Fever & Incident (2)

79 10 0
                                    

Di Ruang Rawat Sou

Dazai mencharge ponsel miliknya itu menggunakan charger milik Chuuya lalu kembali duduk disamping Sou. Dazai menyenyuh dahi anaknya tertempel ' plester ' penurun demam untuk anak-anak. Kini anak itu sedang tidur siang setelah meminum obat dari dokter membuat keduanya sedikit bernapas lega.

" aku ingin pergi ke kantin untuk membeli makan siang.. apa kau ingin menitip sesuatu untuk kubeli.. ' shitty head ' ? tanya Chuuya pada suaminya itu.

Namun Dazai sama sekali tidak merespon panggilannya dan terus menatap wajah Sou yang tertidur pulas. Membuat kening Chuuya berkedut kesal saat Dazai mengabaikan dirinya itu. Berkali-kali Chuuya memanggil nama suaminya itu namun sama sekali tidak ada respon darinya.

Plaak.

Dengan sadis Chuuya memukul kepala Dazai hingga membuatnya menoleh ke arahnya.

" kenapa kau memukulku si Chuu.. itu sakit tau.. " rintih Dazai memegangi kepalanya yang sakit.

Chuuya yang merupakan pelaku kepala pemukul Dazai hanya menghela napas. " dari tadi aku memanggilmu.. tapi kau tidak mendengarkan.. aku berulang kali memanggilmu tau.. tapi kau malah tetap diam seperti patung.. " ujar Chuuya jengkel.

" maaf Chuuya.. aku sedang kepikiran sesuatu.. mengenai pertemuanku dengan ketua Taneda tadi.. saat aku menanyakan kenapa dia ada disini.. dia mengatakan jika itu bukan urusan kami.." ujar Dazai menjelaskan alasan kenapa dia terdiam.

Chuuya hanya bisa menatap kegelisahan yang di alami suaminya. " mungkin kau memang tidak perlu tau Dazai.. ya sudah aku akan ke kantin.. kau jaga Sou ya.. " setelah mengatakan hal itu Chuuya keluar ruangan.

Dalam perjalanan menuju kantin dirinya tidak sengaja melihat Pemimpin Divisi Kemampuan Khusus keluar dari salah satu kamar inap. Dan perkataan Dazai tadi membuatnya penasaran dan secara diam-diam Chuuya masuk kedalam ruangan tempat Taneda keluar.

Chuuya terkejut saat masuk kedalam ruangan itu karena melihat sosok mantan Agen Intel Port Mafia di dalam sana dengan kondisi terluka parah.

" Doc Glasses.. kau.. kau kenapa bisa begini.. " ujar Chuuya melihat kondisi Ango saat itu.

Dan sepertinya ketua Taneda ingin menyembunyikan kondisi Ango dari publik hingga membuatnya menghidari pertanyaan suaminya itu.

.
.
.
.
.

Melihat Murakoso yang belum sampai juga membuat Taneda menjadi gelisah dengan apa yang dilakukannya. Hingga akhirnya memutuskan untuk menyusul bawahannya itu menuju kantin saat itu juga.

Ditatapnya wajah Ango yang masih belum sadarkan diri itu kemudian menghela napasnya kembali. Taneda menatap resah menunggu Murakoso yang belum juga kembali dari kantin sejak tadi.

" geez kemana saja anak itu.. masa hanya disuruh ke kantin saja lama sekali.. tidak mungkin dia tersesat.. " dengus Taneda menunggu salah satu bawahannya itu.

Taneda lalu keluar dari kamar inap Ango tanpa menyadari jika dibelakangnya ada sosok lain yang sedang mengamati dirinya dalam diam. Langkahnya terhenti saat mendapati sosok Murakoso yang sedang berapa di Post Satpam bersama salah satu anggota Agensi yang tadi ia temui.

" ternyata kau ada disini rupanya.. pantas saja kau lama sekali hanya sekedar pergi ke kantin.." menatap tajam Kunikida " bukankah sudah kukatakan untuk tidak berhubungan dengan anggota Agensi..apa kau sudah lupa itu.. kenapa kau malah bisa bersamanya disini..? " Taneda menatap kesal Murakoso dan membuat gadis itu hanya bisa terdiam.

Kunikida reflek berdiri saat melihat gadis itu dimarahi Pemimpinnya sendiri. " maaf ketua Taneda.. ini bukan salahnya.. sayalah yang sudah mengejar Murakoso-san.. jadi ini murni kesalahan saya.. " ujar Kunikida membungkukan badannya.

Bungou Stray Dogs : Short StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang