil kini sang kekasih terbaring kaku di bawah tanah dan dirinya sama sekali tak dapat mencegah itu semua.

" Katakan info apa yang ingin kau berikan padaku." Ucap Richard acuh sambil menuangkan kembali botol vodka itu ke gelasnya.

" Tuan, saya mendapatkan kabar bahwa Arzachio telah membawa anak dan wanita itu ke rumahnya. Sehingga kita tak dapat lagi mematai-matai mereka." Jawab sang tangan kanan sambil menunduk hormat dihadapan Richard.

" Sudah kuduga bahwa dia akan melakukan itu semua tapi sampai berapa lama dia bisa selalu menyembunyikan mereka." Ucapnya sambil tersenyum miring. " Biarkan saja dan tetap awasi meraka dari jauh, bila saatnya tiba maka tuhanpun tak dapat menolongnya." Perintah Richard kembali dan meminum gelas terakhir yang berisikan vodka tersebut.

" Baik tuan !!." Jawab sang tangan kanan dan berlalu pergi meninggalkan Richard sendiri di dalam ruangan tersebut.

" Tidak akan kubiarkan kau bahagia diatas penderitaanku, teman." Batin Richard menyeringai lebar membayangkan kehancuran dari kawan karibnya itu.

Votenya jangan lupa ya !!

Mr. Morales and Momy for Baby Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang