;his

274 64 25
                                    

senyum canggung jaemin dan xiaojun layangkan ketika pemilik kedai memberikan pesanannya, bagaimana tidak, kelima lelaki tadi dimarahinya habis-habisan dan sekarang mereka sedang dihukum berdiri mengangkat salah satu kakinya sambil menjewer telinga satu sama lain.

ummm, pertemuan kedua xiaojun dengan pemuda itu tidak berjalan mulus, sayang sekali.

"dejun! ini sangat enak! bagaimana kau bisa menemukan kedai ini?" xiaojun tidak menghiraukan perkataan jaemin, ia malah mencuri-curi pandang ke arah lelaki yang terakhir masuk tadi.

sial, lelaki itu mendapati dirinya sedang memandangnyam ia buru-buru berpura-pura makan hingga, "uhuk! uhuk!" sebenarnya orang-orang di sana ingin membantunya karena xiaojun terlihat tidak bisa bernapas, tapi hanya diam karena ya, mereka sedang dihukum.

berakhir dengan jaemin yang panik menepuk-nepuk punggungnya dan mencari minuman agar xiaojun berhenti terbatuk.

"umm maaf, tapi mungkin ini bisa meredakannya." tanpa disadari semua orang di sana tengah menatap mereka berdua, jaemin berterima kasih dengan canggung dan menerima uluran gelas tersebut tanpa melihat orang yang memberikannya.

jaemin menepuk-nepuk punggung xiaojun dan menyodorkan gelas tersebut, "ini, minumlah." dengan perlahan xiaojun menggapai gelas tersebut dan meminumnya, perlahan batuknya hilang.

ia akhirnya mendongak menatap kelima lelaki tadi ternyata sudah mengelilinginya.

xiaojun tersenyum canggung, menahan rasa malu yang menyeruak begitu saja, suasana canggung terasa. "eumm, sepertinya dia sudah baik-baik saja." ah, ia sadar bahwa lelaki yang berbicara ini mirip jeno, pantas saja ia merasa familiar.

"hai! aku na jaemin dan ini sahabatku xiao-" ucapan yang mencairkan suasana jaemin terpotong.

"dejun, panggil saja dejun." jaemin menatap heran karena dejun adalah panggilan bagi orang-orang terdekatnya saja, bahkan lucas tidak memanggilnya dejun.

lelaki dengan tatapan tajam dan piercing tadi akhirnya tersenyum, astaga ternyata ia sangat manis, "hai! aku hyunjoon!" ia berucap sambil mengulurkan tangan yang langsung dibalas oleh jaemin.

"aku yangyang! yang ini moonbin dan—"

"astaga kau siapa?! menggemaskan sekali ututututu." xiaojun menarik-narik jaemin karena sungguh, mencubiti pipi seseorang yang belum kau kenal itu sangat memalukan, "jaemin! berhenti!"

jaemin akhirnya berhenti dan merengut, melepaskan tangannya dan memberikan tatapan tajam pada xiaojun. "yang ini jisung, kak," ucap yangyang ragu-ragu karena belum mengetahui umur mereka berdua.

sedangkan jaemin memekik dan menatap gemas pada jisung, oke mari kita lupakan sejenak jaemin dengan obsesinya yang aneh pada orang yang baru ia kenal.

"hendery, namaku hendery." ditengah kericuhan tersebut, akhirnya ia bisa mengetahui nama lelaki itu, ah rasanya senang sekali."

═════════════════

belum sampai satu jam, ketujuhnya bisa akrab dengan cepat. bisa ia ketahui bahwa hendery dan hyunjoon berada di tingkatan yang sama dengannya, sedangkan yangyang dan jisung umurnya setahun lebih muda dari xiaojun.

sedangkan moonbin, lelaki itu seharusnya sudah berkuliah, tapi karena banyak hal yang menghambatnya, jadi ia memutuskan untuk tidak berkuliah terlebih dahulu.

entah mengapa xiaojun terjebak di kondisi canggung bersama hendery, mereka duduk terpisah karena merasa terganggu dengan kebisingan mereka, demi tuhan ia benar-benar gugup dan tidak tahu harus berbicara apa, yang lainnya asik mengobrol apalagi yangyang ternyata memimpikan bersekolah di sekolahnya dan jaemin, tetapi ya, finansial keluargnya tidak cukup untuk bersekolah di sana.

"kau lelaki itu 'kan?" xiaojun mengernyit mendengarnya, "yang di mobil, beberapa hari lalu ketika kami hujan-hujanan."

ᵈⁱᵃ ⁱⁿᵍᵃᵗ

xiaojun rasanya ingin menjerit saja, tapi ia dengan sekuat mungkin mencoba untuk bersikap biasa saja, "iya! kau mengingatnya?" hendery tersenyum dan mengangguk.

"kau terlihat murung," mendengarnya xiaojun langsung menghadap ke arah hendery dan mengernyit, bingung. "sebelum kau melempar pandangan ke arahku, kau terlihat murung sekali."

xiaojun kembali menatap hujan di luar dan tersenyum miris, "hidupku, maksudku hidup kami, tidak seindah yang orang-orang bayangkan."

hendery memerhatikan xiaojun dan samping dan tersenyum sendu, "maafkan aku." xiaojun langsung tertawa renyah, "tidak perlu, jalan hidup kami memang seperti ini."

"dar! sedang membicarakan apa kalian?" hendery dan xiaojun menengok bersamaan merasakan ada yang merangkul pundak mereka, "kenapa di sini jisung? selesai main dengan jaeminnya?"

jisung merengut kesal, "sakit sekali pipiku, ia terus-terusan mencubitnya, tapi ia sangat lucu." xiaojun memicingkan matanya, "hush, dia sudah punya tunangan." mendengarnya, jisung merotasikan bola matanya, "maksudku bukan seperti itu."

obrolan mereka terpotong ketika ponsel xiaojun berdering dengan keras, alarmnya berbunyi. lantas matanya membola dan bergegas lari ke arah jaemin. "jaemin ini sudah larut!" obrolan mereka terhenti dan xiaojun serta jaemin buru-buru membereskan barang mereka, tak lupa membayar makanan yang mereka pesan.

"kalian mau ke mana?" yangyang bertanya dengan polos, "maafkan kami, tapi kami benar-benar harus pulang, sampai bertemu nanti!"

keheningan menyelimuti kedai setelah mereka berdua dengan bergegas pergi, semuanya mengerubungi hendery, "itu, dia ya?"

hendery tersenyum lirih dan mengangguk lemas.

tbc.

sorry for this late update, my mental was v v v unstable so i got writer block for more than a week and yeah, here we got.

sincerely, jenosette.
³⁰ ⁰⁸ ²⁰

kaleidoskopTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang