19 Ancaman Dan Kemarahan Haris

2.8K 90 4
                                    

Jangan lupa sebelum baca, divote sama dikomen ya.
Selamat membaca😊😊😊

********

Hari ini Haris memutuskan akan mengerjakan pekerjaan kantornya. Sedangkan di kantor sudah ada yang menghandle, yaitu Wahyu.

Sedangkan Haris tengah membaca proposal tentang proyek pembangunannya yang ada diluar Negri. Sehingga membuatnya harus menanganinya sendiri.

Kemungkinan besar, Haris akan berangkat ke luar Negri minggu depan untuk mengecek proyeknya yang tengah dibangun.

Saat sedang fokus meneliti proposal dan dokumen, tiba-tiba pintu ruangannya diketuk hingga membuat fokus Haris terbuyarkan dengan bunyi ketukan pintu.

"Masuk!" titah Haris dengan suara lantangnya.

Sedangkan orang yang mengetuk pintu tersebut adalah Wahyu. Asisten pribadinya sekaligus kaki-tangan kanannya.

Taklama Wahyu pun memasuki ruang kerja Haris dengan membawa beberapa dokumen dari kantor pusatnya.

"Tuan, saya membawakan dokumen yang Anda minta," ujar Wahyu dengan menyerahkan dokumen tersebut ke tangan Haris.

Dengan cepat Haris mengambilnya dan membacanya. "Bagus. Aku suka dengan kinerjamu, Wahyu," ujar Haris dengan mengembangkan senyuman tipisnya.

"Terima kasih, Tuan," ujar Wahyu ikut tersenyum.

Untung si Boss suka. Huffh ... kalau sampai ada yang salah sedikit aja, pasti aku akan kena amuk si Boss, batin Wahyu dengan mengusap dadanya.

Taklama setelah itu Wahyu teringat dengan Tiara yang pergi dengan seorang laki-laki. Iapun dengan ragu menanyakannya dulu pada Haris agar tau yang sebenarnya.

"Ekhem ... oh iya Tuan, ada yang ingin saya tanyakan, Tuan," ujar Wahyu dengan sopan.

Lalu Haris pun menatap Wahyu yang berdiri di depan meja kerjanya.

"Apa yang ingin kau tanyakan, Wahyu?" tanya Haris cepat.

"Maaf Tuan, apakah Nona Tiara ada di Mansion?" tanya Wahyu.

Mendengar nama Tiara disebut membuat Haris terdiam sejenak dan mengingat-ngingat dimana Tiara berada. Lalu tatapannya kini mengarah kearah Wahyu yang juga terdiam.

"Kenapa kau menanyakan Tiara?" tanya Haris dengan menelistik wajah Wahyu.

"Begini Tuan, tadi saya melihat Nona Tiara bersama seorang pria. Mereka pergi menaiki sebuah mobil Tuan," ujar Wahyu memberitahu.

Mendengar Tiara pergi dengan seorang pria membuat rahang Haris mengeras dan giginya terdengar gemeletukan juga tangannya yang terkepal hingga terlihatlah buku-buku jarinya yang memutih.

Glek.

Melihat Tuannya yang seakan marah besar membuat Wahyu menelan salivanya dengan susah payah.

Oh Tuhan ... sepertinya aku salah memberitahu Tuan Haris. Aku semakin yakin, jika taklama lagi akan terjadi perang antara suami-istri. Tuhan ... aku berharap semoga Nona Tiara tidak terjadi apa-apa. Nona, aku berharap padamu agar kau cepat pulang, batin Haris yang terlihat sudah ketar-ketir karena Tuannya pasti akan marah besar.

DENDAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang