#3

1K 110 2
                                    

enjoyyy!!! ^^








"Loh? Lo ngapain disini?" tanya Jungkook saat melihat bukan hanya kekasihnya yang masuk mobil, tetapi adik dari kekasihnya juga— Jihoon.

"NEBENG!!! NGGAK BOLEH?!" balas Jihoon ngegas sambil melotot.

"PAKEK NANYA LAGI! NGGAK BOLEH LAH!"

"KAKAKKK." adu Jihoon pada Jimin.

"DASAR TUKANG NGADU! KELUAR LO SONO!" teriak Jungkook kesal.

"KALO GUE KELUAR, KAK JIMIN JUGA!"

"GUE NGGAK BAKALAN BIARIN JIMIN JALAN SAMA GELANDANGAN KAYAK LO!"

"JUNGKOOK IHH!!!"

Jimin hanya menatap keduanya kesal, nggak bisa ya rukun sehari aja?

"Kalo kalian masih ribut berdua, udah lanjutin aja. Aku mau jalan."

Ancaman Jimin adalah jurus yang paling ampuh memang. Kini Jihoon langsung diam dan Jungkook segera menjalankan mobilnya.

Jimin memijit pelan pangkal hidungnya. Haruskah Jimin membuat list-an yang berisi ancaman untuk jaga-jaga mungkin mereka akan bertengkar lagi? Haruskah?

^^^

"BYE MANUSIA PELIT!!!" teriak Jihoon sambil berlalu.

"NGGAK TAU TERIMA KASIH LO!!!" balas Jungkook teriak juga.

"Kalian nggak capek apa bertengkar terus?" tuhkan Jimin ikutan kesal.

Jungkook menunduk untuk menatap Jimin lalu menyengir, "Nggak tuh, hehe. Mukanya pantes banget buat dibully." gurau Jungkook.

"Itu adik aku ya." Sahut Jimin.

"Bakal jadi adik iparku." Balas Jungkook sambil merangkul bahu Jimin dan berjalan kekelas masing-masing. Tentu saja dengan candaan yang sama seperti kemarin.

^^^

"Baik. Kalian mau pilih kelompok sendiri atau bapak pilihkan?" tanya dosen tersebut yang sering dipanggil Pak Siwon pada anak muridnya.

"Pilih sendiri dong, pak." jawab mereka semua serempak, kecuali Jimin dan Taehyung tentu saja.

Pak Siwon mendengus, "Tanya Taehyung saja deh. Taehyung, gimana?" semua mata mengarah pada Taehyung, tak terkecuali Jimin yang hanya menatap punggungnya.

Kalau mau tau, Taehyung itu mahasiswa kesayangannya.

Taehyung melirik sekitarnya, mereka sedang menatap Taehyung dengan memohon.

"Pilih sendiri aja, pak." Jawabnya dingin.

"Oke. Saya pilihkan!"

Semua murid melotot, tidak percaya.

"PAKKKK!"

"Udah nggak usah protes!"

Semua murid mengumpat dalam hati masing-masing.

Terus tadi kenapa tanya? PHP dosa pak... batin mereka.

"Sekarang, saya akan bacakan kelompoknya."

"Kelompok satu—"

Murid cewek banyak yang protes, karena tidak sesuai keinginan. Pak Siwon hanya menatap mereka sekilas, lalu lanjut membacakan pembagiannya.

"Kelompok tujuh, Jimin dan Taehyung."

Jimin mendongak, kaget.

"Kenapa? Kamu keberatan, –

Jimin bersiap mengangguk, tetapi Pak Siwon melanjutkan ucapannya.

Taehyung?"

Dari tempat Jimin, Taehyung terlihat menggeleng. Artinya, dia tidak keberatan.

Tapi, sejujurnya... Jimin amat sangat keberatan.

^^^

Jungkook baru saja akan melangkahkan kaki keluar kelas untuk menjemput sang kekasih, tetapi panggilan dari sahabat karibnya membuat langkah Jungkook terhenti.

"Kook?" panggil Yugyeum.

"Apa?"

"Lo mau nganterin Jimin pulang?"

Plak.

"Lo siapa sampai manggil-manggil pacar gue cuma nama? Dia masih senior lo btw, jadi harus pakek 'kak'!"

"Jiminnya aja nggak masalah. Dia nggak pantes banget jadi mahasiswa, imut gitu kayak anak SD." Sahut Mingyu juga.

"Bacot sekali lagi lo berdua, gue tabok lo!"

"KASAR!" ucap Yugyeum dan Mingyu barengan.

"Bodo amat." Ketus Jungkook.

"Serius kook! Ck, ni anak." decak Yugyeom.

"Ya iyalah nganterin dulu. Biasanya emang gimana? Punya temen kok bego!"

"Lo lagi pms, hah? Sinting!"

"Lo beneran mau gue tabok, kiming?"

"Tuhkan lo—"

Drrt... Drrt...

Jungkook mengernyit saat mendapati handphonenya bergetar didalam saku celana seragamnya.

Ada panggilan masuk dari tante-nya. Tumben... pikir Jungkook.

Jungkook menempelkan telunjuk tangannya pada bibir guna memberikan isyarat pada temannya untuk diam.

"Halo?"

"..."

"Iya, masih dikampus. Ada apa, tante?"

Dan balasan dari tantenya tersebut, mampu membuat saraf-saraf otot Jungkook menegang.

^^^

"Sayang, maaf ya?"

"Minta maaf kenapa?" bingung Jimin.

"Aku nggak bisa nganterin kamu sekarang." Jawab Jungkook linglung.

"O-oh? Iya nggak papa." Kikuk Jimin.

Jungkook menatap Jimin dengan perasaan bersalah, "Kamu aku anterin dulu aja deh."

"Emang kamu mau kemana?"

"Kemarin malam ayah sama bunda tengkar lagi. Aku baru dapat kabar dari tante, katanya ayah kambuh lagi." Jawab Jungkook pelan.

"Eh, kalau gitu nggak usah. Kamu susul ayah kamu aja cepet."

"Kamu beneran –"

"Iya nggak papa, kook. Aku bukan bocah kalau kamu lupa. Aku juga mau nugas bareng Taehyung. Nanti dari sana, aku mampir jenguk ayah kamu. Share lock, ya?"

Karena terburu-buru, Jungkook hanya mengangguk semangat sambil mengecup kening Jimin sebelum berlalu.

Jimin menghela nafas pasrah.

Jadi, ngerjain tugasnya cuma sama Taehyung dong? Berdua saja di apartement Taehyung?

Oh, tidak.








gimana ini? semalem kelupaan update gegara gakuku liat bities

/hiksrot :(

mo nangis, huhu...

ehm, masih pada sehat kan jantungnyaa?

ᴋᴏᴏᴋᴍɪɴ ɢꜱ (ᴇɴᴅ) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang