09. PERTENGKARAN

45 11 0
                                    


Gladys baru saja sampai di Apartementnya yang sekarang sudah menunjukan pukul 20.00 wib, sampai di depan pintu apertemen Gladys mengetik kode agar memberikan akses agar dia bisa masuk kedalam.

Saat gladys memasukin apartement nya, ia di kagetkan oleh kehadiran seseorang yang sedang duduk di sofa sambil melipat kedua tangannya di dada, siapa lagi kalo bukan Gery.

Selain Gladys, Gery juga mengetahui password apartement , sebenarnya Gladys malas memberitahu cwo itu password apartement, tapi Gery selalu saja memaksa dan mau tidak mau Gladys memberi tahu nya.

"Bagus banget lo baru pulang. Gua nunggu lo di sini, dari sore asal lo tau". ucap Gery sambil berjalan kearah Gladys dengan tangan yang dia masukan ke saku celananya.

Gery memang sudah dari tadi menunggu kehadiran Gladys, setelah Ronald datang ke VB Gery memutuskan untuk menemui Gladys di apertemennya, dan yang membuatnya kesal adalah Gladys tidak ada di apertemnnya dan malah pulang malam yang membuat Gery menunggu lama.

"Emang gue nyuruh lo buat nunggu gue ? enggak kan. lo lancang banget ger masuk apertemen orang seenaknya, gue ngasih tau lo password apertemen gue bukan berarti lo bisa seenaknya keluar masuk, jaga batasan lo". ucap Gladys yang tidak suka dengan sikap Gery yang selalu seenaknya.

"Lo kaya nya gak suka banget gua kesini, inget dys ini apertemen yang bayar bokap gue, seharusnya lo yang jaga batasan". ucap Gery merendahkan.

Gladys kesal sendiri dengan ucapan gery yang selalu saja mengatakan itu. "Gue tau, dan sangat tau tentang siapa yang bayar apartement ini. bahkan ngebiayain semua kebutuhan gue, tapi itu bokap lo dan bukan lo, jadi gue mohon sama lo berenti seolah olah lo yang ngebiayain kehidupan gue". ucap gladys sambil menatap gery tajam.

Sedangkan gery hanya diam saja karna yang dibicaran Gladys memang benar. "Sama satu lagi, gue mau lo minta maaf sama Gibran karna lo udah gebukin dia sampai masuk rumah sakit". ucap Gladys sambil berjalan kearah tempat tidur dan meletakan tas nya di sana.

Sebenarnya Gladys marah bukan hanya karna Gery lancang masuk ke apartement nya tapi  karna sikap Gery yang seenaknya aja  gebukin Gibran sampai cwo itu masuk rumah sakit membuat nya tidak enak dengan Gibran.

"Asal lo tau, pantang bagi gue untuk minta maaf ke orang lain". tegas Gery tidak suka.

"Itu lah diri lo terlalu sombong dan mau menang sendiri, sampe gak mau minta maaf ke orang lain, minta maaf gak bakal ngebuat  lo di cap jadi cwo pengecut ger". ucap Gladya sambil membalik badannya yang sudah ada Gery di depannya.

"Gua kesini bukan mau ngebahas tuh cwo ! gue mau lo menjauh dari Ronald sama kawan kawannya, gue gak suka lo deket sama dia. Ngerti!". ucap Gery tajam

"Lo gak berhak ngelarang gue untuk deket sama siapapun ger". balas Gladys,

Sebenarnya ia tidak tahu kenapa tiba-tiba Gery menyuruhnya menjauh dari Ronald. Bahkan dirinya saja tidak begitu dekat dengan cwo itu.

Gery pun menjadi geram sendiri dengan tingkah Gladys yang dari tadi seperti melawannya, lalu Gery menarik dagu Gladys ke atas agar menatap matanya.

"Mulai berani sekarang sama gue, ini lah akibat kalo lo bergalau sama cwe kemaren siapa namanya ? Zena," ucap Gery menjeda ucapannya.

"Lo jadi pem.bang.kang !". lanjut Gery yang sudah dikalut emosi.

"Ternyata bener apa kata Gibran, kalo lo itu banci yang beraninya sama perempuan". kata Gladys dengan geram.

Gery pun merasa terhina oleh perkataan Gladys kepada nya, yang membuat dirinya tanpa sadar mendorong tubuh Gladys sampai jatuh kebawah hingga keningnya berdarah, karena terbentur meja dekat tempat tidurnya sontak itu membuat Gladys meringis dan memegang keningnya yang berdarah.

GLADYSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang