Suicide

187 18 0
                                    

Ango berjalan menuju makam Odasaku berada dengan membawa sebuah bunga di tangan kanan dan sebuah kantung plastik ditangan kiri dirinya bersandar batu nisan yang masih kokoh walaupun sudah empat tahun berlalu. Pria itu menatap langit biru diatas sana memandangi awan berarak-arak dengan berbagai macam bentuk abstrak dah bergerak lumayan cepat.

" Odasaku sepertinya aku sudah tidak sanggup lagi.. aku tidak bisa menjalani ini lagi.. jadi aku memilih menyudahi semua.. maaf Odasaku sepertinya aku akan menyusulmu secepatnya.. " gumam pria itu menaikan letak kacamatanya dengan menggunakan jari telunjuk.

Ango memandang jam yang melingkar dipergelangan tangan kirinya. " sudah jam segini.. aku harus kembali.. jadi selamat tinggal Odasaku.. ah maksudku.. tunggu aku sebentar lagi.. " ujar Ango lalu bangun dan pergi meninggalkan Komplek Makam yang berada di pinggir laut Yokohama.

Ango pergi menuju mobilnya untuk kembali ke Apartement miliknya, hari ini ia mengacukan cuti beberapa hari karena merasa tidak enak badan. Tanpa sadar jika dirinya diperhatikan oleh seseorang dibelakang pohon. Didalam mobil Ango selalu merutuki kesalahannya dimasa lalu dan menatap kantung plastik yang ia bawa sebelumnya.

beep.. beep.. beep..

Piiiip

Pintu Apartement milik Ango terbuka dan membuatnya memasuki kamar gelap dan kosong itu. Ango kemudian masuk kedalam kamar mandi dan menutup saluran pembuangan bak disana. Lalu mengisinya hingga penuh.

sruk.. sruk... sruk..

Ango kemudian mengeluarkan semua isi obat tidur yang ia beli lalu menelan semuanya dalam satu tegukan. Saat pandangannya sudah mulai memburam pria itu lalu masuk kedalam bak mandi berisi air dan menenggelamkan dirinya sendiri.

Rasa sakit di paru-parunya mulai dia rasakan saat air sudah mulai memenuhi organ pernapasan dirinya. Kepalanya mulai terasa pusing saat dirinya sudah tidak bisa lagi memasok oksigen kedalam paru-paru.

Mata Ango terbuka dan mendapati dirinya berada di suatu tempat yang tidak ia ketahui. Lalu melihat sesosok pria tinggi berambut merah tua, Oda Sakunosuke. Pria yang terbunuh empat tahun yang lalu atas kesalahan dirinya karena dirinya telah memberikan informasi fatal pada pihak musuh.

" Ango.. kenapa kau kesini.. kau seharusnya tidak disini Ango.. kembalilah ini bukan waktunya kau kemari.. " kata pria itu.

Ango menggelengkan kepalanya. " tidak Odasaku... aku sudah mati jadi wajar jika aku berada disini.. " Ango melangkah maju ke arah pria itu.

" apa kau bunuh diri Ango..!! Jawab aku.. !! " hardik Odasaku membuat langkahnya terhenti.

" ya.. aku melakukan itu.. "

Odasaku nampak marah dan menghajar wajah pria yang ada didepannya itu.
" apa kau sudah kehilangan akalmu Ango.. apa yang kau pikirkan bodoh.. kenapa kau nekat berbuat sejauh ini Ango.." cecar Odasaku mengguncang bahu Ango secara kasar.

Ango membuang mukanya tidak berani menatap sahabatnya itu. " aku sudah putus asa Odasaku.. aku tidak akan pernah bisa berhasil.. jadi lebih baik aku menyerah saja.." balas Ango menepis tangan kawannya itu dari bahunya.

" kau belum mati Ango.. lihatlah tubuhmu sendiri.. "

" apa maksudnya itu Odasaku.. mana mungkin aku -- " ucapan Ango terhenti saat melihat tubuhnya sendiri yang perlahan menghilang.

" belum waktunya kau menyusulku Ango.. "

.
.
.
.
.

Dazai baru saja melarikan diri dari amukan Kunikida yang nyaris saja menghajarnya karena tidak mengerjakan laporan miliknya. Dirinya memilih pergi meminggalkan kantor Agensi dan pergi ke suatu tempat dimana para manusia telah kehabisan waktu miliknya.

Bungou Stray Dogs : Short StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang