;tied

192 43 14
                                    

"XIAO DEJUN!"

tubuhnya tersentak ketika mendengar teriakan menggelegar tersebut, ia lantas buru-buru membereskan barangnya dan ingin segera keluar dari tempat ini.

seseorang di sana meneriakinya, sedangkan dirinya dengan cepat membereskan barang bawaannya, berbisik pada hendery yang sedang mengobrol dengan atasannya dan berlari kecil.

langkahnya ia bawa ke pintu belakang restoran dan dengan sedikit kesusahan karena tas biolanya yang cukup besar, akhirnya ia berhasil membukanya lalu berjalan keluar dan hampir bernapas lega.

grep!

tidak sebelum sebuah tangan mencekalnya dan xiaojun menengok ke belakang, terbelalak mendapati wajah datar jeno sedang menatapnya tajam. "apa sih! lepaskan!" xiaojun meronta mencoba melepaskan cengkraman itu.

dan jantungnya serasa lepas dari dadanya ketika dirinya bisa melihat dengan jelas di belakang sana ada lucas yang berjalan cepat ke arahnya. lantas xiaojun mencoba sekali lagi menyentakan cengkraman milik jeno dan berlari cepat.

"xiaojun! jangan kabur!" langkah xiaojun ia perlebar dan pada akhirnya ia berlari, meninggalkan semua kemewahan yang dimilikinya.

ketika dirasa sudah tidak dikejar, xiaojun berhenti dan menetralkan napasnya, lelah juga ya berlari. ia menyalakan ponselnya dan mengabari jaemin untuk pulang.

pulang. xiaojun sedikit meringis mendengarnya, selama ada di kehidupannya, ia tidak pernah merasa di rumah sama sekali, rasanya sesak sekali mengingat bagaimana keadaan rumahnya dan hubungannya dengan keluarganya.

dan xiaojun mendapati dirinya mendesah lelah memikirkan bagaimana nanti ketika ia pulang, entah akan dimarahi abis-abisan lucas atau sang ayah.

di sisi lain, hendery sedang di depan restoran, menunggu xiaojun yang katanya akan pergi duluan.

dan harapan itu sirna ketika sudah hampir dua jam hendery menunggu, pemuda itu tidak muncul. padahal xiaojun bermaksud untuk memberi tahu bahwa, dirinya harus pergi. tidak menyuruhnya untuk menunggu.

═════════════════

xiaojun duduk dengan bersedekap dada di ruang tamu miliknya. ayahnya, sialnya, mengetahui bahwa dirinya bolos sekolah dan di depannya ada lucas yang menunduk, menghindari tatapan tajam tuan xiao tapi tetap menatap tajam xiaojun.

"aku tidak percaya ketika mengetahui anak paling kecilku ini bolos sekolah dan melewati serangkaian kelas tambahannya hari ini. XIAO DEJUN!" xiaojun menghela napasnya ketika teriakan sang ayah memekakan telinganya.

"lucas! kau tidak becus ya dalam menjag—"

"ayah, lucas tidak—"

"DIAM KAU, JALANG!" xiaojun dan lucas di sana memejamkan matanya sedikit ketika sang ayah berteriak.

xiaojun menunduk, "ayah, aku hanya lelah dan ingin mengambil one day off. salah 'kah?" xiaojun akhirnya menyerah dan melirih, meminta belas kasihan sang ayah.

tuan xiao menatap tajam anak bungsunya itu, "sangat salah! orang seperti kita, tidak diperbolehkan kelelahan dalam hal apa pun itu! kau tidak tahu bagaimana caraku bisa sampai di posisi ini."

mendengarnya, xiaojun malah tertawa terbahak-bahak hingga air matanya hampir saja keluar jika dirinya tidak menahannya.

"ya tuhan lucu sekali. ayah, kau membunuh seseorang HANYA UNTUK SAMPAI DI POSISIMU SEKARANG! hal apa lagi yang akan kau korbankan? kak taeyong? aku? ibu? ah, tidak. kau sudah mengorbankan kami semua demi mempertahankan posisimu yang sekarang."

plak!

xiaojun memejamkan matanya ketika merasakan sensasi panas tamparan ayahnya di pipi sebelah kirinya, "kau masih kecil dan tidak tahu apa-apa!"

dan setelahnya ayahnya pergi meninggalkannya yang tertawa tidak percaya ketika mendapatkan reaksi seperti itu.

"satu lagi, aku mengetatkan penjagaanmu. kau tidak bisa kabur atau pun bolos lagi. lucas! jaga dia!" itu pernyataan terakhir sang ayah sebelum benar-benar hilang menuju ruang kerjanya.

xiaojun tersenyum, mengasihani dirinya sendiri yang bahkan tidak bisa kabur dari belenggu sang ayah, lalu tatapannya menatap lucas. "kalian semua, bajingan." dan xiaojun pergi ke atas menuju kamarnya.

meninggalkan lucas yang mencoba menahan amarah tapi tetap menatap punggung sang pujaan hati dengan sendu.

═════════════════

xiaojun membuka lokernya untuk mengambil beberapa buku yang ia butuhkan untuk pelajaran hari ini. benar kata ayahnya semalam, mereka benar-benar menjaga xiaojun dan mencatat jadwal xiaojun, mempersempit resiko dirinya kabur seperti kemarin.

jangan mengingat itu, xiaojun rasanya ingin memukul semua suruhan ayahnya itu. dan lucas benar-benar tidak menghubunginya semenjak kejadian kemarin karena ya mungkin lelaki itu muak dengan xiaojun, baguslah. pikirnya.

"dejun!" xiaojun sedikit terlonjak ketika mendapati jaemin memanggilnya. xiaojun membalikan tubuhnya dan mengernyit ketika mendapati mata sang teman sedikit membengkak.

"kau menangis?!" xiaojun sedikit panik, karena bagaimana pun juga jaemin itu jarang sekali menangis setahunya, bahkan ketika menceritakan bahwa jeno memiliki kekasih lain.

jaemin menyengir dan tertawa, "ugh, biasa akibat kejadian kemarin," jaemin mendekatkan mulutnya ke telinga xiaojun, "aku juga bisa melihat bekas tamparan di pipimu itu, dejun."

xiaojun akhirnya hanya ikut tertawa saja, memang nasib mereka benar-benar mirip. ya kecuali soal tunangan mereka masing-masing.

dari sini, xiaojun bisa melihat jeno berjalan cepat menuju mereka dan xiaojun hanya mengangkat alisnya memerhatikan. "na jaemin! kau tidak menjawabku kemarin!" xiaojun mengernyit ketika mendapati sang teman hanya mendengus dan malah menarik tangannya dari sana.

"na jaemin! jawab aku!" jeno hampir saja menarik bahu jaemin, tidak ketika xiaojun menyembunyikan jaemin di belakang tubuhnya. "lee jeno, ini masih sekolah dan jangan macam-macam. kalau dia bilang tidak mau, maka jawabannya tidak. enyah kau!" xiaojun menatap tajam jeno.

jeno menghela napas dan memerhatikan sekitarnya, para murid ternyata sudah memerhatikannya dan pasti sebentar lagi gosip yang tidak-tidak tentang pertunangannya dengan jaemin menyebar. ia akhirnya menatap jaemin dan xiaojun tajam sebelum benar-benar pergi.

xiaojun menegok ke arah jaemin dan ia bisa melihat bahwa jaemin kembali tengah menahan tangisannya, dan arah pandangnya turun, melihat kepalan tangan sang sahabat yang mengeras kesal.

belakangan ini, xiaojun melihat mereka terus-menerus menghindari satu sama lain, terlebih jaemin. sebenarnya mereka ini kenapa?

tbc.


hai! sorry been so inactive soalnya sibuk bentar lagi uas and i have to hand-in all of my assignments before that. so anyway, please appreciate me as writer to just hit that star button, i'd be glad if you do it <3

sincerely, jenosette.
²¹ ¹¹ ²⁰

kaleidoskopTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang