helaan napas kesekian kali keluar begitu saja dari mulut xiaojun. dirinya sedang berada di lapangan indoor sekolah dan memerhatikan beberapa orang bermain basket di sela-sela jam istirahat mereka.
xiaojun menopangkan dagunya, sudah sekitar dua minggu dirinya tidak bisa menemui hendery dan teman-temannya. kemarin, benar-benar terakhir kalinya mereka bertatap muka. sudah xiaojun coba untuk menghubunginya melalui ponsel, tapi tidak pernah sekali pun pesannya dijawab bahkan mungkin dibaca.
"kau terlihat murung sekali, ini, minumlah." jaemin tiba-tiba sudah duduk di sebelahnya dan menyodorkannya sebuah botol berisi isotonik dingin. xiaojun hanya diam menerimanya.
ia membuka botol minum tersebut, "kau jelas tahu kenapa aku seperti ini 'kan?" jaemin hanya menatapnya dalam diam.
xiaojun akhirnya memalingkan pandangannya ke depan, kembali melihat bagaimana teman-temannya bermain basket, termasuk lucas di sana, yang semenjak kejadian itu tidak juga mencoba menyapanya.
well, xiaojun mengerti jika lucas mungkin marah, tapi sudah dua minggu ini hidupnya cukup tenang karena tidak diganggu oleh lucas. jaemin juga, xiaojun perhatikan tidak bertegur sapa dengan jeno.
ah entahlah, semuanya menjadi runyam dan xiaojun tidak mau membuat kepalanya botak hanya untuk memikirkan hal tersebut.
"kau tidak mencoba menghubunginya?" xiaojun mendengus dan mengangkat ponselnya, "sudah, tapi tidak pernah dijawab."
jaemin hanya mengangguk dan menyenderkan tubuhnya di senderan bangku tribun, "belakangan ini, semua hal menjadi kacau ya?" xiaojun hanya diam mendengarkan.
"aku dan jeno hampir putus lalu kau dan lucas ... ya begitulah."
"belakangan ini membuatku stres juga. ugh demi tuhan sebentar lagi kita lulus dan kenapa semua hal jadi seperti ini?!" xiaojun mengerang frustasi.
jaemin hanya tertawa kecil, "nasibmu dan nasibku buruk sekali, aku berharap kita di kehidupan selanjutnya bernasib setidaknya sedikit lebih baik daripada menjadi penerus para orang kaya yang egois ini."
xiaojun hanya mengangguk menanggapi.
"kau? bagaimana denganmu? ketika lulus nanti kau harus menikah dengan jeno, jaemin." jaemin hanya mengendikan bahunya, "tidak tahu dan tidak peduli, aku lelah hidup seperti boneka jadi ya biarkan semuanya mengalir saja"
dan setelahnya jaemin berdiri, yang diikuti kernyitan di dahi xiaojun, "kau mau ke mana?" jaemin hanya menggeleng dan mengangkat bahunya sebagai balasan.
"aku ikut, di sini membosankan sekali." lantas keduanya berjalan beriringan turun dari tribun dan berjalan di lorong sekolah yang cukup ramai karena ya, mereka sedang dalam jam istirahat.
bruk!
ketika mereka berjalan, ada seseorang yang merangkul leher keduanya, "halo para bintang sekolah!"
"lee donghyuk demi tuhan lepaskan! sesak!" jaemin berteriak marah dan akhirnya donghyuk melepaskan rangkulannya dan merengut, "kau berlebihan sekali."
akhirnya donghyuk bergabung, berjalan beriringan dengan xiaojun dan jaemin, "ada apa? tumben sekali kau mau bergabung dengan kami, biasanya mark lee tidak memperbolehkanmu bergaul dengan kami."
"eiy, sebenarnya aku mau-mau saja berteman dengan kalian, tapi salahkan keluarga kalian yang berada di rantai tertinggi ekosistem!" xiaojun dan jaemin mendengarnya berdecih tapi akhirnya tertawa juga.
"omong-omong kalian sudah mendengarnya?" hal itu menarik perhatian dua manusia lain yang sedang berjalan beriringan bersama.
xiaojun mengangkat salah satu alisnya, "mendengar apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
kaleidoskop
Fanfictiona henxiao fanfiction. mereka mencoba membuat warna baru di kehidupan masing-masing.