;toxicity

234 44 12
                                    

lucas dengan panik melihat ponselnya, ia tidak mendapat kabar dari xiaojun pun melihat tunangannya di sekolah. dan sekolah pun tidak mendapatkan surat keterangan sakit dari keluarga pemuda itu.

"kau terlihat resah, kenapa?" di sebelahnya, jeno yang sedang mengerjakan beberapa soal statistika bertanya, "xiaojun hilang kabar begitu saja, aku bahkan tidak melihatnya di sekolah."

gerakan tangan jeno terhenti, ia baru ingat bahwa dirinya sama sekali belum bertemua jaemin juga. meski hubungan mereka sedang renggang, setidaknya ia akan melihat lelaki itu di lapangan memanah sebelum melakukan rutinitas para penerus perusahaan, kelas tambahan khusus.

"sial, aku juga belum melihat jaemin hari ini, kemana mereka?" lucas dan jeno saling menatap dan terlihat dari tatapan kedua pria itu, mereka panik.

rasanya ingin kabur dari kelas ini, tetapi ayah dari xiaojun, bisa dibilang ia yang paling berkuasa dan mempunyai saham di tiap-tiap perusahaan akan datang dan melihat progres para penerus.

jeno mendesah kesal, "dia tidak menjawab pesanku, aish."

lucas masih memerhatikan ponselnya, takut-takut ada kabar dari xiaojun.

"jeno, aku tidak bisa, sudah seharian aku tidak mendapat kabar darinya, aku harus ke rumahnya." jeno menahan tangan lucas, "tuan xiao akan ke sini, tahanlah sebentar! dan jika ia tahu anaknya menghilang ia akan marah besar padamu!"

setelah menimang-nimang lucas akhirnya kembali duduk dan mencoba fokus pada grafik-grafik yang ada di depannya.

"astaga maaf anak-anak, tuan xiao tidak jadi datang sekarang, ia ada urusan mendadak dan sebagai gantinya kalian semua diundang ke-"

belum guru itu selesai berbicara jeno dan lucas segera membereskan barang-barangnya dan bergegas keluar, berniat mencari pasangan masing-masing.

setelah ia menaiki mobilnya, lucas dengan cepat menuju rumah xiaojun, dengan kaki yang tidak bisa diam, ia terus bergumam, berharap tunangannya baik-baik saja.

lucas telah sampai di rumah itu, dari luar terlihat sepi karena sepertinya penghuninya tidak berada di sana terkecuali beberapa pekerja yang membersihkan taman dan beberapa pelayan yang terlihat mengerjakan pekerjaan masing-masing.

begitu ia membuka kaca mobilnya dan satpamnya langsung membukakan gerbang untuknya, ia bergegas naik, menuju kamar sang terkasih.

dan hatinya mencelos ketika ia tidak mendapati siapa pun, ia memeriksa kolong kasur, lemari bahkan kamar mandi dan ia tidak menemukan orang yang dicari. bukan apa-apa, ia mencari xiaojun sampai ke kolong kasur hingga lemari karena ia sendiri pernah melihat xiaojun ketika panik menghampirinya, ia akan bersembunyi dan menangis sambil memegang benda tajam, menimang-nimang untuk melukai dirinya atau tidak.

"um, jika boleh tahu kemana tuan kalian?" ketika keluar ia langsung bertanya pada dua pelayan di sana, keduanya hanya diam sebelum akhirnya menggeleng dan menunduk, pamit undur diri.

lucas mengumpat, ia harus menemukan xiaojun karena bahaya sekali jika, orangtuanya bahkan kakaknya tau xiaojun bolos dan tidak bisa ditemukan di mana pun.

ia akhirnya memutuskan untuk menelepon jeno, hendak menanyakan keadaan jaemin, apakah ia juga ada atau tidak. tapi sebelum itu, ponselnya berdering, jeno meneleponnya duluan.

"lucas, jaemin juga tidak ada." lucas rasanya ingin menghilang saat itu juga.

═════════════════

xiaojun dan yang lainnya sedang makan malam. makan malam kali ini lebih cepat karena ternyata hendery mempunyai jadwal manggung pukul delapan malam di salah satu restoran untuk memainkan lagu klasik di sana.

ia masih tidak menyangka bahwa hendery adalah seorang pianist yang agak profesional karena restoran tempat ia tampil adalah restoran kesukaan ayahnya, jangan tanya kenapa ia bisa tahu.

hanya canda dan tawa yang terdengar dari sana, bibi menutup kedai lebih cepat dan mereka bisa makan bersama dengan damai. "ah, dejun, kau bisa memainkan biola? bagaimana jika kalian melakukan duet di sana? nanti hendery bisa berbicara pada atasannya."

kelima orang lainnya mengangguk antusias, sedangkan hendery dan xiaojun menatap satu sama lain, menanyakan pendapat masing-masing. setelah hendery yakin mendapat anggukan, ia akhirnya berkata, "baiklah."

jisung dan yangyang bertos ria senang, mereka benar-benar tidak bisa menunggu bagaimana penampilan keduanya nanti.

dan di sinilah mereka, di kamar hendery untuk membicarakan lagu apa yang akan mereka tampilkan karena penampilan ini cukup mendadak juga.

xiaojun melihat-lihat sekeliling kamar hendery. kamar itu berwarna abu muda dengan furnitur gelap yang mendominasi dan demi hubungannya dengan lucas, ia tidak bisa melupakan bau hendery ketika memasuki kamarnya.

hendery sedang ijin ke kamar mandi karena ada urusan kecil dan meninggalkannya seorang diri di kamarnya, ketika sedang menelusuri meja belajarnya, xiaojun mengernyit ketika mendapati foto hendery kecil, ibunya dan seorang pria paruh baya lainnya dan terlihat, familiar?

"baiklah, dejun kau bisa memainkan lagu apa saja?" ketika akan menyentuh foto itu, hendery tiba-tiba datang menginterupsi. sedangkan xiaojun tersenyum membalasnya, "bagaimana denganmu?"

brak!

tiba-tiba pintu kamar hendery terbuka dan ada seorang perempuan menatap hendery kesal, "aku menunggumu di chamber kenapa kau sudah pulang?!"

xiaojun mengernyit, perempuan ini siapa?

hendery membalasnya dengan tawa, "kau lupa hari ini aku tampil?" perempuan itu cengengesan sebelum pandangannya mengarah ke xiaojun.

"astaga tampan sekali! kau tidak pernah bilang jika sudah memiliki kekasih!" perempuan itu merengut dan berjalan mendekati xiaojun.

"hai! aku lee donghee, teman masa kecil hendery!"

═════════════════

langit sudah gelap dan jeno serta lucas belum juga menemukan kekasihnya, "pelayannya bilang ia sudah menghilang sejak pagi dan mereka sudah mengirim orang untuk mencarinya tapi masih belum ada hasil." jeno bersuara.

lucas menarik rambutnya sendiri, sebentar lagi acara makan tuan xiao dan ia belum menemukan xiaojun, celaka.

tuan xiao bisa saja menyuruhnya untuk melepon xiaojun bahkan kemungkinan paling buruk adalah mem-video call-nya. kepalanya rasanya ingin pecah saja.

"jeno, kau mempunyai gps ponsel jaemin bukan?"

jeno menggeleng, "aku sudah mencobanya dan ia mematikan ponselnya sejak pagi, astaga mereka berdua kemana, aku pusing."

jeno menarik napasnya, "sudah kita lebih baik menuju restoran yang dimaksud tuan xiao dan setelah itu baru kita mencari lagi. acara akan dimulai dalam satu jam dan kita sama sekali belum bersiap."

dengan lunglai, lucas akhirnya setuju dan kembali ke rumahnya.

ia benar-benar takut jika xiaojun mendapatkan hukuman dari ayahnya, ia takut jika xiaojun harus menanggung semuanya. bisa-bisa, tunangannya itu harus diterapi kembali bahkan yang terburuk ia harus mendekam di rumah sakit jiwa.

karena kendatinya, lucas telah bersama xiaojun sejak mereka kecil dan sejak dahulu, perasaannya memang hanya untuk xiaojun seorang dan diam-diam ia memerhatikan pemuda itu.

tahu beberapa tahun lalu ia mengalami depresi, mempunya complex mental disorder dan bahkan hingga sekarang ia masih berjuang melawannya juga eating disordernya. meski tahu, bahwa hati pemuda itu tidak pernah berlabuh di hatinya.

tanpa sadar, ia menyakiti dirinya sendiri hanya untuk membahagiakan orang yang bahkan tidak mencintainya.

dan itu adalah perasaan cinta yang tidak sehat.

tbc.

sincerely, jenosette.

⁰² ¹⁰ ²⁰

kaleidoskopTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang