LVL ✧ 02

1K 153 30
                                    

"Coba lihat."

Yoongi mengerutkan dahinya, jelas-jelas terganggu. Telfon genggam Yoonji menghalangi pandangannya.

"Kak, yang ini benar-benar mirip Kakak kan?" Seru adik perempuannya itu, sembari menunjuk seorang karakter tampan dengan raut muka cuek dan pakaian bak pangeran. "Lihat, namanya August. Tampan sekali bukan?"

"Mirip Kakak darimana?" Jawab Yoongi, mendorong telfon genggam Yoonji agar menjauh dari wajahnya. "Dilihat dari perspektif mana saja, sudah jelas Kakak lebih tampan."

"Ya, tentu," gelak Yoonji. "Kapan Kakak akan mewarnai rambut jadi hitam lagi?"

"Padahal dulu kamu yang merengek meminta kakak mewarnai rambut kakak mint biar mirip Suga BTS," ledek Yoongi. "Katamu Kakak terlihat tampan dengan warna rambut ini? Apa yang berubah, Yoonji-ah?"

Kini gantian Yoonji yang merenggut. "Tidak ada. Pertimbangkan saja permintaan adikmu ini."

"Tidak mau. Kakak sudah terlanjur suka dengan warna mint. Tunggulah beberapa tahun lagi."

"Kakak ini! Sengaja, ya? Ayolah, Kak, agar mirip August—"

.
.
.

Yoongi terbangun dengan nafas terengah-engah. Mimpi absurd macam apa tadi—bahwa ia menjadi karakter game favorit adik perempuannya? Untung saja hanya mimpi.

"Tuan August, apakah Anda sudah merasa baikan?"

Tidak jadi.

"Nona Elizabeth?" Pelayan itu mengangguk, terlihat jelas bahwa ia cemas. Tampaknya yang seperti itu mengingatkannya akan Yoonji, apakah adik perempuannya itu akan baik-baik saja bila mendengar berita bahwa Yoongi—

Yoongi memejamkan matanya, menghela nafas, sebelum tersenyum lembut. "Tenanglah. Saya baik-baik saja, hanya sedikit kelelahan. Terima kasih sudah mengkhawatirkan saya, Nona Elizabeth."

"Su-sudah tugas saya, Tuan."

Sampai sekarang pun, Yoongi tidak sadar akan betapa mempesonanya senyuman lembutnya itu.

"Mmm, makanan Tuan telah saya hangatkan, namun untuk sekarang, saya rasa Tuan sebaiknya tidak meminum kopi dahulu, maka kami sudah menyediakan teh peppermint bagi Tuan."

"Terima kasih," Yoongi mengangguk. "Ah, satu hal lagi, Nona Elizabeth."

"Ya, Tuan?"

"Tanggal berapa hari ini?"

"47, Tuan."

"Tolong beserta musimnya, Nona Elizabeth," kekeh Yoongi.

Yoongi dapat melihat kebingungan di mata Elizabeth yang membulat, namun wanita itu buru-buru menetralkan raut wajahnya sebelum menjawab, "Summer 47, Tuan."

Yoongi sekali lagi mengucapkan terima kasih dengan suara kecil. Wanita itu hanya mengangguk, membalas senyumannya, sebelum pamit undur diri. Secepat itu pula, Yoongi kembali sendirian di kamar besar nan mewah itu.

August. Dia sudah bukan Yoongi lagi sekarang. Dia adalah August.

Pangeran August dari Kerajaan Suspirium, pemeran utama alternate route sekaligus antagonis main route dalam game otome 'Amoreux'. 'Amoreux' berhasil mencuri hati banyak kaum wanita setelah perilisannya dua tahun lalu. Salah satu dari wanita itu tak lain dari Yoonji sendiri, yang bangga akan fakta bahwa August tidak kurang dari jiplakan kakaknya meski mereka memiliki sifat yang cukup bertolak belakang.

Yoongi tahu bagaimana cerita ini akan berlanjut. Jika seturut alternate route, ia akan dengan berbahagia menjalani hubungan romansa dengan tokoh utama, Catrain Alywn, namun Yoongi tahu bahwa mereka yang mendapatkan alternate route adalah mereka yang pada dasarnya menyukai tipe bad-boy seperti August. Catrain sendiri digambarkan sebagai pribadi yang hangat dan lemah lembut. Jika ia tidak dikendalikan oleh keputusan pemain, tentunya ia akan berakhir dengan pria yang memang ditakdirkan untuknya—Pangeran Vivaldi dari Hesperus, first-lead dan tokoh utama yang akan menjadi pasangan Catrain di original route.

Pria yang akan membunuh August pada route yang sama.

Yoongi ingat sekarang, bagaimana Yoonji memberitahunya bahwa pada original route, August yang telah jatuh cinta pada Catrain bersikeras untuk tetap memilikinya. Kekeraskepalaannya itulah yang menbuatnya mendeklarasikan suatu perang untuk memperebutkan Catrain. Pada perang itulah, August kehilangan nyawanya di tangan Vivaldi.

Yoonji marah sekali saat itu. Adiknya tidak terima bagaimana developer game memelintir karakter August yang berwibawa dan dingin menjadi seorang pria tolol yang dimabuk cinta agar sesuai dengan naratif cerita. Mengingat wajah Yoonji yang merah karena kesal membuat Yoongi terkekeh kecil sebelum matanya berubah sendu.

Yoonji... Apakah ia tidak apa-apa? Ia telah gagal menjadi kakak yang baik untuk Yoonji, tidak saat ia dengan cerobohnya mati dan meninggalkan adiknya seperti itu. Dan—astaga—ia juga meninggalkan orang tuanya. Ia dapat membayangkan bagaimana ibunya akan meratap, mukanya dalam pangkuan tangkupan tangannya; bagaimana ayahnya akan meletakkan tangannya pada punggung ibunya, pupil matanya yang kelabu termakan waktu menitikkan air mata; bagaimana Yoonji, adiknya yang sensitif, muda, dan terguncang, akan berteriak histeris sebelum jeritannya memudar menjadi isakan yang nyaris tak bersuara...

Tidak hanya itu, ia juga mengecewakan dirinya sendiri. Hingga akhir hidupnya, Yoongi tidak pernah berhasil merealisasikan mimpinya untuk menjadi seorang produser musik.

Tanpa sadar, air mata jatuh dari kedua mata Yoongi.

Ini tidak adil. Jika diberi kesempatan, ia tidak akan mau mati. Persetan dengan kemewahan yang sekarang mengelilinginya, ataupun pelayan baik hati dan gelar yang terikat di depan namanya. Ia hanya ingin kembali ke rumah, tak peduli betapa membosankannya hidupnya sebagai akuntan Perusahaan JH yang tinggal bersama adik perempuannya yang masih SMA.

Namun apa boleh buat. Segalanya telah terjadi. Mengeluh, sayangnya, tidak akan membuat waktu terulang kembali.

Yoongi mengusap matanya kasar sebelum mengambil nafas dalam-dalam. Ia telah mati. Kenyataan tersebut sulit untuk ia terima, namun sesulit apapun, ia harus menelannya. Yoonji dan orang tuanya—mereka tidak akan bahagia bila melihat Yoongi menyia-nyiakan "kesempatan kedua" yang diberikan kepadanya ini, meski kesempatan itu berarti ia harus hidup sebagai seorang karakter sampingan galak dalam game romansa yang digemari siswi SMP.

Pada Summer 47, Yoongi—tidak, August—memutuskan dua hal: pertama, ia tidak akan mati untuk kedua kalinya, dan kedua, ia akan menjadi organis dan menghabiskan sisa hidupnya membuat musik, dan bila ia ingin dua hal itu berhasil, August tahu bahwa ia harus menghindari Catrain dan, terlebih lagi, Vivaldi.

PLOT TWIST 、taegiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang