enjoy !!! ^^
"Kak, kakak berangkat ngampus sama siapa?" tanya seorang gadis mungil— Park Jihoon kepada kakak kandung perempuan satu-satunya— Park Jimin.
"Sama temen kamu." Balasnya singkat.
Jihoon mencibir, "Tinggal bilang sama pacar aku aja gengsi."
"Karena kamu udah tau, jadi kakak rasa nggak perlu ngasih tau."
"Huh. Omong-omong gimana kak Yoongi?" tanya Jihoon penasaran.
Gerakan Jimin yang akan memasukkan roti kedalam mulutnya pun terhenti, berdehem sekilas sebelum melanjutkan acara sarapannya, "Ya gitu."
"Jawaban yang tidak sesuai dengan yang aku harapkan." Gerutu Jihoon.
Jimin tertawa kecil, "Emang kamu mengharapkan jawaban gimana?"
"Yang panjang dong, kak. Kakak mah gitu, nggak pernah cerita!" kesal Jihoon.
"Lain kali aja deh."
"Ishh." Jihoon melipatkan tangannya didepan dada dan menatap Jimin sangsi, "Kalau aja kak Yoongi itu bukan senior kampus, dari kapan hari pasti udah aku labrak." Lanjutnya.
"Dasar bocah. Udah jangan buat masalah, oke?"
Jihoon mengerucutkan bibirnya kesal, "Iya-iya. Kakak nih."
Tiin... Tiin...
Jimin berdiri dari tempat duduknya, mengusap sekilas pucuk kepala Jihoon, "Kamu dijemput Guanlin kan?"
"Iya, kak. Udah sana buruan berangkat. Kasian pangeran tampannya nunggu lama." Ucap Jihoon dengan nada menggoda.
Jimin mendengus, "Kamu hati-hati nanti. Suruh Guanlin bawa motornya pelan-pelan dan jangan lupa kunci rumah."
Jihoon hanya berdehem malas.
"Kakak duluan."
"Iya kak, hati-hati juga. Sampai ketemu dikampus ya!!!" teriak Jihoon tanpa ada balasan dari Jimin.
Saat didepan rumah...
"Nunggu lama?" tanya Jimin saat sudah memasuki mobil dengan terkekeh pelan.
Sedangkan cowok tampan yang berada dikursi kemudi mobil mendengus sebal, "Iya! Kok kakak lama banget sih?"
Pemuda tampan itu terus saja menggerutu disepanjang perjalanan.
"Maaf."
"Ih, masa cuma kayak gitu ngebujuk pacarnya yang lagi marah?" rengek cowok yang lebih muda setahun dari Jimin— Jeon Jungkook.
"Kamu ngambekan, dih! Aku cari cowok lain, mau? Setidaknya yang nggak ngambekan." sahut Jimin sebal.
"Jangan dong." Jawabnya tegas.
"Udah nggak usah banyak bicara. Fokus nyetir aja." Gumam Jimin.
Jungkook menatap Jimin sekilas, lalu membawa sebelah tangannya yang tidak memegang stir untuk mengusap pelan kepala Jimin, "Iya, sayang."
Hanya sederhana, tapi keduanya otomatis menampakkan senyum bahagia...
^^^
"Kak, tunggu ih! Kecil-kecil kok jalannya cepet banget?"
Jimin yang berjalan didepan Jungkook pun menoleh, "Kamu ngapain ngikutin aku? Kan kelas kamu ada dilantai satu!" tanya Jimin seolah-olah mereka berdua baru saja melakukan aksi ini.
Jungkook yang berhasil mensejajarkan langkahnya dengan Jimin segera menautkan jemari besarnya dengan jemari mungil gadisnya tersebut, "Kan aku mau nganterin kesayanganku kekelasnya yang ada dilantai dua dengan selamat tanpa ada godaan, hambatan, dan ancaman." Meskipun setiap harinya akan mengatakan hal ini, senyumnya selalu melebar dengan tulus.
Jimin pun hanya tersenyum geli, tangannya dibawa mencubit pelan pinggang Jungkook, "Harusnya aku yang bilang gitu ke kamu. Kamu kan masih kecil." Ejek Jimin.
"Eittss, walaupun aku junior kakak. Aku lebih tinggi dari kakak tau." Balas Jungkook dengan mengejek juga.
"Ya kan aku cewek! Dimana-mana ya cowok lebih tinggi!"
"Ya intinya kamu pendek!"
"Kamu belum pernah aku lempar dari gedung berlantai 30 ya?!" kesal Jimin.
Jungkook terkekeh senang, tangannya yang bebas dari genggaman Jimin pun andil dalam mencubiti pipi gembil gadisnya gemas, "Sayang, maaf!"
Jimin memutar bola matanya malas tanpa melepaskan genggaman erat tangan Jungkook.
Jimin akan menaiki tangga menuju lantai dua, letak kelas kedokteran-jurusan Jimin- berada.
"Udah sampai tangga aja. Nanti ketemu lagi sama yang lain waktu istirahat." Ucap jimin dengan melepaskan genggaman Jungkook.
"Padahal hari ini aku pengen nganter kakak kekelas." Jungkook mengerucutkan bibirnya kesal.
"Nggak usah lebay kamu. Sana cepet ke kelas!" Jimin membuat gestur seolah sedang mengusir Jungkook.
"Nggak. Kakak duluan aja yang kekelas. Baru aku pergi."
"Terserah." Kata Jimin dan meninggalkan Jungkook yang masih dilantai dasar dekat tangga.
Yugyeom dan Mingyu— sahabat Jungkook dikelas yang kebetulan baru datang dan akan melewatinya pun berhenti.
"Yang punya pacar mah beda. Pagi-pagi udah cekikikan sendiri." Tegur Yugyeom.
Jungkook menoleh dan menatap mengejek pada kedua sahabatnya tersebut.
"Kita ini apa sih, gyeom? Cuma remahan krupuk." Sahut Mingyu.
"Sirik aja lo berdua. Makanya punya pacar sana. Bye rakyat jelata!" ucap Jungkook dan berlalu pergi.
"SIALAN LO, KOOK!"
^^^
"Wah wah wah. Liat, siapa yang dateng nih temen-temen?"
"Ternyata masih cukup punya muka ya buat sekolah disini?"
"Park Jimin. Cewek beruntung yang pernah dapetin Kim Taehyung dan sekarang jadi pacar sahabat dari Kim Taehyung, Jeon Jungkook!"
"Sama Taehyung gagal, gebet yang lain langsung lah. Mati satu tumbuh seribu, pegangan hidup seorang jalang sekali, kan?"
Jimin hanya diam, raut mukanya sangat datar.
Jimin segera duduk dibangku paling belakang dan segera menyumpal lubang telinganya dengan earphone.
Inilah alasan mengapa Jimin tidak mengizinkan Jungkook untuk mengantarnya. Kalau bersama Jungkook, mereka memang tidak akan mengatakan hal-hal tersebut, tapi Jimin tidak mau menjadi orang lemah yang hanya menghadapi masalah seperti ini saja harus bersembunyi dibelakang Jungkook.
Sreett...
Pemilik bangku yang ada dihadapan Jimin baru saja datang. Dia menyeret kursinya kasar hingga semua orang yang tadi menghina Jimin pun terdiam. Orang tersebut menatap tajam semua penghuni kelas.
"Berisik!" ucapnya penuh penekanan dengan deep voice nya.
Jimin yang berada dibelakangnya menatap punggung tegap itu dengan pandangan yang sulit diartikan.
Taehyung...
gimana? ehe
—yang lagi uas, semangat ya💪🏻💜—
KAMU SEDANG MEMBACA
ᴋᴏᴏᴋᴍɪɴ ɢꜱ (ᴇɴᴅ) ✔
Random-jungkook itu obat jimin- ••• ^^ kookmin ^^ jikook ^^ gs so, enjoyed guys ♥ i hope u like this chingu 💜