1. Hayi and Her Bestfriend

5K 217 16
                                    

Hayi mengulurkan tangannya berusaha meraih ponselnya yang terletak agak jauh dari posisinya. Nama Kenzie--sahabatnya--terpampang di layar ponselnya-- sebagai seseorang yang menjadi alasan ponsel tersebut berdering. Setelah menggeser ikon hijau, Hayi menempelkan ponsel ke telinganya kemudian menjepitnya dengan bahu. Gadis itu lantas kembali sibuk memacu sepedanya dalam permainan yang kini tengah dimainkannya bersama dengan Hamka--abangnya.

"Hallo, ngapain lo nelepon gue? Biasanya juga langsung masuk!" Nada Hayi menjadi tak santai sebab, dirinya dan Hamka tengah saling melomba dalam layar LCD 45 inc yang ada di kamar Hamka.

"Gue lagi di luar nih, nanti pulang mau langsung ke rumah lo. Mau dibawain apa?" Kenzie tak mempedulikan Hayi yang terdengar ngegas itu, dia kalau lagi di luar memang suka teringat dengan Hayi--sahabatnya--yang memiliki hobi makan tapi tetap kurus.

"Seriusan lo? Kesambet apaan sih? Biasanya jarang banget lo keluar rumah." Kanzie adalah kaum rebahan yang setiap detik, menit, jam dalam hidupnya dihabiskan di atas kasur.

Kenzie memutar bola matanya malas, kenapa cewek selalu semerepotkan ini? "Mau gak lo? Kalau mau bilang sekarang mau apa? Jangan banyak cincong deh, urusan gue udah mau selesai nih." Pada akhirnya cowok itu mengomel, Kenzie bahkan tak tahu apa yang merasukinya hingga bertahan menjadi sahabat Hayi sejauh ini.

"Boba deh," kata Hayi.

"Elah gue cuma di depan kompleks, fotokopi bang Gaga, nge-print tugas sejarah. Gak usah boba deh jauh!"

"Ya udah ngapain nawari Bambang! Emangnya apa yang bisa lo bawa selain gorengan kak Minah?" Kenzie sukses membuat Hayi senewen sendiri, Hamka bahkan mengambil kesempatan untuk melaju meninggalkan Hayi saat adiknya itu sibuk berbicara. "Tuh kan gue kalah! Gara-gara lo nih! Udah serah dah, mau lo beliin apa juga!!"

"Ya udah deh gak usah beli apa-apa."

"Enak aja lo! Enggak! lo harus beliin gue sesuatu!"

"Iya lo mau apa?"

"Terserah!"

"Yang ada di dekat sini nih ya gorengan kak Minah, batagor, nasi goreng, sate Padang sama jus aneka buah." Sekarang Kenzie berubah menjadi sales marketing piawai, dan semua itu dilakukannya untuk Hayi, gadis bego yang sayangnya sangat dia sayangi.

"Emang iya? Setahu gue cuma ada gorengan aja deh." Hayi bangkit dari posisi duduknya kemudian naik ke atas kasur dan duduk di sana.

"Kalau malem rame," kata Kenzie malas, sungguh ini bukan saatnya mereka meninjau lokasi para pedagang kaki lima.

"Kapan-kapan ajakin gue keluar malem dong," pinta Hayi semakin ngawur saja, padahal masalah mendasar antara mereka berdua hanyalah, Hayi hendak makan apa? Agar Kenzie belikan.

"Iya ke monas sekalian lihat air mancur!" Lama-lama kesal juga, apalagi Kenzie berdiri di teras ruko dengan kaki yang menjadi sasaran empuk nyamuk.

"Wah ide bagus tuh, pokoknya nanti gue mau tagih janji lo, kapan-kapan!"

"Yi..." Kenzie terdengar putus asa di seberang sana.

"Iya kenapa? Lo mau ngajak gue ke monas sekarang?" Dengan begonya Hayi malah merespon seperti ini. Nanti Kenzie akan menanyakan susu merk apa yang mama Hayi berikan saat cewek itu masih bayi hingga anaknya menjadi sebego ini.

Kapten MorganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang