Tiga

88 81 21
                                    

Happy reading😉
Maaf typoku yah, and beri krisan ajah kalau ada yang salah ok:)

________

"Tidak ada ayah yang tidak sayang anaknya kecuali anak itu emang bukan darah dagingnya."

-Alfando Bargahan Saputra-

🌿🌿🌿


Erik yang sudah terbaring di atas sofa rooftop sekolah menatap layar Hp nya yang dimana sudah ada fotonya bersama Al. Senyum yang terukir tanpa beban. Melewati semuanya berdua. Al yang selalu ada dengan Erik begitu sebaliknya. 

Erik senyum hambar lalu mengigat kejadian tadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Erik senyum hambar lalu mengigat kejadian tadi.

Flassback on

"Jadi bagaimana lo bisa disini?" tanya Al to the poin kepada Erik. Sedangkan Erik hanya tertawa.

"Lo pake tanya lagi. Gue disini ya demi lo! Gue jauh-jauh dari Jepan hanya untuk ketemu lo," Al tidak menyangka ternyata itu alasanya.

"Serius?" tanya Al lagi menyakinkan. Erik mengangguk.

"Gue serius Al. Lo tau udah 1 Tahun lo kabur dari rumah, dan gue tau baru 1 bulan yang lalu dari nyokap. Lo kenapa kabur dari rumah?"  Al mengelah nafasnya dengan kasar. Bukan pertayaan itu yang ia ingin dengar.

"Percuma gue tinggal dirumah yang sudah seperti Neraka itu. Tiap-tiap hari berantem, dan semua gara-gara gue! Gue anak yang tidak berguna! Pembawa sial!" tutur Al dengan senyum miris. 

Erik yang tau bagaimana perasaan adiknya. Dari kecil, Ayahnya selalu bandiin dia dengan Al. Uang jajan juga banyakan Erik dari pada Al. Erik masih ingat, Al pernah dikurung digudang, karena mendapatkan peringkat 2.  Erik yang menjadi saksi penderitaan Adiknya.

"Kak, apa gue enggak bisa rasakan pelukan Ayah?" lirih Al yang kali ini membuat Erik semakin sedih.

"Bisa kok. Hari ini lo ikut gue pulang kerumah. Pasti Ayah juga rindu lo."  Al terseyum hambar.

"Rindu? Hahaha, jangan ngaco kak. Buktinya sudah setahun ini gue pergi dari rumah, Ayah mana pernah cari gue? Enggak pernah kan? Emang gue anak yang tidak penting dihidup ayah." Erik tidak bisa mengatakan apa yang dikatakan Al itu salah. Karena emang itu faktanya. Buktinya dia diberitahu kepergian Al dari 1 bulan yang lalu. Kenapa bukan awal Al pergi? Erik tidak bisa berkata apa-apa, ia masih memeluk erat tubuh Al.

"Tidak ada ayah yang tidak sedih kalau anaknya pergi. Kecuali anak itu emang bukan anaknya," lanjut Al dengan senyum hambar.

What If i Told That ILY (TAMAT!!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang