Tiga Enam

15 9 0
                                    

_________

"Pada akhirnya, kebohongan akan terungkap semuanya. Itulah hidup, kebohongan tidak akan abadi pasti hanya akan berakhir menyakitkan."

-what If i told that ILY-

🍂🍂🍂

El berusaha membuat dirinya tidak gugub, ia menarik nafas dan mengambil keberanian untuk mengetuk pintu ruangan yang ada di depannya.

Tok ... tok ...tok...

"Assalamuaalaikum ..." ujar El dengan panas dingin yang ia rasa sekarang.

"Siapa?" tanya orang yang ada didalam.

"Saya Elvira bu,"jawab El di balik pintu ruangan tertutup itu.

"Masuk!" perintahnya.

El berjalan dengan senyum kecil berusaha bersikap baik-baik saja. Entah kenapa El terasa sangat takut tidak seperti biasanya. Apa karena El sudah tau apa yang membuatnya di panggil kesini?

"Silahkan duduk!" El mengangguk dan menarik kursi itu lalu mendudukinya.

"Apa kamu sudah tau, alasan saya memanggilmu?" tanya Kepala Sekolah-Hafna.

"B-belum bu," jawab El gugup.

"Nyakin?" El mengangguk cepat. Hafna mengerti. Ia langsung memberikan kertas-kertas yang membuat El semakin panik.

"Kamu tau siapa pelakunya?" tanya Hafna masih santuy.

"Saya tidak tau bu!" bantah El

"Kalau saya tau kamu ada hubungan dari semua ini. Apa kamu akan siap terima konsekuensinya?" tanya Hafna yang masih dengan nada santainya. El hanya menganguk, meneguk silvanya.

"Sebaiknya kamu jujur, atau sebelum saya bongkar semuanya!" El mengerutkan keningnya

"Maksud ibu apa?" tanya El semakin tidak mengerti.

"Saya sudah tau semuanya! Saya cuman butuh kamu jujur!" jawab Hafna dengan nada yang mulai tinggi

"Saya sudah jujur bu! Saya tidak tau bu!" ujar El berbohong.

"Kalau kamu jujur hukumanan yang kamu dapat bisa saya ringankan, tapi jika tidak mungkin hari ini hari terakhir kamu sekolah disini!" El melotot mendegarnya. Keluar? Apa yang akan jadi jika El keluar sekolah? Pasti sudah tidak ada sekolah yang ingin menerimannya lagi.

"Tinggal jawab, IYA APA ENGGAK?!"tanya Hafna yang sudah emosi.

"Iya." jawab El singkat.

"Saya yang lakuin semuanya, saya yang bocorin soalnya kepada teman-teman, puas?" jelas El. Hafna hanya tertawa

"Nah gitu jujur, siapa teman kamu lakuin semua ini?" Tanyanya lagi yang membuat El terdiam. Apa dia harus bilang jika semua ini yang lakuin bersama Erik dan Al? El menggelangkan kepalanya cepat, itu tidak bangus ia sudah berjanji akan menanggung semua ini sendirian.

"Tidak ada, saya lakuin ini murni saya sendiri tanpa bantuan oleh orang lain!" Hafna mendegus kasar, ia tau El lakuin semua ini atas bantuan beberapa orang.

What If i Told That ILY (TAMAT!!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang