Part 14

4.7K 204 3
                                    

Happy Readings !!

Vote and comentnya jangan lupa !!

" Amaaaaa." teriak Al senang setelah sampai di mansion sang ayah. " Celamat datang ama, celamat datang uga Aca. Dilumah Al yang mewah !!." sombong bocah itu di depan Xena dan juga Aca yang kini menatap dirinya dengan kesal.

" Aca, yuk kita pulang !!. Malas aunty disini, Al nyebelin." kesal Xena mengajak Aca untuk kembali ke apartementnya.

" Iya aunty, Aca uga kecal. Yuk kita pulang !!." jawab Aca sambil memegang tangan Xena membuat Al yang tengah menatap mereka berdua mencibik kesal.

" Ihhh, ama ama Aca nyebelin. Al dan cuka ya, com masuk !!." hebohnya menarik tangan Xena dan Aca yang disebelah tangan dan kirinya.

Sedangkan Arzachio mencibik kesal ke arah mereka bertiga, pasalnya tidak ada yang mau menggandeng dirinya. Membuat dirinya terlihat seperti sangat amat menyedihkan.

" Aku tuan rumah tapi aku pula yang tidak dianggap kehadirannya." batin Arzachio menggeram kesal.

" Ck, jangan seperti orang kampung jika tidak ingin di permalukan disini." sindir Arzachio pedas membuat ketiga orang itu terdiam dan tak mengelurakan sepetah kata akibat apa yang dirinya ucapkan.

Mendengar sindiran pedas yang dikeluarkan pemilik rumah membuat kedua bocah dan satu wanita dewasa itu menatap kesal ke arahnya. Sedangkan yang ditatap malah acuh dan menlanjutkan langkah mereka yang sempat tertunda dengan gaya santai dan coolnya.

" Nyolot !!." ucap Xena ketus.

" Ili bilang bos, hahaha." hina Al mengejek sang ayah.

" Betul, cetuju !!. Uncel tampan ili ya." ucap Aca memanas manasin Arzachio.

Sedangkan yang disindir langsung terdiam dan menghentikan langkahnya. Ingin sekali rasanya dia mengambil Sniper kesayangannya yang berada di ruang pribadinya dan menembak kepala mereka bertiga satu per satu. Namun, karena dirinya masih memiki hati nurani niatnya pun dirinya urungkan karena dirinya tidak mau merasakan yang namanya kehilangan.

Sudah cukup dirinya tidak dianggap dalam keluarganya dan sekarang keluarga yang dirinya miliki tak mungkin dirinya hancurkan. Dan sampai kapan pun akan dia jaga hingga nyawa menjadi taruhannya.

Dan bukan itu saja, meskipun dirinya tidak memiliki suatu ikatan dengan kedua orang yang berjenis kelamin perempuan itu. Tetap saja mereka sangat berarti bagi anaknya meskipun bukan anak kandungnya sendiri. Akan selalu dirinya jaga baik dari musuh-musuhnya dan juga teman lamanya Richard.

" Tak akan kubiarkan mereka menyakiti orang-orang yang kusayangi. Yang berani menyakitinya berarti harus siap mati." ucap batinnya menyeringai lebar membayangkan para musuh yang berani menyakiti keluarganya mati ditangannya sendiri.

" Sudah selesai berdebatnya, sekarang cepat masuk atau Axton kamu tahu kan dikamar ayah ada sesuatu yang panjang tengah menggantung disana !!." pungkas Arzachio santai dan menatap ke arah anaknya yang terkejud atas perkataan yang diucapkan sang ayah.

" Iya apa !!." lesu Al menarik Xena dan Aca memasuki rumah.

Ya, maksud dari perkataan Arzachio tadi adalah Sniper kesayangannya. Senjata yang selalu Arzachio perlihatkan kepada putranya. Jika ada seseorang yang berhianat atau berani mengusik ketenangannya maka Sniper itu lah yang bergerak membasmi mereka. Dan ancaman yang diberikan oleh sang ayah bukanlah ancaman biasa. Jika saja mereka masih melanjutkan ucapan yang berniat menyindir sang ayah maka sudah dapat dipastikan mereka pasti akan berjumpa dengan senjata mematikan yang ayahnya miliki. Dan itu semua tidak akan pernah bocah itu biarkan terjadi.

Mr. Morales and Momy for Baby Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang