Tiga Tiga

22 13 6
                                    

_____

"Selalunya yang disesali belakangan. Mungkin itu sebabnya kita tak bisa hanya memaki masa lalu, kita harus maju memperbaiki kesalahan itu sebelum terlambat."

-what if i told that ILY-

❄❄❄

Ini bukan soal tentang berkas-berkas yang berantakan, bukan juga tentang job yang padat. Ini tentang rasa yang bersedih, tentang rasa yang kini menjadi abu pada diri seseorang saat ini.

Penyesalan-penyesalan selalu ia lontarkan, rasa takut, sedih amarah tercampuk aduk pada dirinya. Kini ia sedang duduk di ruang ber Ac dengan leptop yang sedari tadi menyala namun tak berfungsi.

Ia menutup leptopnya, mangacak rambutnya dengan frustasi. Ia pusing serta bingung saat ini.
Kata-kata yang ia dengar dari via telepon membuatnya saat ini begitu sedih dan kesal.

"Mas hiks ... hiks .. Al keritis! Ia punya penyakit kanker hati stadiun lanjut, saat ini Al lagi butuh donor hati secepatnya, jika tidak hidupnya akan berakhir hiks ... hikss ...."

Tangisan itu, kata-kata itu selalu berputar di otaknya. Entah dirinya menolak peduli namun hatinya tidak bisa berbohong saat ini ia khawatir dengan Al. Ego nya terlalu tinggi yang membuatnya masih disini, jika ia mengikuti hatinya mungkin ia sudah ada dirumah sakit saat ini menatap anaknya yang berbaring tak berdayah di atas blanker rumah sakit dengan alas-alas medis di tubuhnya.

Ia melirik foto yang terpajang di meja kerjanya. Ia menatapnya dengan tatapan sendu. Itu foto keluarganya namun ada yang kurang tidak ada Al disana. Ia mengusap bingkai foto itu lalu melemparnya dengan emosi.

"Arghhhhh ....!!!" teriaknya frustasi. Bi Isa yang melihatnya dari itipan pintu yang kecil itu. Mengundurkan diri menghampiri David. David duduk di sofanya mengingat akan hal yang ia lakuin selama ini. Tentang dosa yang ia lampiasinya ke anak yang tak tau apa-apa.

Flassback on

"Vid, aku hamil 2 bulan anakmu!!" ucap wanita yang begitu cantik dengan tubuh yang begitu hampir sempurna.

"Hamil?!" tanya David kaget. Wanita itu mengangguk.

"Gugurkan!!" perintah David membuat mata wanita itu melotot.

"Ngak!! Aku ngak mau!! Kamua harus tanggung jawab!!" tolak wanita ith dengan nada yang tinggi yang sudah hampir mengeluarkan air matanya.

"Aku ngak bisa!!! Kamu tau sendiri aku punya istri dan istri aku sudah hamil juga dan sudah hampir melahirkan," jelas David yang membuat wanita mampu meloloskan air matanya.

"Aku ngak mau tau kamu harus nikahi aku!! Kamu telah merusak nama baik aku, dan kamu pengen semuanya ini berakhir saja? Aku ngak mau!!" ujar wanita itu yang maih dengan kata penolakan serta kecewanya.

"Aku ngak bisa!!!" Sekali lagi David mengucapkan itu.

"Tanggung jawab saja mas! Kamu ngak kasihan dengan Ara? Selingkuhan kamu?" Itu bukan ucapan Ara itu ucapan wanita yang baru saja datang dengan perut yang sudah besar. David dan Ara menatap kaget.

"Aya!" ucap David yang melihat istrinya sudah ada didepannya. Aya hanya tersenyum miris, dengan air matanya yang sudah mengalir.

"Kenapa mas? Kamu kanget aku ada disini?" Davi d hanya diam begitu juga Ara, tidak ada kata-kata yang bisa keluar di mulutnya sekarang.

"I-itu tidak seperti yang kamu dengar, Ay!" ucap Ara

"Kamu ngak usah berbohong Ra, aku tau kok semua itu tadi sudah sangat jelas! Aku hanya sedikit heran sahabat aku hianatiku yang tiba-tiba hamil anak suamiku, hhh ..." gumam Aya yang menghapus kasar air matanya.

What If i Told That ILY (TAMAT!!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang