xiaojun berjalan dengan was-was bersama jaemin. di sebelahnya, jaemin mendumal karena baru saja ia menyelesaikan ujian ekonomi, niatnya ingin beristirahat tapi xiaojun malah menyeretnya ke sini. ke sebuah trotoar beberapa blok dari gerbang sekolah mereka.
"ada urusan apa 'sih hingga kau rela berjalan sejauh itu ke sini?" xiaojun yang matanya sedang melihat-lihat sekitar menengok, "sudah ikuti saja, nanti kau akan suka."
saat itu, akhirnya xiaojun menemukan sebuah kedai makanan ringan dan kembali mengajak jaemin untuk ke sana.
"xiao dejun?! kau serius membawaku ke tempat seperti ini?" ketika sampai pun, jaemin masih saja mendumal. "shht! aku ingin mencoba makanan di sini."
jaemin sungguh tidak percaya, tempo hari, xiaojun mengajaknya pulang lebih cepat, katanya. padahal kalau jaemin simpulkan itu membolos hanya untuk mencoba makanan di kedai kecil ini, temannya satu ini benar-benar.
"bibi! aku ingin jjamppong!" ia lantas berteriak ketika menempatkan bokongnya di salah satu kursi di sana, dengan jaemin yang masih mendumal tetapi tidak separah sebelumnya karena ia akhirnya bisa duduk dan memeriksa notifikasi ponselnya.
xiaojun masih tetap celingak-celinguk seperti mencari seseorang, "seingatku mereka masuk ke sini." jaemin yang mendengar bisikan kecil xiaojun langsung mengalihkan pandangannya, "mereka itu siapa?" xiaojun tersadar dan menggeleng, "tidak, bukan siapa-siapa."
jaemin tahu temannya itu berbohong tapi mau bagaimana lagi, ia terlalu malas untuk menginvestigasi xiaojun.
suara hujan deras mulai terdengar, beberapa saat kemudian disusul oleh suara ramai banyak orang, mendengarnya xiaojun langsung menengok ke arah pintu, melihat segerombolan lelaki di sana sedang tertawa sambil menyelamatkan dirinya dari hujan dengan memasuki kedai ini.
ia memerhatikan satu-satu tiap orang yang masuk, yang pertama adalah pemuda jangkung yang terlihat masih muda, umurnya sekitar 16 tahun. lantas pemuda kedua adalah pemuda lainnya dengan piercing di mana-mana serta tatapannya yang tajam. xiaojun mengalihkan pandangannya sekejap ketika melihat pemuda itu.
selanjutnya ada lelaki jangkung lainnya, yang wajahnya sangat familiar baginya, tapi bukan lelaki ini yang ia cari, lantas pemuda keempat masuk dengan senyum cerahnya memasuki kedai lantas menjahili lelaki tadi, lelaki dengan tatapan tajam.
ia melekukan bibirnya ke bawah ketika tidak mendapati adanya pemuda waktu itu, dengan senyum konyolnya yang berhasil menghipnotisnya dalam sekali pandang saja.
brak!
netra jaemin dan xiaojun secara bersamaan menengok ke arah kegaduhan, di sana, bibi kedai terlihat memarahi keempat pemuda dengan baju yang sedikit basah, "sudah bibi bilang! jangan hujan-hujanan! kalian bisa sakit, dan aku yang akan direpotkan!"
keempatnya terlihat menunduk takut, "mana ketua komplotan kalian! hah?!"
salah satu pemuda di sana mengangkat salah satu tangannya dan menunjuk pintu keluar, lantas seorang pemuda dengan hoodie abu-abu masuk. poni hitam panjangnya menutup wajah pria tersebut, jaemin dan xiaojun yang ikut memerhatikan lelaki yang baru saja datang dengan diam.
ketika pemuda itu menyisirkan rambutnya dengan tangannya, xiaojun lantas tersenyum, 'aku menemukanmu!'
═════════════════
keheningan tercipta, para orang dewasa dengan jas rapi serta pakaian mahal mereka terdiam ketika teriakan seseorang menggelegar. "kurang ajar! bagaimana jalang itu mengetahui segala perkembangan perusahaan!"
salah satu pria di sana mengangkat tangannya, mengajukan sesuatu. "maaf tuan, sepertinya dia sudah memerhatikan kami sejak awal."
brak!
"AKU SUDAH BILANG SINGKIRKAN DIA!" manusia lainnya bergidik ketika mendengar teriakan itu, takut-takut atasannya ini akan benar-benar meledak dan akan berefek besar pada pekerjaan mereka.
napasnya tidak beraturan, emosi menguasai tubuhnya, "siapa yang bilang kalau dia sudah lenyap, SIAPA?!"
ia menatap satu-satu bawahannya yang dengan jelas terlihat ketakutan, "bajingan," ia mengejek seluruh bawahannya, karena kerja dengan tidak profesional.
lelaki yang menjadi penguasa terlihat menetralkan napasnya setelah berteriak tadi, "beritahu aku segala sesuatu tentangnya." pria dewasa lainnya hanya menunduk ketika mendengar suruhan tersebut.
"SEKARANG!" lantas semua orang di sana berdiri, dan menunduk hormat padanya lalu bergegas pergi, ingin mengerjakan perintah itu dan menghindari amarah lainnya dari sang atasan.
diam-diam, seorang bodyguard di sana tersenyum miring dan mengangkat lengannya, mematikan sambungan telepon dengan seseorang di luar sana.
tbc.
sincerely, jenosette
¹⁹ ⁰⁸ ²⁰

KAMU SEDANG MEMBACA
kaleidoskop
Hayran Kurgua henxiao fanfiction. mereka mencoba membuat warna baru di kehidupan masing-masing.