Tiga Satu

17 11 5
                                    

_________

"Gue benci! Ketika gue harus mengetahui sesuatu dengan tidak segaja  yang harusnya belum waktunya."

-Elvira Marthin Siyah-

💔💔💔

"AL!!!!" Terikan bersama itu berasal dari gadis yang sedang tersungkur di pinggir jalan dengan mengusap sikunya yang sedikit berdarah dengan seorang yang baru saja keluar dari gerbang sekolah dengan jalan yang tertatih.

Gadis dengan orang itu sama-sama menuju ke tengah jalan yang sudah ada orang yang tergeletak dipenuhi dengan darah di kepalnya.

"Al!!! Bangun Al!!" ucap gadis itu sambil memeluk tubuh Al yang sudah dipenuhi dengan darah tanpa gerak.

"Al kenapa bisa begini El?" tanya orang itu tidak lain Erik

"A-Al ta-di nolongin gue," ujar El dengan gemetar di sela tangisnya. Dia ingat sekali kejadian itu, dimana mobil yang dengan laju tinggi ke arahnya, tubuhnya terbuang ke pinggir jalan membuat seseorang yang mendorongnya tertabrak. El tidak bisa berkata dan jelasin bayak kepada Erik, apa lagi sekarang. Saat ini dia begitu panik. Erik yang melihat itu tidak memaksa El buat menjelaskannya lebih jauh lagi. Ia hanya mengangguk.

"Al, bangun Al!!! Jangan tinggalin gue!!" ucap El sekali lagi dengan tangisnya

Hk ... hk ... hk ...

Batukan itu berasal dari orang yang sedang di pangkuan El.

"Ma-afin g-ue El," lirih Al. El masih ingat sebelum kejadian ini terjadi, dia masih maeah dengan Al.

"Iya gue maafin lo Al!! Lo bertahan!!" balas El dengan senyum tipis yang dihiasi oleh tangisnya

"Ma-kasih El, gue sayang l-o-hh ...." Ujaran Al, membuat El melotot, bukan tentang peryataanya tetapi tentang Al yang kembali menutup matanya.

"LO NGAPAIN MASIH DISINI?! TELPON AMBULANS BEGO!!" ujar El ke Erik dengan nada emosi, panik, sedih, semuanya tercampur sekarang. Erik memeriksa kantong celanannya mencari Hp nya, ia lupa Hp nya ada di kelas didalam tasnya. Wait  Erik menemukan kunci mobil di saku celananya. Ia baru ingat ia bawa mobil. Ia berlari dengan cepat ke mobilnya yang terparkir, rasa sakit  ditubuhnya tidak terasa baginya nyawa Al sekarang yang paling penting.

Pip ... pip ...

Suara klakson mobil sudah menghampiri El yang masih sibuk mempangku Al.

"Bantuiin bego!!" perintah El yang emosi. Gimanah tidak? Dia perempuan, sekarang sekolah ini sepi, tidak ada seseorang pun lewat. Satpan sekola pun entah dia kemana hilangnya. Seolah semuanya sudah di atur. Itu perasaan El saja. Dan Erik cuman diam di dalam mobilnya. Erik yang tersadar akan teriakan El, memukul jidadnya, lalu turun dari mobilnya segera membawa tubuh Al ke mobilnya.

*****

Seseorang baru saja keluar dari ruangan UGD, di perban berbagai luka yang ada ditubuhnya. Ia sedang berbicara dengan dokter yang memeriksanya tadi diambang pintu rawat.

"Makasih Dok," ujar ramah Erik. Dan dokter itu terseyum membalasnya dan pergi meninggalkan Erik.

Erik berjalan menghampiri gadis yang masih denga  tangisannya, sesekali ia memukul kepalanya. Dia selalu memandangi ruangan yang tertutup rapat itu. Erik menghampirinya niatnya untuk menenangkanya.

What If i Told That ILY (TAMAT!!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang