Tentang Bang Chan, Felix dan rahasia yang selama ini tersimpan dengan baik.
Atau mereka pikir tersimpan dengan baik.
Kesalahan siapa-
Kesalahan apa yang mereka perbuat?
°
°
°
Chanlix stepbrother au!
And also a sequel from KAK CHAN!!🤗
WARN! HEAVY...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
...
Sudah terhitung lewat seminggu Felix mengkonsumsi obat dari dokter.
Dan makin lama ternyata efek samping dari obat itu makin tampak.
Awalnya ia hanya sesekali pusing atau sakit kepala. Tapi sekarang ia merasakan efek samping baru yaitu susah tidur.
Jam padahal sudah menunjukkan angka dua dini hari. Tapi mata Felix belum mau menutup juga.
Diraihnya telepon genggam yang tergeletak di atas nakas. Banyak pesan belum terbaca dari Chan.
Sengaja. Akhir - akhir ini Felix memang menghindari kontak dengan sang kakak.
Sebabnya ia merasa agak bersalah mengobrol tanpa beban dengan Chan, sementara sang kakak tidak tahu Felix sedang sakit. Kalau sampai Chan tahu, Felix bisa diseret ke Sydney mungkin.
Keesokannya Felix tetap masuk kuliah seperti biasa, walaupun semalam ia hanya tidur setengah jam. Perutnya juga melilit karena belum makan. Tapi ia tidak selera sama sekali.
Jadilah ia ke kampus dengan wajah kusut karena kurang tidur.
Meskipun pusing, sakit perut, dan mengantuk, Felix masih juga menyibukkan diri dengan berbagai tugas juga skripsinya. Ya, karena bukan Felix namanya kalau tidak tahan banting. Terkadang lelaki manis itu suka abai dengan batasannya.
"Chenle"
"Hm? Kenapa?"
"Kalo gue mati gimana?"
Chenle yang tadinya sedang membaca makalah langsung menoleh dan menampar pipi teman sebangkunya itu. Hanya dengan separuh kekuatan untuk membuat Felix sadar. Karena kalau pakai tenga penuh bisa coplok kepala Felix.
"JANGAN NGOMONG MACEM - MACEM YA LU! KALO MALAIKAT LEWAT GIMANA BANGSAT" Omel Chenle sambil mencubit pipi Felix.
"Hahahah kok lu ngegas sih? Kan semisal"
"GIMANA GUA GA NGEGAS??? Pamali ih, pamali. Lu emang kenapa sih?? Sampe bisa - bisanya lu ngomong begitu"
"Mau nggak mau juga suatu saat kita bakal mati kan? Gue nanya doangg. Gausah mikir kemana - mana, Lele"
"Iya gue juga tau. Tapi lu kok kayak... negatif banget gitu akhir - akhir ini"
"Perasaan lo aja, kali"
'Karena emang rasanya gue kayak mau mati...'
// to be continued
JAN NANGIS CUP CUP PAANSI KAGA SEDIH INI CRINGE BET WKWKWK
